
Sri Mulyani, Embusan Isu Utang, dan Retorika Politik
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
26 March 2019 11:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menepis kekhawatiran bahwa kondisi utang Indonesia memprihatinkan atau bahkan berbahaya bagi kondisi fiskal dalam negeri.
Kritikan terkait jumlah utang pemerintah semakin gencar muncul jelang pemilu presiden (pilpres) yang akan berlangsung 17 April mendatang di mana petahana Presiden Joko Widodo ikut berlaga di dalamnya.
"Kekhawatiran terkait utang pemerintah benar-benar sebuah retorika politik," kata Sri Mulyani saat diwawancarai CNBC International di sela-sela sebuah konferensi di Hong Kong, Senin (25/3/2019).
"Bila Anda melihat utang pemerintah Indonesia, jumlahnya masih di bawah 3% PDB (produk domestik bruto) dan fiskal kami tahun lalu bahkan mencatatkan defisit hanya 1,76% dari PDB," ujarnya.
"Anda bisa membandingkannya dengan banyak negara lain di dunia," tegas Sri Mulyani.
Mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu juga mengatakan jelang pemilu tahun ini, target defisit bahkan ditetapkan jauh lebih rendah lagi dibandingkan dua tahun lalu.
Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 ditetapkan 1,84% dari PDB, lebih rendah bila dibandingkan proyeksi defisit tahun lalu sebesar 2,12%.
"Jadi ini benar-benar sebuah kondisi fiskal yang prudent dan mendapatkan banyak perbaikan dalam hal peringkat utang pemerintah," kata Sri Mulyani.
Saksikan pernyataan Sri Mulyani berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(dru) Next Article Ini Daftar Negara Paling Doyan Beri Utangan RI
Kritikan terkait jumlah utang pemerintah semakin gencar muncul jelang pemilu presiden (pilpres) yang akan berlangsung 17 April mendatang di mana petahana Presiden Joko Widodo ikut berlaga di dalamnya.
"Bila Anda melihat utang pemerintah Indonesia, jumlahnya masih di bawah 3% PDB (produk domestik bruto) dan fiskal kami tahun lalu bahkan mencatatkan defisit hanya 1,76% dari PDB," ujarnya.
![]() |
"Anda bisa membandingkannya dengan banyak negara lain di dunia," tegas Sri Mulyani.
Mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu juga mengatakan jelang pemilu tahun ini, target defisit bahkan ditetapkan jauh lebih rendah lagi dibandingkan dua tahun lalu.
Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 ditetapkan 1,84% dari PDB, lebih rendah bila dibandingkan proyeksi defisit tahun lalu sebesar 2,12%.
"Jadi ini benar-benar sebuah kondisi fiskal yang prudent dan mendapatkan banyak perbaikan dalam hal peringkat utang pemerintah," kata Sri Mulyani.
Saksikan pernyataan Sri Mulyani berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(dru) Next Article Ini Daftar Negara Paling Doyan Beri Utangan RI
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular