
Analisis Teknikal
Ada Sinyal Positif, IHSG Hari Ini Berpeluang di Zona Hijau
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
26 March 2019 08:41

Jakarta, CNBC Indonesia - Mengawali Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin mengawali pekan ini dengan koreksi cukup dalam sebesar 1,75% pada level 6.411. Pada hari ini Selasa (26/3/2019), Tim Riset CNBC Indonesia memprediksi IHSG akan menguat.
Tanda-tanda membaiknya kondisi pasar sudah mulai terlihat dan sinyal kenaikan secara teknikal dapat menjadi katalis yang mendorong pergerakan IHSG.
Tiga indeks utama bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) di tutup mulai bervariasi. Dow Jones menguat 0,06%, S&P 500 melemah 0,08%, dan Nasdaq Composite tergelincir 0,07%.
Perdagangan di Wall Street tersebut berlangsung cukup hati-hati, Dow Jones bergerak bolak-baik antara zona hijau dan merah. Investor tampak masih menengok pasar obligasi pemerintah yang sempat mengalami pembalikan imbal hasil (inverted yield).
Mantan gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Janet Yellen, mengatakan pembalikan yield obligasi bertenor 3 bulan dan 10 tahun yang terjadi sejak Jumat lalu bukanlah pertanda resesi.
"AS memang tengah mengalami perlambatan pertumbuhan," ujarnya. Namun perkiraan The Fed bahwa AS akan tumbuh 2,1% dari 3,1% tahun lalu masih mendekati potensi Negeri Paman Sam itu.
"Jadi, ini bukanlah situasi yang berbahaya," kata Yellen. "Jadi, ya, pertumbuhan melambat, namun saya tidak melihat ekonomi melambat ke level yang akan menyebabkan resesi."
Dari dalam negeri, masih terpengaruh kondisi pasar obligasi AS, investor terlihat cukup panik dengan melakukan jual masif "sell off" terutama pada saham sektor keuangan dan konsumer.
Secara teknikal, IHSG berpotensi mengalami penguatan sesaat "technical rebound" karena tekanan dirasa sudah cukup dalam.
Hal ini terlihat dari grafik lilin "candlestick" yang membentuk ekor, pertanda bahwa pada akhir perdagangan terdapat aksi beli para investor pada saham-saham tertentu sehingga pelemahannya berkurang.
Secara momentum ruang penguatan tersebut cukup terbuka, dikarenakan IHSG secara momentum belum memasuki wilayah kejenuhan belinya (overbought).
IHSG berpotensi dibuka dengan penguatan (gap up), serta berpotensi bergerak antara 6.400-6.6.475.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Cukup Sudah 3 Hari Reli, Bagaimana IHSG Esok?
Tanda-tanda membaiknya kondisi pasar sudah mulai terlihat dan sinyal kenaikan secara teknikal dapat menjadi katalis yang mendorong pergerakan IHSG.
Tiga indeks utama bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) di tutup mulai bervariasi. Dow Jones menguat 0,06%, S&P 500 melemah 0,08%, dan Nasdaq Composite tergelincir 0,07%.
Perdagangan di Wall Street tersebut berlangsung cukup hati-hati, Dow Jones bergerak bolak-baik antara zona hijau dan merah. Investor tampak masih menengok pasar obligasi pemerintah yang sempat mengalami pembalikan imbal hasil (inverted yield).
"AS memang tengah mengalami perlambatan pertumbuhan," ujarnya. Namun perkiraan The Fed bahwa AS akan tumbuh 2,1% dari 3,1% tahun lalu masih mendekati potensi Negeri Paman Sam itu.
"Jadi, ini bukanlah situasi yang berbahaya," kata Yellen. "Jadi, ya, pertumbuhan melambat, namun saya tidak melihat ekonomi melambat ke level yang akan menyebabkan resesi."
Dari dalam negeri, masih terpengaruh kondisi pasar obligasi AS, investor terlihat cukup panik dengan melakukan jual masif "sell off" terutama pada saham sektor keuangan dan konsumer.
Secara teknikal, IHSG berpotensi mengalami penguatan sesaat "technical rebound" karena tekanan dirasa sudah cukup dalam.
Hal ini terlihat dari grafik lilin "candlestick" yang membentuk ekor, pertanda bahwa pada akhir perdagangan terdapat aksi beli para investor pada saham-saham tertentu sehingga pelemahannya berkurang.
![]() |
IHSG berpotensi dibuka dengan penguatan (gap up), serta berpotensi bergerak antara 6.400-6.6.475.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Cukup Sudah 3 Hari Reli, Bagaimana IHSG Esok?
Most Popular