Setelah Dihantam Kabar Resesi AS, Wall Street Mulai Bangkit

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
26 March 2019 06:16
Indeks-indeks acuan Wall Street ditutup variatif, Senin (25/3/2019), setelah babak belur akhir pekan lalu akibat kecemasan AS akan dilanda resesi.
Foto: REUTERS/Brendan McDermid
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks-indeks acuan Wall Street ditutup variatif, Senin (25/3/2019), setelah babak belur akhir pekan lalu akibat kecemasan Amerika Serikat (AS) akan dilanda resesi.

Dow Jones Industrial Average mampu naik tipis 0,06%, sementara S&P 500 terkoreksi 0,08%, dan Nasdaq Composite melemah 0,07%.

Hasil ini jauh lebih baik dibandingkan penutupan pada Jumat pekan lalu saat Dow Jones anjlok 1,77%, S&P 500 ambrol 1,89%, dan Nasdaq Composite jatuh 2,5%.

Kecemasan AS akan jatuh ke dalam resesi muncul ketika terjadi inversi antara yield obligasi pemerintah bertenor tiga bulan yang lebih tinggi dibanding tenor 10 tahun. Kurva yield tersebut masih terinversi Senin karena yield obligasi bertenor 10 tahun menyentuh posisi terendahnya sejak Desember 2017.


Inversi antara tenor tiga bulan dan 10 tahun seringkali dijadikan indikator terjadinya resesi setidaknya dalam 18 bulan ke depan.

Investor yang meminta 'jaminan ' lebih tinggi untuk instrumen jangka pendek menggambarkan pembacaan yang suram terhadap kondisi perekonomian dalam waktu dekat.

Pasar saham AS sedikit diselamatkan oleh pernyataan Jaksa Agung William Barr yang menyampaikan hasil penyelidikan Penasihat Khusus Robert Mueller, Minggu, dilansir dari CNBC International. Ia menyatakan penyelidikan itu tidak menemukan bukti yang cukup bahwa kampanye Presiden AS Donald Trump berkolusi dengan Rusia.

Kabar itu membawa kelegaan bagi Wall Street bahwa nantinya tidak akan terjadi impeachment terhadap sang presiden.
(prm) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular