
Mohon Bersabar, IHSG Sedang Hadapi Ujian Resesi AS
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
25 March 2019 13:01

Tanda-tanda awal resesi ekonomi global biasanya melihat pergerakan pada imbal hasil (yield) dari pasar obligasi, terutama pasar obligasi pemerintah. Kemudian yang diajukan acuan adalah obligasi tenor 3 bulan dengan obligasi tenor 10 tahun.
Ketika pergerakan yield dua seri obligasi tersebut menunjukkan terjadinya inversi, maka pelaku pasar memprediksi akan terjadi resesi ekonomi di masa yang akan datang.
Hingga berita ini dimuat, yield surat utang pemerintah AS (US Treasury Bonds) tenor 3 bulan sebasar 2,453%. Sementara tenor 10 tahun lebih rendah yaitu 2,433%, dilansir dari Refinitiv
Hal serupa juga tampak pada surat utang Uni Eropa dan pemerintah Jepang.
Surat utang Uni Eropa jangka waktu 3 bulan mencatatkan imbal hasil negatif yang lebih besar yaitu senilai -0,559%, sedangkan tenor 10 tahun yield ada di -0,019%.
Lalu, surat utang pemerintah Jepang jangka waktu 3 bulan juga mencatatkan imbal hasil negatif yang lebih tinggi yaitu senilai -0,17%, sedangkan tenor 10 tahun yield ada di -0,083%.
Inversi yang dimaksud adalah ketika perolehan imbal hasil obligasi jangka pendek lebih tinggi, dibandingkan jangka panjang, yang berarti investor meminta jaminan yang lebih besar karena besarnya resiko yang kemungkinan dihadapi dalam waktu dekat.
Inversi yield obligasi juga dapat diartikan pasar berekspektasi bahwa pertumbuhan ekonomi saat ini lebih besar dibanding pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang.
Melansir dari Bloomberg, data historis perekonomian dunia menunjukkan bahawa jika sudah terdapat inversi antara yield obligasi tenor 3 bualn dan 10 tahun, maka resesi ekonomi diperkirakan akan datang dalam waktu sekitar 18 bulan.
Melihat tanda-tanda dan proyeksi tersebut, sudah pasti pelaku pasar memilih mundur dari investasi pada instrumen yang beresiko tinggi seperti pasar saham.
TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/hps)
Ketika pergerakan yield dua seri obligasi tersebut menunjukkan terjadinya inversi, maka pelaku pasar memprediksi akan terjadi resesi ekonomi di masa yang akan datang.
Hingga berita ini dimuat, yield surat utang pemerintah AS (US Treasury Bonds) tenor 3 bulan sebasar 2,453%. Sementara tenor 10 tahun lebih rendah yaitu 2,433%, dilansir dari Refinitiv
Surat utang Uni Eropa jangka waktu 3 bulan mencatatkan imbal hasil negatif yang lebih besar yaitu senilai -0,559%, sedangkan tenor 10 tahun yield ada di -0,019%.
Lalu, surat utang pemerintah Jepang jangka waktu 3 bulan juga mencatatkan imbal hasil negatif yang lebih tinggi yaitu senilai -0,17%, sedangkan tenor 10 tahun yield ada di -0,083%.
Inversi yang dimaksud adalah ketika perolehan imbal hasil obligasi jangka pendek lebih tinggi, dibandingkan jangka panjang, yang berarti investor meminta jaminan yang lebih besar karena besarnya resiko yang kemungkinan dihadapi dalam waktu dekat.
Inversi yield obligasi juga dapat diartikan pasar berekspektasi bahwa pertumbuhan ekonomi saat ini lebih besar dibanding pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang.
Melansir dari Bloomberg, data historis perekonomian dunia menunjukkan bahawa jika sudah terdapat inversi antara yield obligasi tenor 3 bualn dan 10 tahun, maka resesi ekonomi diperkirakan akan datang dalam waktu sekitar 18 bulan.
Melihat tanda-tanda dan proyeksi tersebut, sudah pasti pelaku pasar memilih mundur dari investasi pada instrumen yang beresiko tinggi seperti pasar saham.
TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/hps)
Pages
Most Popular