
Waspada Aksi Tersembunyi China, IHSG Mundur 0,06%
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
22 March 2019 12:46

Hari ini, Menteri Perdagangan China mengatakan bahwa Tiongkok akan memberlakukan tindakan anti dumping sementara pada produk baja stainless, baik itu stainless steel billet dan stainless steel plate, dari Uni Eropa, Jepang, Korea Selatan, dan China mulai 23 Maret, dilansir Reuters.
Sebagai informasi dumping adalah politik dagang internasional yang menetapkan harga jual barang ke luar negeri lebih murah dibanding harga jual domestik.
Tujuannya adalah untuk memperluas pangsa pasar luar negeri. Sikap anti-dumping diambil ketika negara importir merasa produk domestik kalah saing dengan produk ekspor sehingga menekan industri dalam negeri.
Keputusan China untuk memberlakukan anti-dumping ke Indonesia menandakan pelaku usaha harus memberikan sejumlah deposit kepada pemerintah China sebagai bentuk ganti rugi. Keputusan ini pastinya semakin menekan pendapatan industri baja tanah air.
Efek pengumuman Tiongkok sudah berimbas ke pasar saham tanah air. Berdasarkan data perdagangan indeks Bursa Efek Indonesia (BEI), sektor industri dasar melemah hingga 0,71% menjadi 909,13 poin, sedangkan sektor industri manufaktur turun 0,26% menjadi 1.655,7 poin.
Lebih lanjut, bom waktu bisa tiba-tiba saja meledak jika ternyata rekan dagang terbesar Indonesia terus bermusuhan.
China nampaknya sudah mengambil langkah preventive jika ternyata nantinya memutuskan untuk mundur dari kesepakatan. Pasalnya bulan ini, Presiden China Xi-Jinping sudah mengunjungi beberapa negara bagian Eropa Tengah dan Timur untuk menjadi pendukungnya dengan menjanjikan proyek infrastruktur dan investasi, dilansir South China Morning Post.
Kekhawatiran China untuk mundur sejatinya beralasan, karena terlalu banyaknya permintaan dari Washington yang menurut pihak Xi Jinping dapat melemahkan kekuatan partai komunis.
Salah satu permintaan Negeri Paman Sam adalah penghilangan subsidi pemerintah ke perusahaan-perusahaan domestik, sehingga perdagangan benar-benar mengikuti mekanisme pasar. Namun, jika ini dilakukan China, maka partai komunis akan kehilangan kekuatannya untuk mengontrol perusahaan raksasa China, dilansir dari Straits Times.
Pelaku pasar sudah mulai menginjak rem, dan memasang mata untuk melihat kejutan apalagi yang akan diberikan Tiongkok.
TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/hps)
Sebagai informasi dumping adalah politik dagang internasional yang menetapkan harga jual barang ke luar negeri lebih murah dibanding harga jual domestik.
Tujuannya adalah untuk memperluas pangsa pasar luar negeri. Sikap anti-dumping diambil ketika negara importir merasa produk domestik kalah saing dengan produk ekspor sehingga menekan industri dalam negeri.
Efek pengumuman Tiongkok sudah berimbas ke pasar saham tanah air. Berdasarkan data perdagangan indeks Bursa Efek Indonesia (BEI), sektor industri dasar melemah hingga 0,71% menjadi 909,13 poin, sedangkan sektor industri manufaktur turun 0,26% menjadi 1.655,7 poin.
Lebih lanjut, bom waktu bisa tiba-tiba saja meledak jika ternyata rekan dagang terbesar Indonesia terus bermusuhan.
China nampaknya sudah mengambil langkah preventive jika ternyata nantinya memutuskan untuk mundur dari kesepakatan. Pasalnya bulan ini, Presiden China Xi-Jinping sudah mengunjungi beberapa negara bagian Eropa Tengah dan Timur untuk menjadi pendukungnya dengan menjanjikan proyek infrastruktur dan investasi, dilansir South China Morning Post.
Kekhawatiran China untuk mundur sejatinya beralasan, karena terlalu banyaknya permintaan dari Washington yang menurut pihak Xi Jinping dapat melemahkan kekuatan partai komunis.
Salah satu permintaan Negeri Paman Sam adalah penghilangan subsidi pemerintah ke perusahaan-perusahaan domestik, sehingga perdagangan benar-benar mengikuti mekanisme pasar. Namun, jika ini dilakukan China, maka partai komunis akan kehilangan kekuatannya untuk mengontrol perusahaan raksasa China, dilansir dari Straits Times.
Pelaku pasar sudah mulai menginjak rem, dan memasang mata untuk melihat kejutan apalagi yang akan diberikan Tiongkok.
TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/hps)
Pages
Most Popular