
Ditopang Rokok Kretek Mesin, Laba HMSP Naik 9% Jadi Rp 13,6 T
tahir saleh, CNBC Indonesia
21 March 2019 19:50

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten rokok PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) mencatatkan laba bersih sepanjang tahun lalu sebesar Rp 13,63 triliun, naik 9,21% dari laba bersih tahun sebelumnya sebesar Rp 12,48 triliun seiring dengan peningkatan pendapatan.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di BEI, Kamis (21/3/2019), penjualan perusahaan naik 7,7% menjadi Rp 106,74 triliun dari tahun sebelumnya Rp 99,09 triliun.
Kendati naik, beban pokok penjualan juga naik menjadi Rp 81,25 triliun, dari tahun sebelumnya Rp 74,88 triliun.
Secara detail, pendapatan terbesar masih dikontribusikan dari pasar lokal. Penjualan Sigaret Kretek Mesin menyumbang paling besar yakni Rp 74,29 triliun, naik dari sebelumnya Rp 66,32 triliun.
Pendapatan terbesar kedua yakni Sigaret Kretek Tangan sebesar Rp 20,61 triliun, naik dari sebelumnya Rp 19,59 triliun, dan ketiga yakni Sigaret Putih Mesin yakni Rp 10,90 triliun, turun dari sebelumnya Rp 12,10 triliun.
Pasar ekspor hanya menyumbang Rp 408 miliar, anjlok dari tahun 2017 sebesar Rp 667,59 miliar.
Data BEI mencatat, saham HMSP ditutup naik 0,27% pada perdagangan Kamis ini (21/3/2019), di level Rp 3.760/saham, dengan kapitalisasi pasar Rp 437,36 triliun. Dalam sepekan terakhir, saham HMSP minus 1,05% dan secara year to date naik 1,35%.
Pada Kamis ini, perusahaan pengendali HM Sampoerna, yakni PT Philip Morris Indonesia resmi melakukan ekspor perdana atas produk rokok premium, Marlboro dan L&M ke pasar bebas pajak (duty free) Jepang.
Tak tanggung-tanggung, perusahaan afiliasi Philip Morris International ini mengekspor sebanyak 9 juta batang rokok.
Ekspor perdana itu ditandai dengan pelepasan satu kontainer ukuran 40 feet yang memuat 9 juta batang rokok yang diproduksi di fasilitas produksi Sigaret Putih Mesin (SPM) di Karawang, Jawa Barat.
(tas/dob) Next Article Omzet Turun & Laba Ambles, HMSP Setia Bagi Dividen Rp 8,5 T
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di BEI, Kamis (21/3/2019), penjualan perusahaan naik 7,7% menjadi Rp 106,74 triliun dari tahun sebelumnya Rp 99,09 triliun.
Kendati naik, beban pokok penjualan juga naik menjadi Rp 81,25 triliun, dari tahun sebelumnya Rp 74,88 triliun.
Pendapatan terbesar kedua yakni Sigaret Kretek Tangan sebesar Rp 20,61 triliun, naik dari sebelumnya Rp 19,59 triliun, dan ketiga yakni Sigaret Putih Mesin yakni Rp 10,90 triliun, turun dari sebelumnya Rp 12,10 triliun.
Pasar ekspor hanya menyumbang Rp 408 miliar, anjlok dari tahun 2017 sebesar Rp 667,59 miliar.
Data BEI mencatat, saham HMSP ditutup naik 0,27% pada perdagangan Kamis ini (21/3/2019), di level Rp 3.760/saham, dengan kapitalisasi pasar Rp 437,36 triliun. Dalam sepekan terakhir, saham HMSP minus 1,05% dan secara year to date naik 1,35%.
Pada Kamis ini, perusahaan pengendali HM Sampoerna, yakni PT Philip Morris Indonesia resmi melakukan ekspor perdana atas produk rokok premium, Marlboro dan L&M ke pasar bebas pajak (duty free) Jepang.
Tak tanggung-tanggung, perusahaan afiliasi Philip Morris International ini mengekspor sebanyak 9 juta batang rokok.
Ekspor perdana itu ditandai dengan pelepasan satu kontainer ukuran 40 feet yang memuat 9 juta batang rokok yang diproduksi di fasilitas produksi Sigaret Putih Mesin (SPM) di Karawang, Jawa Barat.
(tas/dob) Next Article Omzet Turun & Laba Ambles, HMSP Setia Bagi Dividen Rp 8,5 T
Most Popular