
BEI Genjot Perusahaan "Pelat Merah" Masuk Pasar Modal
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
21 March 2019 14:17

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonnesia (BEI) terus mendorong Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan anak usahanya untuk mencatatkan saham.
Direktur Penilaian BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan upaya tersebut terus dilakukan untuk menghadirkan emiten-emiten yang berkualitas. Pasalnya sisi kinerja, BUMN yang sudah tercatat di BEI memiliki kinerja yang cukup baik.
"Kinerja perusahaan BUMN yang sudah melakukan penawaran publik dan tercatat secara performance sangat bagus," kata Nyoman, saat ditemui di BEI, Jakarta, Rabu (21/3/2019).
Meski demikian, lanjut Nyoman, keputusan untuk IPO adalah rencana strategis perusahaan, karena itu keputusan akan kembali kepada pemerintah dalam hal ini Kementerian BUMN. "Keputusannya (IPO) tetap ada di pemerintah," tuturnya.
BEI menyebut sudah ada dua perusahaan BUMN yang siap melantai di bursa dalam waktu dekat. Kedua calon emiten tersebut rencananya adalah anak usaha dari PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).
"Kemarin kita ketemu WIKA, di acara kemarin WIKA paling tidak dua anak perusahaannya akan masuk bursa, yang satu tahun ini yang satu paling lambat di awal tahun depan," imbuh Nyoman.
Adapun calon emiten yang mengajukan pipeline ke BEI pada tahun ini baru sebanyak 14 calon emiten. Bursa menargetkan pada tahun ini diharapkan ada 75 pencatatan efek baru, hal itu sudah termasuk pencatatan saham obligasi dan berbagai bentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK).
"Porsi terbesar masih saham, tidak kurang dari 57 pencapaian kita kemarin (tahun 2018)," tandas Nyoman.
(hps/hps) Next Article Perhatian! Erick Thohir Sebut 12 BUMN Bakal Melantai di Bursa
Direktur Penilaian BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan upaya tersebut terus dilakukan untuk menghadirkan emiten-emiten yang berkualitas. Pasalnya sisi kinerja, BUMN yang sudah tercatat di BEI memiliki kinerja yang cukup baik.
"Kinerja perusahaan BUMN yang sudah melakukan penawaran publik dan tercatat secara performance sangat bagus," kata Nyoman, saat ditemui di BEI, Jakarta, Rabu (21/3/2019).
Meski demikian, lanjut Nyoman, keputusan untuk IPO adalah rencana strategis perusahaan, karena itu keputusan akan kembali kepada pemerintah dalam hal ini Kementerian BUMN. "Keputusannya (IPO) tetap ada di pemerintah," tuturnya.
"Kemarin kita ketemu WIKA, di acara kemarin WIKA paling tidak dua anak perusahaannya akan masuk bursa, yang satu tahun ini yang satu paling lambat di awal tahun depan," imbuh Nyoman.
Adapun calon emiten yang mengajukan pipeline ke BEI pada tahun ini baru sebanyak 14 calon emiten. Bursa menargetkan pada tahun ini diharapkan ada 75 pencatatan efek baru, hal itu sudah termasuk pencatatan saham obligasi dan berbagai bentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK).
"Porsi terbesar masih saham, tidak kurang dari 57 pencapaian kita kemarin (tahun 2018)," tandas Nyoman.
(hps/hps) Next Article Perhatian! Erick Thohir Sebut 12 BUMN Bakal Melantai di Bursa
Most Popular