Dapat Gelar 'Menteri Terbaik', Sri Mulyani Beberkan Prestasi

Iswari Anggit, CNBC Indonesia
21 March 2019 08:55
Sri Mulyani mengingatkan bahwa capaian positif perekonomian Indonesia adalah hasil komitmen dan sinergi pemerintah.
Foto: Srimul: Pertumbuhan Penerimaan Pajak (CNBC Indonesia TV)
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani di berbagai kesempatan selalu mengingatkan bahwa capaian positif perekonomian Indonesia adalah hasil komitmen dan sinergi pemerintah, serta lembaga terkait dalam mendorong ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Sri Mulyani juga menegaskan hal yang terpenting ialah kepercayaan investor terhadap Indonesia meningkat seiring dengan masuknya aliran modal asing baik lewat investasi langsung maupun portofolio (baik saham dan obligasi).

"Investment tumbuh sampai 7% lebih dan ini [pertumbuhan] terkuat sejak era [harga] komoditas yang tertekan. Kami akan terus memperkuat iklim investasi untuk meningkatkan investasi yang masuk," kata Sri Mulyani dalam acara Fitch Ratings di Jakarta, Rabu (20/3/2019).


"Bisa dilihat pula unemployment rate [angka pengangguran] turun, poverty [kemiskinan] terendah sepanjang sejarah Indonesia," kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.

"Perlu diingat ini tahun ketiga saya kembali ke Indonesia, dari defisit, primary balance [keseimbangan primer], tax ratio semua remarkable [berkesan], no wonder Sri Mulyani is the best minister [tak mengherankan Sri Mulyani jadi menteri terbaik]," candanya yang kemudian disambut tepuk tangan.

Sri Mulyani ingin agar masyarakat tahu pemerintah sungguh-sungguh dalam mengelola keuangan negara.


Ke depan, katanya, pemerintah akan terus menjaga defisit APBN tetap di bawah batas aman, yakni 3% dari PDB. Selain itu, pihaknya juga akan mendorong reformasi perpajakan guna meningkatkan penerimaan negara.

"Kami juga akan terus menggunakan kebijakan fiskal untuk mengatasi isu yang sangat penting, seperti SDM, edukasi, kesehatan sampai kemiskinan," tuturnya.

"Tak lupa kami akan terus bangun infrastruktur karena Indonesia adalah negara besar, akses luas dan perlu connectivity."

Data Tim Riset CNBC Indonesia mengungkapkan, 
dari tahun 2015-2018, tingkat pengangguran rata-ratanya berada di angka 5,55%. Bahkan untuk semester yang berakhir pada Februari 2018, tingkat pengangguran hanya sebesar 5,13%, atau merupakan yang paling rendah setidaknya sejak 2005.

Adapun tingkat kemiskinan, berdasarkan data
Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin di Indonesia pada September 2018 mencapai 25,67 juta orang, atau 9,66% dari total penduduk Indonesia.

Dari jumlah itu, 60% di antaranya berada di pedesaan (15,54 juta jiwa), dan 40%berada di perkotaan (10,13 juta jiwa). 
Ini berarti sejak September 2017, jumlah penduduk dengan kategori miskin sudah berkurang sebanyak 908,4 ribu jiwa.



(tas) Next Article Jangan Happy Dulu, Sri Mulyani Ingatkan RI Harus Waspadai Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular