Investor Asing Masuk, Pelemahan IHSG Jadi Terbatas

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
19 March 2019 11:45
Investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp 50 miliar di pasar reguler.
Foto: Kompetisi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand di Bursa Efek Indonesia, Senin (18/2/2019). kompetisi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus bertahan di zona merah pada perdagangan hari ini. Dibuka menguat 0,09%, IHSG justru terperosot dan berbalik melemah terbatas ke level 6.485,01 pada pukul 10:58 WIB atau turun 0,375%.

Akan tetapi, pelemahan IHSG masih dibatasi oleh aksi beli investor asing. Hingga berita ini dimuat, investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp 50 miliar di pasar reguler.

Hingga berita ini dimuat, investor asing mencatatkan aksi beli di emiten BBNI (PT Bank Negara Indonesia Tbk), TLKM (PT Telekomunikasi Indonesia Tbk), BBRI (PT Bank Rakyat Indonesia Tbk), HMSP (PT HM Sampoerna Tbk), dan WTON (PT Wijaya Karya Beton Tbk).

Pada pagi hari, IHSG sempat menguat karena sentimen positif dari Amerika yang sepertinya masih akan mempertahankan suku bunga acuan (Federal Funds Rate) di level 2,25-2,5%. Bahkan ada ruang bagi The Fed untuk menurunkannya ke 2-2,25% dengan peluang 23,2%.

Namun, sentimen positif tersebut gagal bertahan karena kabar buruk dari damai dagang AS-China dan semakin runyamnya proses Brexit.

Perkembangan terbaru damai dagang AS-China yang semakin tidak kondusif membuat pelaku pasar semakin menjauhi instrument beresiko. Bagaimana tidak, pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Xi Jinping diperkirakan akan semakin mundur, dari yang sebelumnya diproyeksikan terjadi April, sekarang justru diproyeksikan Juni.

Dengan negosiasi yang semakin berlarut, tentunya perang dagang pada akhirnya akan terekskalasi sehingga balas membalas bea masuk antara AS dan China akan semakin menekan perekenomian kedua negara.

Belum lagi, perkembangan proses pemisahan Inggris-Uni Eropa memperparah kinerja bursa saham di Benua Kuning, tidak terkecuali Indonesia.

Melansir Reuters, Parlemen Inggris memutuskan bahwa proposal May tidak akan diproses untuk pemungutan suara (voting) jika tidak ada perubahan fundamental di dalamnya. Hal ini senada dengan aturan parlemen dimana proposal yang sama tidak dapat diajukan lebih dari satu kali.

Lebih lanjut, untuk merubah proposal secara fundamental, dibutuhkan waktu yang lebih lama dan kemungkinan Inggris keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan apapun (No-Deal Brexit) menjadi membesar.

Walaupun parlemen sudah menolak diambilnya opsi No-Deal Brexit pada minggu lalu dengan skor 321-278, hal tersebut tidaklah mengikat. Inggris tetap bisa hengkang dari Uni Eropa tanpa kesepakatan. Tidak tercapai-nya kesepakatan tentunya akan berdampak besar pada perekonomian Inggris, yang merupakan salah satu negara dengan perekonomian terbesar.
(dwa/hps) Next Article Asing Masuk Rp 170,5 M, Namun Gagal Selamatkan IHSG

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular