
Ouch, Penguatan Rupiah Tinggal Tersisa 0,04%!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
19 March 2019 09:30

Namun rupiah masih bisa bertahan di zona hijau karena bantuan harga minyak. Pada pukul 09:13 WIB, harga minyak jenis brent dan light sweet masing-masing turun 0,04% dan 0,07%.
Setelah menanjak pekan lalu, sepertinya si emas hitam sedang terserang ambil untung. Maklum dalam sepekan terakhir harga brent sudah naik 1,53% dan light sweet melonjak 3,86%.
Koreksi harga minyak menjadi sentimen positif buat rupiah. Sebab harga minyak yang lebih murah akan menurunkan biaya impor komoditas ini, tentu menguntungkan bagi negara net importir seperti Indonesia.
Dengan penurunan harga minyak, devisa yang 'terbakar' untuk kebutuhan impor bisa dikurangi. Akibatnya, tekanan di neraca perdagangan dan transaksi berjalan (current account) akan mereda sehingga rupiah punya ruang untuk menguat.
Selain itu, dolar AS juga masih terbeban oleh sentimen jelang rapat The Federal Reserves/The Fed. Kemungkinan besar The Fed masih akan menahan suku bunga acuan di 2,25-2,5%. Probabilitasnya mencapai 98,7%, menurut CME Fedwatch.
Tanpa dukungan kenaikan suku bunga acuan, berinvestasi di aset-aset berbasis dolar AS menjadi kurang cuan. Oleh karena itu, arus modal masih akan cenderung menghindari mata uang Negeri Paman Sam meski kalau harganya sudah murah tentu jadi menarik di mata investor.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Setelah menanjak pekan lalu, sepertinya si emas hitam sedang terserang ambil untung. Maklum dalam sepekan terakhir harga brent sudah naik 1,53% dan light sweet melonjak 3,86%.
Dengan penurunan harga minyak, devisa yang 'terbakar' untuk kebutuhan impor bisa dikurangi. Akibatnya, tekanan di neraca perdagangan dan transaksi berjalan (current account) akan mereda sehingga rupiah punya ruang untuk menguat.
Selain itu, dolar AS juga masih terbeban oleh sentimen jelang rapat The Federal Reserves/The Fed. Kemungkinan besar The Fed masih akan menahan suku bunga acuan di 2,25-2,5%. Probabilitasnya mencapai 98,7%, menurut CME Fedwatch.
Tanpa dukungan kenaikan suku bunga acuan, berinvestasi di aset-aset berbasis dolar AS menjadi kurang cuan. Oleh karena itu, arus modal masih akan cenderung menghindari mata uang Negeri Paman Sam meski kalau harganya sudah murah tentu jadi menarik di mata investor.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular