
Bisnis BBM, Laba AKR Corporindo Naik 37% Jadi Rp 1,64 T
tahir saleh, CNBC Indonesia
18 March 2019 16:04

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten distribusi bahan bakar minyak (BBM) PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 37% menjadi Rp 1,64 triliun pada tahun lalu, dibandingkan dengan tahun 2017 sebesar Rp 1,20 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia, laba bersih AKR Corporindo terjadi seiring dengan pendapatan perseroan yang juga naik hingga 29%. Pendapatan naik menjadi Rp 23,55 triliun dari tahun 2017 sebesar Rp 18,29 triliun.
Sebagian besar pendapatan didominasi oleh bisnis perdagangan dan distribusi BBM untuk pihak ketiga. Bisnis ini menyumbang pendapatan Rp 17,14 triliun, naik dari sebelumnya Rp 12,02 triliun.
Pendapatan lain yang cukup memberi porsi besar yakni perdagangan dan distribusi kimia dasar dan lainnya sebesar Rp 5,29 triliun dari sebelumnya Rp 4,55 triliun.
Sisanya dari pendapatan bisnis pabrikan adhesive (perekat) Rp 507,48 miliar dan jasa logistik operasi pelabuhan Rp 266 miliar.
Hanya saja khusus bisnis logistik pelabuhan ini turun dari periode yang sama 2017 yakni Rp 293 miliar.
Pekan lalu, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) kembali menetapkan peringkat idAA- (double A minus) kepada AKRA dan obligasi yang diterbitkan perusahaan. Obligasi tersebut adalah Obligasi Berkelanjutan I Tahun 2017 dan Obligasi I Tahun 2012.
Rating tersebut juga merefleksikan marjin profitabilitas di perusahaan lebih rendah dari yang diproyeksikan. Pasalnya, penjualan lahan kawasan industri, yang menjadi salah satu bisnis perusahaan, lebih lambat dari ekspektasi.
"Peringkat yang diberikan mencerminkan permintaan stabil terhadap bahan bakar minyak di Indonesia, jaringan logistik perusahaan yang ekstensif, arus kas dan likuiditas yang kuat," tulis Pefindo, Jumat (15/3/2019).
Peringkat akan dinaikkan jika AKRA bisa memperbaiki struktur permodalan yang ditunjukkan dengan rasio utang terhadap EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi) kurang dari 2,0 kali secara berkelanjutan.
Rating perusahaan akan lebih baik jika AKRA bisa mempertahankan manajemen biaya yang efisien dalam bisnis distribusi bahan bakar, serta mencapai target penjualan lahan kawasan industri.
Simak bocoran strategi bisnis dari AKR langsung dari dirutnya.
[Gambas:Video CNBC]
(tas/wed) Next Article Saksikan Live! Bos AKR Corporindo Beberkan Strategi 2019
Berdasarkan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia, laba bersih AKR Corporindo terjadi seiring dengan pendapatan perseroan yang juga naik hingga 29%. Pendapatan naik menjadi Rp 23,55 triliun dari tahun 2017 sebesar Rp 18,29 triliun.
Sebagian besar pendapatan didominasi oleh bisnis perdagangan dan distribusi BBM untuk pihak ketiga. Bisnis ini menyumbang pendapatan Rp 17,14 triliun, naik dari sebelumnya Rp 12,02 triliun.
Pendapatan lain yang cukup memberi porsi besar yakni perdagangan dan distribusi kimia dasar dan lainnya sebesar Rp 5,29 triliun dari sebelumnya Rp 4,55 triliun.
Sisanya dari pendapatan bisnis pabrikan adhesive (perekat) Rp 507,48 miliar dan jasa logistik operasi pelabuhan Rp 266 miliar.
Hanya saja khusus bisnis logistik pelabuhan ini turun dari periode yang sama 2017 yakni Rp 293 miliar.
Pekan lalu, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) kembali menetapkan peringkat idAA- (double A minus) kepada AKRA dan obligasi yang diterbitkan perusahaan. Obligasi tersebut adalah Obligasi Berkelanjutan I Tahun 2017 dan Obligasi I Tahun 2012.
Rating tersebut juga merefleksikan marjin profitabilitas di perusahaan lebih rendah dari yang diproyeksikan. Pasalnya, penjualan lahan kawasan industri, yang menjadi salah satu bisnis perusahaan, lebih lambat dari ekspektasi.
"Peringkat yang diberikan mencerminkan permintaan stabil terhadap bahan bakar minyak di Indonesia, jaringan logistik perusahaan yang ekstensif, arus kas dan likuiditas yang kuat," tulis Pefindo, Jumat (15/3/2019).
Peringkat akan dinaikkan jika AKRA bisa memperbaiki struktur permodalan yang ditunjukkan dengan rasio utang terhadap EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi) kurang dari 2,0 kali secara berkelanjutan.
Rating perusahaan akan lebih baik jika AKRA bisa mempertahankan manajemen biaya yang efisien dalam bisnis distribusi bahan bakar, serta mencapai target penjualan lahan kawasan industri.
Simak bocoran strategi bisnis dari AKR langsung dari dirutnya.
[Gambas:Video CNBC]
(tas/wed) Next Article Saksikan Live! Bos AKR Corporindo Beberkan Strategi 2019
Most Popular