Mau Cuan Pekan Depan? Cermati 3 Hal Ini

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
17 March 2019 21:38
Mau Cuan Pekan Depan? Cermati 3 Hal Ini
Foto: Diskusi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand di Bursa Efek Indonesia, Senin (18/2/2019). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasca membukukan penguatan sebesar 1,22% sepanjang pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi mengalami pekan yang penuh tantangan pada pekan depan.

Pasalnya, pelaku pasar akan tergiur untuk mencairkan keuntungan yang sudah mereka dapatkan.

Namun, ada beberapa sentimen yang berpotensi membuat IHSG bisa terus melanjutkan tren positif yang dimulai pada pekan ini.

Tim Riset CNBC Indonesia merangkum sejumlah sentimen yang dimaksud.

AS-Korut Rujuk?
Aura perdamaian AS-Korea Utara berpotensi menjadi angin segar bagi bursa saham Benua Kuning. Dilansir dari Bloomberg, Korea Selatan mengatakan bahwa pihaknya berencana untuk menggelar perbincangan dengan Korea Utara sebagai usaha untuk mendinginkan hubungannya dengan AS.

Pasca pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Vietnam beberapa waktu berakhir tanpa membuahkan kesepakatan apapun, hubungan keduanya memang meregang.

Korea Utara menyalahkan AS atas permintaannya yang "bak gangster" sebagai alasan dibalik mandeknya negosiasi terkait denuklirisasi Korea Utara. Korea Utara juga mengancam untuk menghentikan negosiasi lanjutan dengan AS.

Jika AS-Korea Utara bisa kembali didorong untuk kembali ke meja perundingan, tentulah instrumen berisiko seperti saham berpotensi diuntungkan. Pasalnya, salah satu ketidakpastian besar yang dihadapi dunia yakni perang antara kedua negara bisa menjadi diminimalisir.
Pada hari Selasa pekan ini (12/3/2019), revisi proposal Brexit yang diajukan Perdana Menteri Inggris Theresa May kembali ditolak oleh parlemen. Seperti dilansir CNBC International, hanya terdapat 242 anggota parlemen yang mendukung proposal dari May, sedangkan mayoritas atau 391 anggota parlemen menolak.

Ini jelas merupakan pukulan telak bagi May karena pada pemungutan suara pertama yang digelar bulan Januari, May juga kalah dengan skor 432 melawan 202.

Peluang baru bagi May akan datang pekan depan. Pejabat pemerintahan Inggris mengatakan bahwa pemungutan suara atas proposal Brexit kemungkinan besar kembali digelar pada hari Selasa (19/3/2019).

Democratic Unionist Party (DUP) yang sebelumnya menolak proposal Brexit mengatakan bahwa ada perbincangan yang konstruktif dengan pemerintah.

“Kami melakukan perbincangan yang baik hari ini, perbincangan tersebut akan berlanjut dalam beberapa waktu ke depan. Kami ingin menyetujui sebuah kesepkatan,” papar anggota DUP Nigel Dodds pada hari Jumat (15/3/2019), dikutip dari Bloomberg.

Jika proposal Brexit akhirnya berhasil bisa digolkan, maka May hanya akan meminta Uni Eropa untuk memundurkan tanggal resmi Brexit menjadi 30 Juni dan bukan perpanjangan waktu yang lebih lama yang akan terjadi jika proposal Brexit tak bisa digolkan hingga 20 Maret.

Ketidakpastian terkait Brexit pun tidak akan berlarut-larut sehingga menjadi sentimen positif bagi pasar saham. Pada Kamis (21/3/2019) dini hari waktu Indonesia, The Federal Reserve selaku bank sentral AS akan mengumumkan tingkat suku bunga acuannya yang terbaru. Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 15 Maret 2019, terdapat peluang sebesar 98,7% bahwa The Fed akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan di rentang 2,25%-2,5%.

Selain mengumumkan tingkat suku bunga acuannya yang terbaru, The Fed juga akan merilis dot plot versi terbaru. Sebagai catatan, dot plot merupakan sebuah survei dari para anggota FOMC (Federal Open Market Committee) selaku pengambil keputusan terkait proyeksi mereka atas tingkat suku bunga acuan pada akhir tahun.

Mediandari dot plot terakhir yang dirilis The Fed menunjukkan bahwa akan ada kenaikan suku bunga acuan sebesar 50 bps pada tahun ini. Jika median dari dot plot versi terbaru nantinya menunjukkan kenaikan suku bunga acuan yang lebih lambat atau bahkan tak ada kenaikan sama sekali, Bank Indonesia (BI) akan menjadi memiliki ruang untuk kembali menahan tingkat suku bunga acuannya, yang kemungkinan besar akan direspons positif oleh pasar saham.

Pada Kamis siang atau sore, BI dijadwalkan mengumumkan tingkat suku bunga acuannya yang terbaru.

TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular