
Morgan Stanley Ramal Bunga Acuan BI Turun 75 Bps, Mungkinkah?
Herdaru Purnomo & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
16 March 2019 09:50

Berbicara mengenai defisit transaksi berjalan/Current Account Deficit (CAD), kondisinya memang bisa diekspektasikan akan lebih baik pada tahun ini. Pasalnya, neraca dagang yang merupakan komponen pembentuk transaksi berjalan membukukan defisit yang lebih kecil dalam 2 bulan pertama tahun ini.
Sebagai informasi, sepanjang tahun 2018 CAD tercatat sebesar 2,98% dari PDB, terdalam sejak tahun 2014.
Jika ditotal, neraca dagang Indonesia membukukan defisit senilai US$ 734 juta dalam dua bulan pertama tahun ini, lebih rendah dibandingkan defisit pada dua bulan pertama tahun 2018 yang mencapai US$ 809 juta.
Bahkan, pada Februari 2019 neraca dagang Indonesia membukukan surplus senilai US$ 330 juta, walaupun memang surplus tersebut dihasilkan oleh penurunan impor yang lebih dalam daripada penurunan ekspor. Sepanjang bulan lalu, ekspor terkontraksi 11,33% secara tahunan, sementara impor anjlok hingga 13,98%.
Namun jika berbicara mengenai ruang penurunan suku bunga acuan, defisit neraca dagang yang lebih tipis (yang pada akhirnya berpotensi menipiskan CAD) memang membuka ruang bagi bank sentral untuk melakukan pelonggaran. (ank)
Sebagai informasi, sepanjang tahun 2018 CAD tercatat sebesar 2,98% dari PDB, terdalam sejak tahun 2014.
Jika ditotal, neraca dagang Indonesia membukukan defisit senilai US$ 734 juta dalam dua bulan pertama tahun ini, lebih rendah dibandingkan defisit pada dua bulan pertama tahun 2018 yang mencapai US$ 809 juta.
Namun jika berbicara mengenai ruang penurunan suku bunga acuan, defisit neraca dagang yang lebih tipis (yang pada akhirnya berpotensi menipiskan CAD) memang membuka ruang bagi bank sentral untuk melakukan pelonggaran. (ank)
Next Page
Tergantung Perang Dagang & Brexit
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular