
Pasar Koreksi, SUN Rp 1 T Dilepas Lewat Private Placement
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
14 March 2019 20:44

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menerbitkan surat berharga negara (SBN) seri FR0059 senilai Rp 1 triliun melalui penawaran terbatas (private placement).
Dalam rilisnya hari ini, Kamis (14/3/2019), Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) menyatakan seri yang akan jatuh tempo pada 2027 tersebut dilepas pada tingkat imbal hasil (yield) 7,8%. Seri tersebut memiliki kupon 7% per tahun.
Penerbitan private placement berarti ditawarkan kepada lembaga pemerintah atau swasta dalam jumlah terbatas sehingga langsung dibeli tanpa ditawarkan kepada pihak lain.
Penerbitan tersebut dilakukan ketika pasar obligasi sedang terkoreksi pada 11 Maret.
Hari ini, pasar obligasi sedang menguat, berbalik arah dari koreksi sejak 2 hari terakhir. Penguatan harga surat utang negara (SUN) itu tidak senada dengan koreksi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain.
Data Refinitiv menunjukkan menguatnya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum.
Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun.
Seri acuan yang paling menguat adalah FR0068 yang bertenor 15 tahun dengan penurunan yield 5,9 basis poin (bps) menjadi 8,21%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Tiga seri lain kompak menguat dengan mengalami penurunan yield.
Sumber: Refinitiv
Apresiasi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) masih menguat.
Indeks tersebut naik 0,52 poin (0,21%) menjadi 243,61 dari posisi kemarin 243,09. Apresiasi SBN hari ini juga membuat selisih (spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 520 bps, menyempit dari posisi kemarin 525 bps.
Yield US Treasury 10 tahun naik hingga 2,63% dari posisi kemarin 2,61%.
Terkait dengan pasar US Treasury, saat ini masih terjadi inversi pada tenor 2 tahun-5 tahun, sedangkan inversi pada 3 tahun-5 tahun yang sempat terjadi lagi sudah tidak terlihat hari ini.
Inversi adalah kondisi lebih tingginya yield seri lebih pendek dibanding yield seri lebih panjang.
Inversi tersebut membentuk kurva yield terbalik (inverted yield curve), yang menjadi cerminan investor yang lebih meminati US Treasury seri panjang dibanding yang pendek karena menilai akan terjadi kontraksi jangka pendek, sekaligus indikator adanya potensi tekanan ekonomi bahkan hingga krisis.
Sumber: Refinitiv
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 937,79 triliun SBN, atau 38,06% dari total beredar Rp 2.463 triliun berdasarkan data per 12 Maret.
Angka kepemilikannya masih positif atau bertambah Rp 44,54 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama.
Dari pasar surat utang negara berkembang, penguatan hanya dialami Brasil, Malaysia, Filipina, dan Rusia.
Di negara maju, penguatan hanya dialami pasar OAT Perancis sedangkan pasar yang lain masih terkoreksi.
Sumber: Refinitiv
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/tas) Next Article AS-China Makin Tak Jelas, Reli Harga SUN Berakhir
Dalam rilisnya hari ini, Kamis (14/3/2019), Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) menyatakan seri yang akan jatuh tempo pada 2027 tersebut dilepas pada tingkat imbal hasil (yield) 7,8%. Seri tersebut memiliki kupon 7% per tahun.
Penerbitan private placement berarti ditawarkan kepada lembaga pemerintah atau swasta dalam jumlah terbatas sehingga langsung dibeli tanpa ditawarkan kepada pihak lain.
Hari ini, pasar obligasi sedang menguat, berbalik arah dari koreksi sejak 2 hari terakhir. Penguatan harga surat utang negara (SUN) itu tidak senada dengan koreksi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain.
Data Refinitiv menunjukkan menguatnya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum.
Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun.
Seri acuan yang paling menguat adalah FR0068 yang bertenor 15 tahun dengan penurunan yield 5,9 basis poin (bps) menjadi 8,21%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Tiga seri lain kompak menguat dengan mengalami penurunan yield.
Yield Obligasi Negara Acuan 14 Mar 2019 | |||||
Seri | Jatuh tempo | Yield 13 Mar 2019 (%) | Yield 14 Mar 2019 (%) | Selisih (basis poin) | Yield wajar IBPA 14 Mar'19 |
FR0077 | 5 tahun | 7.452 | 7.434 | -1.80 | 7.3658 |
FR0078 | 10 tahun | 7.861 | 7.838 | -2.30 | 7.8104 |
FR0068 | 15 tahun | 8.269 | 8.21 | -5.90 | 8.1471 |
FR0079 | 20 tahun | 8.352 | 8.312 | -4.00 | 8.2453 |
Avg movement | -3.50 |
Apresiasi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) masih menguat.
Indeks tersebut naik 0,52 poin (0,21%) menjadi 243,61 dari posisi kemarin 243,09. Apresiasi SBN hari ini juga membuat selisih (spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 520 bps, menyempit dari posisi kemarin 525 bps.
Yield US Treasury 10 tahun naik hingga 2,63% dari posisi kemarin 2,61%.
Terkait dengan pasar US Treasury, saat ini masih terjadi inversi pada tenor 2 tahun-5 tahun, sedangkan inversi pada 3 tahun-5 tahun yang sempat terjadi lagi sudah tidak terlihat hari ini.
Inversi adalah kondisi lebih tingginya yield seri lebih pendek dibanding yield seri lebih panjang.
Inversi tersebut membentuk kurva yield terbalik (inverted yield curve), yang menjadi cerminan investor yang lebih meminati US Treasury seri panjang dibanding yang pendek karena menilai akan terjadi kontraksi jangka pendek, sekaligus indikator adanya potensi tekanan ekonomi bahkan hingga krisis.
Yield US Treasury Acuan 14 Mar 2019 | |||||
Seri | Benchmark | Yield 13 Mar 2019 (%) | Yield 14 Mar 2019 (%) | Selisih (Inversi) | Satuan Inversi |
UST BILL 2019 | 3 Bulan | 2.452 | 2.446 | 3 bulan-5 tahun | 0.9 |
UST 2020 | 2 Tahun | 2.453 | 2.469 | 2 tahun-5 tahun | 3.2 |
UST 2021 | 3 Tahun | 2.408 | 2.429 | 3 tahun-5 tahun | -0.8 |
UST 2023 | 5 Tahun | 2.414 | 2.437 | 3 bulan-10 tahun | -18.6 |
UST 2028 | 10 Tahun | 2.61 | 2.632 | 2 tahun-10 tahun | -16.3 |
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 937,79 triliun SBN, atau 38,06% dari total beredar Rp 2.463 triliun berdasarkan data per 12 Maret.
Angka kepemilikannya masih positif atau bertambah Rp 44,54 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama.
Dari pasar surat utang negara berkembang, penguatan hanya dialami Brasil, Malaysia, Filipina, dan Rusia.
Di negara maju, penguatan hanya dialami pasar OAT Perancis sedangkan pasar yang lain masih terkoreksi.
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang | |||
Negara | Yield 13 Mar 2019 (%) | Yield 14 Mar 2019 (%) | Selisih (basis poin) |
Brasil | 8.815 | 8.75 | -6.50 |
China | 3.159 | 3.164 | 0.50 |
Jerman | 0.065 | 0.079 | 1.40 |
Perancis | 0.467 | 0.465 | -0.20 |
Inggris | 1.199 | 1.23 | 3.10 |
India | 7.513 | 7.552 | 3.90 |
Jepang | -0.043 | -0.041 | 0.20 |
Malaysia | 3.856 | 3.853 | -0.30 |
Filipina | 6.27 | 6.247 | -2.30 |
Rusia | 8.47 | 8.46 | -1.00 |
Singapura | 2.203 | 2.214 | 1.10 |
Thailand | 2.53 | 2.55 | 2.00 |
Amerika Serikat | 2.61 | 2.632 | 2.20 |
Afrika Selatan | 8.72 | 8.755 | 3.50 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/tas) Next Article AS-China Makin Tak Jelas, Reli Harga SUN Berakhir
Most Popular