Analisis Teknikal

Parlemen Inggris Tolak No Deal Brexit, Euro & Pound Menguat

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
14 March 2019 16:08
Parlemen Inggris Tolak No Deal Brexit, Euro & Pound Menguat
Foto: Ilustrasi Poundsterling (REUTERS/Leonhard Foeger)
Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang kuat dunia, euro Eropa dan poundsterling Inggris kembali menatap penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Indeks dolar (DXY) yang mengukur kekuatan terhadap enam mata uang kuat dunia, hingga pukul 15:33 WIB kembali terkoreksi 0,02%. Pelemahan tersebut sebagian besar disumbangkan penguatan poundsterling Inggris.

Dalam sidang parlemen Inggris semalam, sebagian besar konstituen menolak No Deal Brexit. Dalam voting tersebut, 321 menolak dalam kondisi apapun kemudian 278 setuju No Deal Brexit.

Investor dapat saja kembali melirik dolar AS karena nilainya secara relatif sudah murah. Dalam sepekan terakhir, Dollar Index sudah anjlok 1,05%. Dolar AS yang sudah 'terdiskon' ini tentu menjadi menarik untuk dikoleksi. 

Sejauh mana situasi tersebut berpengaruh terhadap mata uang Uni Eropa dan Inggris tersebut? Berikut ulasan teknikalnya lebih lanjut:

Melansir kuotasi pasar spot dari MetaTrader 4 yang merupakan penyedia platform transaksi foreign exchange (forex) terkemuka dunia, hingga berita ini dimuat GBP diperdagangkan di level 1.3312/dolar AS, menguat 0,2% dibandingkan posisi penutupan sebelumnya.
Sumber: GBP (refinitiv)
Secara teknikal, poundsterling Inggris (GBP) bergerak cenderung menguat dari lawannya yakni dolar AS. GBP sedang bergerak di atas rata-rata nilainya selama lima hari berturut-turut (moving average/MA5).

Ruang penguatannya masih terbuka, dikarenakan belum memasuki wilayah jenuh belinya (oversold), menurut indikator teknikal stochastic slow yang mengukur tingkat kejenuhan dari pergerakan pasar. Mata uang euro kini diperdagangkan di level 1.1330/dolar AS menggunakan platform aplikasi yang sama. Pelemahan Euro menipis hingga tersisa 0,01% jika dibandingkan posisi pagi tadi di pasar spot.

Sumber: EUR (refinitiv)
Secara teknikal, euro juga cenderung bergerak menguat dibandingkan dolar AS. Posisi euro juga masih bergerak di atas rata-rata nilainya selama lima hari (moving average/MA5).

Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD) mulai membentuk posisi golden cross, atau memiliki kecenderungan naik. Ruang penguatannya cukup terbuka karena euro belum memasuki wilayah jenuh belinya (oversold), berdasarkan indikator teknikal yang mengukur tingkat kejenuhan yakni stochastic slow.


TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Trading Forex: EUR/USD Tembus Pola Channel Down, Potensi Naik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular