
Analisis Teknikal Forex
Obligasi AS Tenor Pendek Banyak Dilepas, Dolar AS Menguat
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
05 December 2018 21:00

Jakarta, CNBC Indonesia - Situasi global dan regional nampak kurang kondusif mendukung penguatan mata uang kuat dunia. Hal ini dicerminkan oleh Indeks dolar (dollar index spot/DXY) yang menguat melawan enam mata uang utama. Saat ini DXY cenderung kembali menguat di posisi 96,87.
Investor mencemaskan adanya risiko tekanan di pasar keuangan, yang tanda-tanda muncul dari imbal hasil (yield) obligasi. Yield untuk obligasi tenor pendek kini lebih tinggi ketimbang tenor panjang.
Pada pukul 05:10 WIB, yield obligasi pemerintah AS tenor 2 tahun adalah 2,79% dan tenor 3 tahun adalah 2,80%. Lebih tinggi dibandingkan tenor 5 tahun yang sebesar 2,7905%.
Yield tenor pendek lebih tinggi dibandingkan tenor panjang sering disebut inverted. Inverted yield menjadi indikator bahwa dalam waktu dekat akan ada tekanan yang besar di pasar keuangan, sebab investor meminta 'jaminan' lebih tinggi untuk memegang obligasi jangka pendek. Artinya risiko dalam jangka pendek lebih besar ketimbang jangka panjang.
Risiko tersebut dicerna oleh pasar sebagai sentimen negatif yang signifikan karena belum pernah terjadi selama 10 tahun terakhir. Melihat hal tersebut, investor pun meninggalkan instrumen berisiko seperti saham dan berpaling ke pelukan aset-aset aman (safe haven).
Tim Riset CNBC Indonesia melakukan analisis secara teknikal terhadap empat mata uang utama yang menghuni DXY tersebut.
Euro Terhadap Dolar AS
Hingga berita ini dimuat, Euro terhadap dolar AS menguat 0,11% di level 1.355. Berdasarkan analisa grafik, dalam jangka pendek posisi euro cenderung menguat terhadap dolar AS.
Hal ini terlihat dari posisinya yang bergerak di atas garis rerata harganya lima hari (moving average/MA5).Ruang kenaikannya juga masih ada, hal ini ditunjukan oleh indikator stochastic slow yang belum menyentuh wilayah jenuh beli (overbought).
Euro terhadap dolar AS berpotensi menguat hingga 1.136 - 1.139 dalam jangka pendek.
Dolar AS Terhadap Yen
Yen Jepang saat ini melemah 0,22% di level 113.02. Berdasarkan analisa grafik, dalam jangka pendek posisi Yen cenderung menguat terhadap dolar AS.
Hal ini terlihat dari posisi dolar AS yang bergerak di bawah garis rerata harganya lima hari (moving average/MA5).
Ruang kenaikannya juga masih ada, hal ini ditunjukan oleh indikator stochastic slow yang belum menyentuh wilayah jenuh beli (overbought).
Penguatan Yen Jepang terhadap dolar AS berpotensi menuju level 112,9 - 112.3 dalam jangka pendek.
Pound Sterling Terhadap Dolar AS
Saat ini Pound Sterling menguat 0,45% di level 1.277. Berdasarkan analisa grafik, dalam jangka pendek posisi Pound cenderung menguat terhadap dolar AS.
Hal ini terlihat dari posisinya yang bergerak di atas garis rerata harganya lima hari (moving average/MA5).
Ruang kenaikannya juga masih ada, hal ini ditunjukan oleh indikator stochastic slow yang belum menyentuh wilayah jenuh beli (overbought).
Penguatan pound inggris terhadap dolar AS berpotensi menuju level 1,281 - 1.285 dalam jangka pendek.
Dolar AS Terhadap Dolar Kanada
Saat ini Dolar Kanada melemah 0,12% di level 1.327. Berdasarkan analisa grafik, dalam jangka pendek posisi dolar kanada cenderung menguat terhadap dolar AS.
Hal ini terlihat dari posisinya yang bergerak di bawah garis rerata harganya lima hari (moving average/MA5).
Ruang kenaikannya cukup lebar, hal ini ditunjukan oleh indikator stochastic slow yang sudah menyentuh wilayah jenuh jualnya (oversold).
Penguatan dolar kanada terhadap dolar AS berpotensi menuju level 1,319 - 1,316 dalam jangka pendek.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam) Next Article Damai Dagang Bikin Dolar Kalah Lawan Mata Uang Utama
Investor mencemaskan adanya risiko tekanan di pasar keuangan, yang tanda-tanda muncul dari imbal hasil (yield) obligasi. Yield untuk obligasi tenor pendek kini lebih tinggi ketimbang tenor panjang.
Pada pukul 05:10 WIB, yield obligasi pemerintah AS tenor 2 tahun adalah 2,79% dan tenor 3 tahun adalah 2,80%. Lebih tinggi dibandingkan tenor 5 tahun yang sebesar 2,7905%.
Risiko tersebut dicerna oleh pasar sebagai sentimen negatif yang signifikan karena belum pernah terjadi selama 10 tahun terakhir. Melihat hal tersebut, investor pun meninggalkan instrumen berisiko seperti saham dan berpaling ke pelukan aset-aset aman (safe haven).
Tim Riset CNBC Indonesia melakukan analisis secara teknikal terhadap empat mata uang utama yang menghuni DXY tersebut.
![]() |
Euro Terhadap Dolar AS
![]() |
Hingga berita ini dimuat, Euro terhadap dolar AS menguat 0,11% di level 1.355. Berdasarkan analisa grafik, dalam jangka pendek posisi euro cenderung menguat terhadap dolar AS.
Hal ini terlihat dari posisinya yang bergerak di atas garis rerata harganya lima hari (moving average/MA5).Ruang kenaikannya juga masih ada, hal ini ditunjukan oleh indikator stochastic slow yang belum menyentuh wilayah jenuh beli (overbought).
Euro terhadap dolar AS berpotensi menguat hingga 1.136 - 1.139 dalam jangka pendek.
Dolar AS Terhadap Yen
![]() |
Hal ini terlihat dari posisi dolar AS yang bergerak di bawah garis rerata harganya lima hari (moving average/MA5).
Ruang kenaikannya juga masih ada, hal ini ditunjukan oleh indikator stochastic slow yang belum menyentuh wilayah jenuh beli (overbought).
Penguatan Yen Jepang terhadap dolar AS berpotensi menuju level 112,9 - 112.3 dalam jangka pendek.
Pound Sterling Terhadap Dolar AS
![]() |
Hal ini terlihat dari posisinya yang bergerak di atas garis rerata harganya lima hari (moving average/MA5).
Ruang kenaikannya juga masih ada, hal ini ditunjukan oleh indikator stochastic slow yang belum menyentuh wilayah jenuh beli (overbought).
Penguatan pound inggris terhadap dolar AS berpotensi menuju level 1,281 - 1.285 dalam jangka pendek.
Dolar AS Terhadap Dolar Kanada
![]() |
Hal ini terlihat dari posisinya yang bergerak di bawah garis rerata harganya lima hari (moving average/MA5).
Ruang kenaikannya cukup lebar, hal ini ditunjukan oleh indikator stochastic slow yang sudah menyentuh wilayah jenuh jualnya (oversold).
Penguatan dolar kanada terhadap dolar AS berpotensi menuju level 1,319 - 1,316 dalam jangka pendek.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam) Next Article Damai Dagang Bikin Dolar Kalah Lawan Mata Uang Utama
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular