
Larangan Terbang Boeing 737 Max 8, Saham Garuda Turun 1,67%
tahir saleh, CNBC Indonesia
14 March 2019 13:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) masuk dalam jajaran saham-saham penekan indeks atau top losers pada perdagangan sesi I hari ini, Kamis (14/3/2019) setelah terkoreksi 1,67% di level Rp 590/saham.
Kendati demikian, data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak awal tahun atau year to date saham Garuda sudah terbang 98%. Bahkan jika dihitugg dalam 6 bulan terakhir, saham Garuda meroket dan memberikan cuan hingga 173%.
Hingga sesi I, saham Garuda ditransaksikan sebesar Rp 11,05 miliar dengan volume perdagangan 18,57 juta saham.
Asing tercatat sudah masuk ke saham Garuda (net buy) mencapai Rp 967,56 miliar di semua pasar.
Sentimen penurunan harga saham Garuda pekan ini tampaknya juga terimbas dengan langkah BUMN penerbangan itu untuk mengkandangkan alias grounding satu unit pesawat Boeing 737 Max 8 pascakecelakaan maut yang dialami Ethiopian Airlines pada Minggu, 10 Maret lalu.
Pesawat yang jatuh adalah jenis yang sama dengan milik Lion Air yang juga bernasib tragis dan jatuh pada 29 Oktober dan menewaskan 189 orang. Jumlah korban meninggal dunia di Ethiopian Airlines mencapai 157 orang.
Garuda memiliki satu unit Boeing 737 MAx 8. Pesawat itu untuk sementara tidak diterbangkan, artinya di saat yang sama ada biaya yang harus dikeluarkan oleh maskapai untuk perawatan.
Namun ekspektasi tetap ada. Prospek bisnis induk usaha PT Citilink Indonesia ini dinilai bakal moncer menyusul ditekennya kerja sama operasi (KSO) Sriwijaya Air Group.
Garuda Indonesia mencatatkan saham perdana atau listing di BEI pada 11 Februari 2011.
Harga penawaran umum alias initial public offering (IPO) di level Rp 750/saham. Saat itu, Garuda menawarkan 6,34 miliar saham dan meraup Rp 4,75 triliun lewat IPO ini. Harga saham Garuda sempat tertinggi di level Rp 630/saham pada 6 Maret lalu.
(tas/hps) Next Article Garuda Indonesia (GIAA) Mau Tambah 8 Pesawat, Keluarkan Kocek Segini
Kendati demikian, data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak awal tahun atau year to date saham Garuda sudah terbang 98%. Bahkan jika dihitugg dalam 6 bulan terakhir, saham Garuda meroket dan memberikan cuan hingga 173%.
Hingga sesi I, saham Garuda ditransaksikan sebesar Rp 11,05 miliar dengan volume perdagangan 18,57 juta saham.
Asing tercatat sudah masuk ke saham Garuda (net buy) mencapai Rp 967,56 miliar di semua pasar.
Sentimen penurunan harga saham Garuda pekan ini tampaknya juga terimbas dengan langkah BUMN penerbangan itu untuk mengkandangkan alias grounding satu unit pesawat Boeing 737 Max 8 pascakecelakaan maut yang dialami Ethiopian Airlines pada Minggu, 10 Maret lalu.
Garuda memiliki satu unit Boeing 737 MAx 8. Pesawat itu untuk sementara tidak diterbangkan, artinya di saat yang sama ada biaya yang harus dikeluarkan oleh maskapai untuk perawatan.
Namun ekspektasi tetap ada. Prospek bisnis induk usaha PT Citilink Indonesia ini dinilai bakal moncer menyusul ditekennya kerja sama operasi (KSO) Sriwijaya Air Group.
Garuda Indonesia mencatatkan saham perdana atau listing di BEI pada 11 Februari 2011.
Harga penawaran umum alias initial public offering (IPO) di level Rp 750/saham. Saat itu, Garuda menawarkan 6,34 miliar saham dan meraup Rp 4,75 triliun lewat IPO ini. Harga saham Garuda sempat tertinggi di level Rp 630/saham pada 6 Maret lalu.
(tas/hps) Next Article Garuda Indonesia (GIAA) Mau Tambah 8 Pesawat, Keluarkan Kocek Segini
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular