Kembali Jadi Top Gainers, Mari Menelusuri Cuan Saham JPFA
13 March 2019 20:06

Peningkatan pendapatan yang hanya 14,9% YoY, tentu bukan faktor utama lonjakan laba bersih perusahaan yang mencapai 133,32% YoY. Tahun 2018, Japfa membuktikan mereka mampu meningkatkan efisiensi biaya perusahaan.
Walaupun perusahaan mencatatkan kenaikan beban pokok penjualan (COGS) hingga 9,03% YoY menjadi Rp 26,80 triliun dari Rp 24,59 triliun, rasionya terhadap pendapatan berkurang. Rasio COGS terhadap pendapatan di tahun 2018 hanya 79%, sedangkan tahun 2017 mencapai 83%.
Lebih lanjut, penurunan rasio ini dapat dicapai Japfa karena di tahun 2018 kapasitas produksi rumah potong ayam mencapai 9,5 juta ekor ayam/bukan dari yang sebelumnya hanya 8,8 juta ekor ayam/bulan. Pabrik produksi olahan daging ayam juga meningkat menjadi 1.560 ton/bulan dari 1.200 ton/bulan.
Penurunan harga jagung yang menjadi bahan baku pakan ternak perusahaan juga punya andil besar. Harga eceran jagung Indonesia pada tahun 2018 lebih rendah jika dibandingkan tahun 2017.
Bahan baku jagung perusahaan juga ada yang impor, akan tetapi Japfa membukukan keuntungan selisih kurs mencapai Rp 7,96 miliar, padahal di 2017 perusahaan rugi kurs sebesar Rp 6,98 miliar. Uniknya, prestasi ini diperoleh saat harga jagung dunia tahun 2018 lebih tinggi dibanding tahun 2018.
Berikut adalah harga eceran jagung di Indonesia dan dunia periode 2017-2018
Jika Japfa dapat terus menjaga kinerja perusahaan seperti tahun 2018, tentu saja investor yakin akan pertumbahan positif emiten tersebut. Belum lagi, tahun 2019 daya beli masyarakat Indonesia diramalkan tetap akan tinggi, karena IKK Februari 2019 masih berada di level 125.1.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dru)
Walaupun perusahaan mencatatkan kenaikan beban pokok penjualan (COGS) hingga 9,03% YoY menjadi Rp 26,80 triliun dari Rp 24,59 triliun, rasionya terhadap pendapatan berkurang. Rasio COGS terhadap pendapatan di tahun 2018 hanya 79%, sedangkan tahun 2017 mencapai 83%.
Lebih lanjut, penurunan rasio ini dapat dicapai Japfa karena di tahun 2018 kapasitas produksi rumah potong ayam mencapai 9,5 juta ekor ayam/bukan dari yang sebelumnya hanya 8,8 juta ekor ayam/bulan. Pabrik produksi olahan daging ayam juga meningkat menjadi 1.560 ton/bulan dari 1.200 ton/bulan.
Penurunan harga jagung yang menjadi bahan baku pakan ternak perusahaan juga punya andil besar. Harga eceran jagung Indonesia pada tahun 2018 lebih rendah jika dibandingkan tahun 2017.
Bahan baku jagung perusahaan juga ada yang impor, akan tetapi Japfa membukukan keuntungan selisih kurs mencapai Rp 7,96 miliar, padahal di 2017 perusahaan rugi kurs sebesar Rp 6,98 miliar. Uniknya, prestasi ini diperoleh saat harga jagung dunia tahun 2018 lebih tinggi dibanding tahun 2018.
Berikut adalah harga eceran jagung di Indonesia dan dunia periode 2017-2018
Jika Japfa dapat terus menjaga kinerja perusahaan seperti tahun 2018, tentu saja investor yakin akan pertumbahan positif emiten tersebut. Belum lagi, tahun 2019 daya beli masyarakat Indonesia diramalkan tetap akan tinggi, karena IKK Februari 2019 masih berada di level 125.1.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dru)
Artikel Selanjutnya