Melemah Sendirian, IHSG ke Titik Terendah Sejak 14 Januari

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
12 March 2019 17:03
Melemah Sendirian, IHSG ke Titik Terendah Sejak 14 Januari
Foto: Pembukaan Perdagangan BEI 2019 (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Membuka hari dengan penguatan sebesar 0,46%, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru mengakhiri perdagangan pada Selasa ini (12/3/2019) dengan pelemahan sebesar 0,2% ke level 6.353,77.

IHSG praktis menjadi satu-satunya indeks saham di kawasan Asia yang membukukan pelemahan, mengantarkannya ke titik terendah dalam nyaris 2 bulan atau sejak 14 Januari silam.



Saham-saham yang berkontribusi signifikan bagi pelemahan IHSG di antaranya PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk/INKP (-7,07%), PT United Tractors Tbk/UNTR (-2,33%), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (-1,47%), PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk/TKIM (-6,19%), dan PT Adaro Energy Tbk/ADRO (-3,82%).

Damai dagang AS-China yang kian terasa membuat instrumen berisiko seperti saham menjadi incaran investor.

Xinhua News Agency melaporkan bahwa Wakil Perdana Menteri China Liu He berbincang melalui sambungan telepon dengan perwakilan AS pada hari ini guna mendiskusikan negosiasi dagang lanjutan kedua negara, seperti dilansir dari Bloomberg.

Dalam perbincangannya dengan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin, Liu juga membahas penulisan kesepakatan dagang kedua negara.


Pemberitaan tersebut lantas mengonfirmasi bahwa kedua negara terus melakukan perbincangan secara intens untuk mencoba mengakhiri perang dagang yang sudah berbulan-bulan terjadi.

Sebelumnya, Beijing menegaskan pihaknya bekerja siang dan malam demi terciptanya kesepakatan dagang dengan AS. Bahkan, China sudah mulai bicara soal menghapus pengenaan bea masuk.

"Bea masuk menurunkan kepercayaan investor dan membuat korporasi menunda investasinya. Sekarang, kedua pihak bekerja keras untuk mencapai kesepakatan. Semua itu bertujuan untuk menghapus bea masuk sehingga perdagangan AS-China menjadi normal kembali," jelas Wakil Menteri Perdagangan China Wang Shouwen, mengutip Reuters.


Sejauh ini, perang dagang yang berkecamuk antar keduanya terlihat jelas sudah menyakiti perekonomian masing-masing.

Di China misalnya, pada Jumat (8/3/2019) ekspor periode Februari 2019 diumumkan terkontraksi sebesar 20,7% secara tahunan, jauh lebih dalam dibandingkan konsensus yang hanya memperkirakan penurunan sebesar 4,8% YoY, seperti dilansir dari Trading Economics. Sementara itu, impor turun hingga 5,2%, juga lebih dalam dari ekspektasi yakni penurunan sebesar 1,4%.

Jika kesepakatan dagang benar bisa dicapai nantinya, tentu perekonomian kedua negara, berikut perekonomian dunia, bisa dipacu untuk melaju lebih kencang.

Lebih lanjut, perkembangan terkait dengan proses perceraian Inggris dan Uni Eropa (Brexit) yang menggembirakan ikut menambah optimisme investor saham.

Perdana Menteri Inggris Theresa May telah berhasil mengamankan revisi kesepakatan Brexit dengan Uni Eropa, seperti dilansir dari Bloomberg.

Revisi yang dimaksud akan memberikan jaminan bahwa klausul backstop, jika diaktifkan, tak akan berlaku selamanya.

Pada intinya, backstop merupakan klausul yang akan diimplementasikan jika Inggris dan Uni Eropa tak bisa menyepakati kesepakatan dagang dalam masa transisi selama 21 bulan setelah Brexit resmi dimulai pada Maret 2019.

Backstop dibuat untuk mencegah adanya hard border antara Irlandia Utara (yang merupakan bagian dari Inggris) dan Irlandia (yang merupakan anggota Uni Eropa).

Backstop sebelumnya menjadi masalah lantaran ada ketidakjelasan mengenai implementasinya. Bisa saja itu diterapkan selamanya, walau nanti Inggris-Uni Eropa berhasil menyepakati kesepakatan dagang.

Melemah Sendirian, IHSG ke Titik Terendah Sejak 14 JanuariFoto: Brexit (Mark Duffy, House of Commons via AP)
Dengan revisi yang kini telah disepakati May dan Uni Eropa, ada harapan bahwa kesepakatan Brexit yang diajukan bisa diterima oleh parlemen, setelah sempat ditolak mentah-mentah beberapa waktu yang lalu.

Alhasil, kekhawatiran terkait No-Deal Brexit alias perpisahan Inggris-Uni Eropa tanpa kesepakatan apapun menjadi sirna, setidaknya untuk saat ini.

Pemungutan suara terkait dengan kesepakatan Brexit yang sudah direvisi akan dilakukan pada Selasa ini waktu setempat.

Aksi ambil untung yang dilakukan investor asing menjadi momok bagi IHSG, sama seperti kemarin. Pada perdagangan kemarin, jual bersih investor asing mencapai Rp 558,6 miliar dan hari ini menyentuh Rp 674,1 miliar.

Besaran jual beli asing ini sejatinya bisa dimaklumi. Pasalnya, bursa saham Indonesia sudah dibanjiri aliran dana investor asing sejak awal tahun.


Terhitung sepanjang tahun ini (hingga penutupan perdagangan kemarin), investor asing telah membukukan beli bersih senilai Rp 11,2 triliun dan IHSG telah menguat 2,78% dalam periode tersebut.

Investor asing begitu gencar melakukan aksi beli di pasar saham sejak awal tahun ini seiring dengan aksi jual besar-besaran yang sudah dilakukan pada tahun 2018.

Sepanjang tahun lalu, sebanyak Rp 50,75 triliun dibawa keluar oleh investor asing dari pasar saham tanah air, seperti dilansir dari laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI).

Tim Riset CNBC Indonesia mengumpulkan data aliran modal investor asing di pasar saham secara tahunan melalui IDX Fact Book yang dipublikasikan oleh BEI. Data yang berhasil dikumpulkan adalah pada periode 2004-2017.





Dari data tersebut terlihat bahwa jual bersih pada tahun lalu merupakan yang terbesar dalam setidaknya 15 tahun.

Selain itu, pasar saham Indonesia juga mengalami sesuatu yang sangat jarang atau mungkin belum pernah dialami sebelumnya: investor asing membukukan jual bersih selama dua tahun berturut-turut.


Prospek damai dagang AS-China yang kian nyata pasca-Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping menyetujui gencatan senjata di Argentina pada akhir tahun lalu membuat investor asing seakan tak kenal lelah berbelanja di pasar saham tanah air pada tahun ini.

Namun memang, segala sesuatu yang berlebihan tidaklah baik. Sudah masuk kelewat banyak dalam waktu yang relatif singkat, kini waktunya investor asing mencairkan keuntungan yang sudah mereka dapatkan.

Sebanyak 5 besar saham yang dilepas investor asing pada perdagangan hari ini adalah PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 216,1 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 168,7 miliar), PT United Tractors Tbk/UNTR (Rp 125,6 miliar), PT Kalbe Farma Tbk/KLBF (Rp 70,6 miliar), dan PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk/INKP (Rp 47,9 miliar).

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular