
Analisis Teknikal
Lelang SUN Jadi Penolong, Rupiah Teruskan Penguatan
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
12 March 2019 12:05

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah kembali menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjelang siang, Selasa (11/3/2019). Hingga pukul 11:00 WIB, rupiah dibanderol Rp 14.240/US$.
Level rupiah sampai hari ini menguat 0,32% dibandingkan penutupan akhir pekan kemarin.
Sentimen positif bagi rupiah datang dari rencana pemerintah yang akan menggelar lelang rutin obligasi. Pemerintah berencana melelang 7 seri surat utang negara (SUN) dengan target indikatif Rp 15 triliun.
Namun pemerintah membuka peluang untuk menaikkan jumlahnya dua kali lipat.
Obligasi pemerintah Indonesia memberikan imbalan yang cukup menggiurkan. Tenor 10 tahun misalnya, pemerintah menawarkan kupon 8,25%. Dengan tingkat inflasi yang sampai Februari di level 2,57% year-on-year (YoY), maka keuntungan riilnya mencapai 5,68%.
Minat investor baik asing maupun lokal untuk berpartisipasi dalam lelang menyebabkan permintaan akan rupiah dapat meningkat. Bertambahnya permintaan tentu menyebabkan rupiah menguat.
Selain itu, rupiah juga terbantu faktor eksternal di mana dolar AS sedang memasuki fase konsolidasi. Pada pukul 10:15 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) mengalami pelemahan 0,18%.
Secara teknikal, rupiah masih tertekan dolar Amerika Serikat (AS) dalam jangka pendek. Dolar AS masih bergerak di atas rata-rata nilainya selama lima hari (moving average five/MA5) meski rupiah terlihat tipiskan pelemahan.
Penguatan dolar AS yang semakin terbatas terlihat dari indikator teknikal bersifat momentum stochastic slow, dolar AS digambarkan telah memasuki wilayah jenuh belinya (overbought). Dengan begitu, rupiah berpotensi mengungguli dolar dan menguat dalam waktu dekat.
Penguatan rupiah dalam waktu dekat ini berpotensi terhalang pada level Rp 14.140 per dolar AS. Level tersebut merupakan penahan penguatan (resistance) bagi rupiah dalam jangka pendek.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/tas) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Level rupiah sampai hari ini menguat 0,32% dibandingkan penutupan akhir pekan kemarin.
Sentimen positif bagi rupiah datang dari rencana pemerintah yang akan menggelar lelang rutin obligasi. Pemerintah berencana melelang 7 seri surat utang negara (SUN) dengan target indikatif Rp 15 triliun.
Obligasi pemerintah Indonesia memberikan imbalan yang cukup menggiurkan. Tenor 10 tahun misalnya, pemerintah menawarkan kupon 8,25%. Dengan tingkat inflasi yang sampai Februari di level 2,57% year-on-year (YoY), maka keuntungan riilnya mencapai 5,68%.
Minat investor baik asing maupun lokal untuk berpartisipasi dalam lelang menyebabkan permintaan akan rupiah dapat meningkat. Bertambahnya permintaan tentu menyebabkan rupiah menguat.
Selain itu, rupiah juga terbantu faktor eksternal di mana dolar AS sedang memasuki fase konsolidasi. Pada pukul 10:15 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) mengalami pelemahan 0,18%.
Secara teknikal, rupiah masih tertekan dolar Amerika Serikat (AS) dalam jangka pendek. Dolar AS masih bergerak di atas rata-rata nilainya selama lima hari (moving average five/MA5) meski rupiah terlihat tipiskan pelemahan.
![]() |
Penguatan dolar AS yang semakin terbatas terlihat dari indikator teknikal bersifat momentum stochastic slow, dolar AS digambarkan telah memasuki wilayah jenuh belinya (overbought). Dengan begitu, rupiah berpotensi mengungguli dolar dan menguat dalam waktu dekat.
Penguatan rupiah dalam waktu dekat ini berpotensi terhalang pada level Rp 14.140 per dolar AS. Level tersebut merupakan penahan penguatan (resistance) bagi rupiah dalam jangka pendek.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/tas) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular