Sentimen Brexit Hentikan Koreksi 8 Hari Pasar Obligasi

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
12 March 2019 11:17
Naiknya harga surat utang negara (SUN) itu tidak senada dengan koreksi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain.
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah menguat pada awal perdagangan hari ini, dan menghentikan tren koreksi harga beruntun yang terjadi sejak 9 hari yang lalu. 

Penguatan terjadi setelah pelaku pasar global mengapresiasi perkembangan dari Brexit, terutama usaha dari Theresa May menemui Presiden Komisi Uni Eropa Jean-Claude Juncker di Strasbourg, Perancis. 

Naiknya harga surat utang negara (SUN) itu tidak senada dengan koreksi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain.  

Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).  

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. 

Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. 

SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. 

Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun. 

Seri acuan yang paling menguat adalah FR0079 yang bertenor 20 tahun dengan penurunan yield 5,2 basis poin (bps) menjadi 8,37%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.   

Yield Obligasi Negara Acuan 12 Mar 2019
SeriJatuh tempoYield 11 Mar 2019 (%)Yield 12 Mar 2019 (%)Selisih (basis poin)Yield wajar IBPA 11 Mar'19
FR00775 tahun7.5437.513-3.007.48
FR007810 tahun7.967.917-4.307.9278
FR006815 tahun8.3568.316-4.008.2926
FR007920 tahun8.4248.372-5.208.3629
Avg movement-4.12
Sumber: Refinitiv 

Penguatan tersebut juga terjadi menjelang lelang rutin yang akan digelar pemerintah siang ini.

Lelang itu akan menawarkan lima seri bunga tetap (fixed rate/FR) dan dua seri pendek dengan target Rp 15 triliun-Rp 30 triliun.
 

Dhian Karyantono, Analis Fixed Income PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, memprediksi nilai permintaan dalam lelang Rp 55 triliun-Rp 70 triliun. 

Di sisi lain, Head of Fixed Income Research PT MNC Sekuritas I Made Adi Saputra memprediksi permintaan akan mencapai Rp 60 triliun-Rp 75 triliun.   

Prediksi Yield Wajar Lelang
Seri SBNMirae Asset Sekuritas IndonesiaMNC Sekuritas
SPN03190613 5.75%-5.9%5.71%-5.81%
SPN12200313 6.05%-6.15%6.03%-6.12%
FR00777.48%-7.55%7.46%-7.56%
FR00787.86%-7.92%7.87%-7.96%
FR00688.29%-8.34%8.25%-8.34%
FR00798.32%-8.37%8.34%-8.43%
FR00768.49%-8.55%8.56%-8.65%
Sumber: Diolah  

Dari pasar surat utang negara berkembang, penguatan hanya terjadi di China sedangkan koreksi masih melanda negara lain. 

Di negara maju, penguatan juga hanya terjadi di pasar gilt Inggris sedangkan negara lain juga terkoreksi. 

Koreksi di pasar obligasi negara maju mencerminkan investor global sedang memburu pasar saham ketika pasar sedang kondusif seperti sekarang. 

Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang
NegaraYield 11 Mar 2019 (%)Yield 12 Mar 2019 (%)Selisih (basis poin)
Brasil8.8958.8950.00
China3.173.163-0.70
Jerman0.0640.0710.70
Perancis0.4730.4730.00
Inggris 1.1791.178-0.10
India7.5047.5120.80
Jepang-0.032-0.0290.30
Malaysia3.8543.8681.40
Filipina6.1626.1620.00
Rusia8.468.460.00
Singapura2.1892.2213.20
Thailand2.522.542.00
Amerika Serikat2.6412.6591.80
Afrika Selatan8.6658.6650.00
Sumber: Refinitiv  


TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article Market Bites: WIKA Siap Galang Dana dari Obligasi dan Sukuk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular