Dari Pole Position, Rupiah Finis di Posisi 3

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
12 March 2019 17:00
Dolar AS Terserang <i>Profit Taking</i>
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Sementara dari sisi eksternal, rupiah diuntungkan karena dolar AS tidak hanya sedang melemah di Asia tetapi juga secara global. Pada pukul 16:31 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback terhadap enam mata uang utama dunia) melemah 0,25%. 

Dolar AS sepertinya sedang memasuki masa konsolidasi karena memang penguatannya sudah cukup pesat. Dalam sebulan terakhir, Dollar Index masih menguat 0,35% dan sejak awal tahun penguatannya adalah 0,83%. 



Berlawanan dengan rupiah, penguatan dolar AS yang tajam ini membuatnya rentan terserang koreksi teknikal. Investor yang sudah mendapat cuan besar tentu akan tertarik untuk mencairkannya, sehingga dolar AS mengalami tekanan jual dan nilainya melemah. 

Kebetulan investor juga sedang berani mengambil risiko karena perkembangan positif dari hubungan AS-China. Kantor berita Xinhua memberitakan bahwa Wakil Perdana Menteri China Liu He telah melakukan pembicaraan via telepon dengan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer. 

Menurut seorang sumber, mereka membicarakan soal sebuah kesepakatan. Tidak ada penjelasan lebih lanjut, tetapi pelaku pasar bisa menduga bahwa kesepakatan yang dimaksud adalah perjanjian untuk mengakhiri perang dagang. 

Damai dagang AS-China menjadi sebuah sentimen yang sangat bisa menggerakkan pasar. Sebab kala dua kekuatan ekonomi terbesar di bumi tidak lagi saling hambat, maka arus perdagangan dan rantai pasok global akan kembali bergeliat. Dunia boleh berharap akan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. 


Lalu juga ada kabar baik seputar dinamika Brexit. Perdana Menteri Inggris Theresa May dan Presiden Komisi Uni Eropa Jean-Claude Juncker menyepakati klausul baru terkait backstop di perbatasan Irlandia Utara-Republik Irlandia. 

Backstop adalah semacam jaminan bahwa tidak ada perlakuan kepabeanan yang ketat di perbatasan kedua negara tersebut. Namun ide ini mendapat tentangan dari parlemen Inggris, karena menilai sama saja dengan Inggris tetap tunduk dengan aturan kepabeanan Uni Eropa. Kedaulatan negara menjadi dipertanyakan. 

Oleh karena itu, May dan Juncker setuju bahwa dalam proposal Brexit yang baru nanti Inggris bisa sewaktu-waktu keluar dari kesepakatan backstop. Dengan begitu, Inggris tidak akan merasa 'terjebak' oleh aturan dari Brussel. 

Pelaku pasar berharap proposal ini bisa disetujui di parlemen Negeri Ratu Elizabeth. Parlemen dijadwalkan menggelar voting pada malam ini waktu Indonesia.  

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular