
Investor Asing Jualan, IHSG Tak Bisa Manfaatkan Momentum
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
11 March 2019 12:50

Di sisi lain, kekhawatiran mengenai perlambatan ekonomi dunia membuat investor enggan untuk masuk ke bursa saham tanah air. Pada hari Jumat lalu (8/3/2018), penciptaan lapangan kerja sektor non-pertanian AS periode Februari diumumkan sebanyak 20.000 saja, sangat jauh di bawah konsensus yang sebanyak 180.000, seperti dilansir dari Forex Factory. Penciptaan lapangan kerja pada bulan lalu menjadi yang terendah sejak September 2017.
Memang, tingkat pengangguran berhasil ditekan ke level 3,8%, dari yang sebelumnya 4%. Namun jika lemahnya penciptaan lapangan kerja berlanjut kedepannya, tingkat pengangguran di AS bisa melonjak.
Mengingat AS merupakan negara dengan perekonomian terbesar di dunia (sekaligus menjadi mitra penting Indonesia dalam hal perdagangan dan investasi), tentu tekanan terhadap perekonomian AS akan membawa dampak bagi perekonomian Indonesia.
Rilis data ini lantas kian mengonfirmasi bahwa perekonomian dunia sedang berada dalam siklus perlambatan. Sebelumnya pada hari Selasa (5/3/2019), pemerintah China memangkas target pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2019 menjadi ke kisaran 6%-6,5%. Sebelumnya, target pertumbuhan ekonomi tahun 2019 dipatok di kisaran 6,5%. Sebagai informasi, perekonomian China tumbuh sebesar 6,6% pada tahun 2018, menjadikannya pertumbuhan paling rendah sejak 1990 silam.
Awan mendung tak hanya menyelimuti perekonomian Asia, namun juga perekonomian Eropa. Pada hari Kamis (7/3/2019), European Central Bank (ECB) memutuskan untuk memangkas habis target pertumbuhan ekonomi Zona Euro untuk tahun ini menjadi 1,1%, dari yang sebelumnya 1,7%. Target pertumbuhan untuk tahun depan juga dipangkas menjadi 1,6%, dari yang sebelumnya 1,7%.
“Kehadiran dari ketidakpastian terkait dengan faktor-faktor geopolitik, ancaman dari proteksionisme, dan kerentanan di negara-negara berkembang nampak telah mempengaruhi sentimen ekonomi (di Zona Euro),” papar Gubernur ECB Mario Draghi dalam konferensi pers usai rapat, mengutip CNBC International. (ank/hps)
Memang, tingkat pengangguran berhasil ditekan ke level 3,8%, dari yang sebelumnya 4%. Namun jika lemahnya penciptaan lapangan kerja berlanjut kedepannya, tingkat pengangguran di AS bisa melonjak.
Mengingat AS merupakan negara dengan perekonomian terbesar di dunia (sekaligus menjadi mitra penting Indonesia dalam hal perdagangan dan investasi), tentu tekanan terhadap perekonomian AS akan membawa dampak bagi perekonomian Indonesia.
Awan mendung tak hanya menyelimuti perekonomian Asia, namun juga perekonomian Eropa. Pada hari Kamis (7/3/2019), European Central Bank (ECB) memutuskan untuk memangkas habis target pertumbuhan ekonomi Zona Euro untuk tahun ini menjadi 1,1%, dari yang sebelumnya 1,7%. Target pertumbuhan untuk tahun depan juga dipangkas menjadi 1,6%, dari yang sebelumnya 1,7%.
“Kehadiran dari ketidakpastian terkait dengan faktor-faktor geopolitik, ancaman dari proteksionisme, dan kerentanan di negara-negara berkembang nampak telah mempengaruhi sentimen ekonomi (di Zona Euro),” papar Gubernur ECB Mario Draghi dalam konferensi pers usai rapat, mengutip CNBC International. (ank/hps)
Next Page
Investor Asing Jualan Rp 157 Miliar
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular