 
					
					
						Jumlah Rig Minyak AS Berkurang, Harga Minyak Terdongkrak
                    Taufan Adharsyah, 
                CNBC Indonesia
    
    11 March 2019 08:58
    
    
        
    
 
                
                    
                    
                    
                    
                                        
                    
                                        
                    
                    Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah pada perdagangan Senin pagi ini (11/3/2019) masih berada di zona hijau.
Hingga pukul 08:30 WIB, harga minyak jenis Brent kontrak Mei naik 0,22% ke posisi US$ 65,87/barel, setelah amblas 0,86% pada perdagangan akhir pekan lalu (8/3/2019).
Adapun harga minyak jenis lightsweet (WTI) kontrak April terangkat 0,36% ke posisi US$ 56,24/barel, setelah terkoreksi 1,09% akhir pekan lalu.
  
  
  
  
Menteri Energi Arab Saudi Khalid Al Falih mengatakan bahwa kebijakan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan aliansinya untuk mengurangi pasokan minyak kemungkinan besar masih akan terus berlanjut pasca Juni 2019.
"Kami akan melihat apa yang akan terjadi bulan April, apabila ada gangguan yang tak terduga di tempat lain," ujar Falih, mengutip Reuters.
Sebagai informasi, OPEC bersama dengan sekutunya akan mengadakan pertemuan pada 17-18 April di Wina.
Selain itu, perusahaan energi, Baker Huges pada hari Jumat (8/3/2019) mengatakan bahwa jumlah rig minyak di Amerika Serikat (AS) yang aktif berproduksi minggu lalu telah berkurang sebanyak 9 unit. Artinya sudah tiga pekan secara beruntun jumlah rig minyak AS selalu menurun.
Alhasil, kekhawatiran banjir pasokan dapat sedikit diredam.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/hps) Next Article Sepekan Melejit 5% Lebih, Harga Minyak Dunia kini Terpeleset
                
            Hingga pukul 08:30 WIB, harga minyak jenis Brent kontrak Mei naik 0,22% ke posisi US$ 65,87/barel, setelah amblas 0,86% pada perdagangan akhir pekan lalu (8/3/2019).
Adapun harga minyak jenis lightsweet (WTI) kontrak April terangkat 0,36% ke posisi US$ 56,24/barel, setelah terkoreksi 1,09% akhir pekan lalu.
Menteri Energi Arab Saudi Khalid Al Falih mengatakan bahwa kebijakan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan aliansinya untuk mengurangi pasokan minyak kemungkinan besar masih akan terus berlanjut pasca Juni 2019.
"Kami akan melihat apa yang akan terjadi bulan April, apabila ada gangguan yang tak terduga di tempat lain," ujar Falih, mengutip Reuters.
Sebagai informasi, OPEC bersama dengan sekutunya akan mengadakan pertemuan pada 17-18 April di Wina.
Selain itu, perusahaan energi, Baker Huges pada hari Jumat (8/3/2019) mengatakan bahwa jumlah rig minyak di Amerika Serikat (AS) yang aktif berproduksi minggu lalu telah berkurang sebanyak 9 unit. Artinya sudah tiga pekan secara beruntun jumlah rig minyak AS selalu menurun.
Alhasil, kekhawatiran banjir pasokan dapat sedikit diredam.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/hps) Next Article Sepekan Melejit 5% Lebih, Harga Minyak Dunia kini Terpeleset
        Tags  
    
    
		Related Articles	
    
        Recommendation
         
    
     
    
    Most Popular
