
Rights Issue Direstui, Bank MNC Bakal Kantongi Rp 206,32 M
Monica Wareza, CNBC Indonesia
08 March 2019 18:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) akhirnya merestui rencana perusahaan untuk melakukan penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.
Perusahaan akan menerbitkan sebanyak 4,12 miliar saham baru Seri B pada Juli tahun ini dengan nilai nominal Rp 50/saham baru sehingga bisa mengantongi Rp 206,32 miliar.
Direktur Keuangan Bank MNC Internasional Hermawan mengatakan penambahan modal ini ditujukan guna mendukung ekspansi kredit tahun ini.
Rencana Penawaran Umum Terbatas VII (PUT VII) dengan HMETD ini sempat terkendala tahun lalu karena kondisi harga saham perusahaan di bawah harga nominal saham saat ini. Namun rencana rights issue kembali didengungkan tahun ini.
"Tujuannya untuk memberikan kredit sehingga kami perlu modal, untuk menambah aset produktif," kata Hermawan usai RUPSLB di MNC Tower, Jakarta, Jumat (8/3).
Selain rights issue, perusahaan juga meminta restu untuk melakukan private placement atau penerbitan saham baru dengan tanpa HMETD, dengan menerbitkan sebanyak 1,89 miliar saham baru atau setara dengan 8,68%.
Aksi korporasi ini menghasilkan dana sebesar Rp 82 miliar yang telah direalisasikan perusahaan tahun lalu.
Dengan demikian, setelah adanya penambahan modal dengan HMETD, komposisi dan struktur permodalan perseroan mengalami perubahan.
Saham Seri A milik PT MNC Kapital akan menjadi sebesar 32,23% dan saham Seri B menjadi 5,73%.
Sementara, saham Seri A milik Marco Prince Corp menjadi 9,19% dan saham Seri B sebesar 1,53% dan saham publik dalam kepemilikan saham Seri A menjadi 37,75% dan saham Seri B menjadi 13,93%.
Kredit 2019
Tahun ini, perusahaan menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 13%, naik dari realisasi penyaluran kredit tahun lalu sebesar 12%. Adapun untuk kredit bermasalah (NPL) net tahun ini di level lebih rendah dari 3%, dari saat ini berada di level 3,48%.
Target penyaluran kredit tahun ini adalah sektor konsumer, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan wholesale.
MNC Bank menargetkan laba bersih senilai Rp 30 miliar. Strateginya adalah dengan menggenjot pertumbuhan kredit yang lebih tersegmentasi. Perseroan akan masuk ke segmen penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) dan melakukan efisiensi dengan menekan biaya operasional.
Selain itu, bank yang dulu bernama Bank ICB Bumiputera ini juga berupaya meningkatkan margin bunga bersih atau net interest margin (NIM).
Pada 2017, NIM perusahaan berada di level 3,4% namun level tersebut meningkat menjadi 4% di akhir 2018. Tahun ini perusahaan menargetkan NIM bisa berada di level yang lebih tinggi dibanding tahun lalu.
(tas) Next Article Saham MNC Bank Melorot 5%, Jangan-jangan Profit Taking
Perusahaan akan menerbitkan sebanyak 4,12 miliar saham baru Seri B pada Juli tahun ini dengan nilai nominal Rp 50/saham baru sehingga bisa mengantongi Rp 206,32 miliar.
Direktur Keuangan Bank MNC Internasional Hermawan mengatakan penambahan modal ini ditujukan guna mendukung ekspansi kredit tahun ini.
Rencana Penawaran Umum Terbatas VII (PUT VII) dengan HMETD ini sempat terkendala tahun lalu karena kondisi harga saham perusahaan di bawah harga nominal saham saat ini. Namun rencana rights issue kembali didengungkan tahun ini.
"Tujuannya untuk memberikan kredit sehingga kami perlu modal, untuk menambah aset produktif," kata Hermawan usai RUPSLB di MNC Tower, Jakarta, Jumat (8/3).
Selain rights issue, perusahaan juga meminta restu untuk melakukan private placement atau penerbitan saham baru dengan tanpa HMETD, dengan menerbitkan sebanyak 1,89 miliar saham baru atau setara dengan 8,68%.
Dengan demikian, setelah adanya penambahan modal dengan HMETD, komposisi dan struktur permodalan perseroan mengalami perubahan.
Saham Seri A milik PT MNC Kapital akan menjadi sebesar 32,23% dan saham Seri B menjadi 5,73%.
Sementara, saham Seri A milik Marco Prince Corp menjadi 9,19% dan saham Seri B sebesar 1,53% dan saham publik dalam kepemilikan saham Seri A menjadi 37,75% dan saham Seri B menjadi 13,93%.
Kredit 2019
Tahun ini, perusahaan menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 13%, naik dari realisasi penyaluran kredit tahun lalu sebesar 12%. Adapun untuk kredit bermasalah (NPL) net tahun ini di level lebih rendah dari 3%, dari saat ini berada di level 3,48%.
Target penyaluran kredit tahun ini adalah sektor konsumer, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan wholesale.
MNC Bank menargetkan laba bersih senilai Rp 30 miliar. Strateginya adalah dengan menggenjot pertumbuhan kredit yang lebih tersegmentasi. Perseroan akan masuk ke segmen penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) dan melakukan efisiensi dengan menekan biaya operasional.
Selain itu, bank yang dulu bernama Bank ICB Bumiputera ini juga berupaya meningkatkan margin bunga bersih atau net interest margin (NIM).
Pada 2017, NIM perusahaan berada di level 3,4% namun level tersebut meningkat menjadi 4% di akhir 2018. Tahun ini perusahaan menargetkan NIM bisa berada di level yang lebih tinggi dibanding tahun lalu.
(tas) Next Article Saham MNC Bank Melorot 5%, Jangan-jangan Profit Taking
Most Popular