
Anjlok 1,16%, IHSG Nyaris ke Titik Terendah dalam 2 Bulan
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
08 March 2019 16:44

Sektor jasa keuangan yang terkoreksi 1,09% menjadi kontributor utama bagi kejatuhan IHSG. Koreksi sektor jasa keuangan terjadi seiring dengan aksi jual atas saham-saham bank BUKU 4: PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) turun 2,86%, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun 2,47%, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 1,42%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 1,28%, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 0,91%.
Kala perekonomian dunia lesu, permintaan atas kredit di dalam negeri akan ikut tertekan sehingga akan mempengaruhi pendapatan dari bank-bank BUKU 4 secara negatif.
Lebih lanjut, pelemahan rupiah juga ikut memantik aksi jual atas saham-saham bank BUKU 4. Hingga sore hari, rupiah melemah 1,2% di pasar spot ke level Rp 14.305/dolar AS.
Dengan ECB yang memperkirakan bahwa tidak akan ada kenaikan suku bunga acuan hingga akhir tahun, praktis The Federal Reserve menjadi satu-satunya bank sentral besar di dunia yang masih mungkin menaikkan suku bunga acuan pada tahun ini. Karena tak memiliki lawan, indeks dolar AS melejit hingga 0,82% pada perdagangan kemarin, menandai penguatan selama 7 hari beruntun.
Perlu diketahui, sebelumnya ECB memperkirakan kenaikan suku bunga acuan sudah bisa dieksekusi mulai pertengahan tahun ini.
Pelemahan rupiah secara begitu signifikan, apalagi jika berlangsung dalam jangka waktu yang lama, tentu berpotensi mendorong naik rasio kredit bermasalah/Non-Performing Loan (NPL) dari bank-bank BUKU 4.
Selain ampuh dalam mendorong aksi jual atas saham-saham bank BUKU 4, pelemahan rupiah juga terbukti ampuh dalam mendorong investor asing melakukan aksi jual di pasar saham tanah air. Hingga akhir perdagangan, investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 609,7 miliar.
5 besar saham yang dilepas investor asing adalah: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 191,2 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 167 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 151 miliar), PT United Tractors Tbk/UNTR (Rp 71,1 miliar), dan PT Matahari Department Store Tbk/LPPF (Rp 58,2 miliar).
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)
Kala perekonomian dunia lesu, permintaan atas kredit di dalam negeri akan ikut tertekan sehingga akan mempengaruhi pendapatan dari bank-bank BUKU 4 secara negatif.
Lebih lanjut, pelemahan rupiah juga ikut memantik aksi jual atas saham-saham bank BUKU 4. Hingga sore hari, rupiah melemah 1,2% di pasar spot ke level Rp 14.305/dolar AS.
Perlu diketahui, sebelumnya ECB memperkirakan kenaikan suku bunga acuan sudah bisa dieksekusi mulai pertengahan tahun ini.
Pelemahan rupiah secara begitu signifikan, apalagi jika berlangsung dalam jangka waktu yang lama, tentu berpotensi mendorong naik rasio kredit bermasalah/Non-Performing Loan (NPL) dari bank-bank BUKU 4.
Selain ampuh dalam mendorong aksi jual atas saham-saham bank BUKU 4, pelemahan rupiah juga terbukti ampuh dalam mendorong investor asing melakukan aksi jual di pasar saham tanah air. Hingga akhir perdagangan, investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 609,7 miliar.
5 besar saham yang dilepas investor asing adalah: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 191,2 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 167 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 151 miliar), PT United Tractors Tbk/UNTR (Rp 71,1 miliar), dan PT Matahari Department Store Tbk/LPPF (Rp 58,2 miliar).
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular