
Habis Kalahkan PSG Saham MU Malah Anjlok 1,25%, Kok Bisa?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 March 2019 09:03

Jakarta, CNBC Indonesia - Dramatis! Itu adalah kata yang tepat untuk menggambarkan pertandingan Paris St Germain (Prancis) versus Manchester United (Inggris) di Liga Champions Eropa, dini hari tadi waktu Indonesia.
Di leg I yang dihelat di kandang United, Stadion Old Trafford, Setan Merah justru kalah 0-2 oleh Kylian Mbappe dan kolega. Oleh karena itu, butuh kerja keras (plus keberuntungan) agar bisa lolos dari hadangan PSG di leg II.
Bermain di kandang PSG, Stadion Parc des Princes, United butuh sampai menit terakhir pertandingan untuk memastikan boarding pass ke babak 8 besar. Dengan bantuan teknologi Video Assistant Referee (VAR), United sah memperoleh hadiah tendangan penalti setelah Presnel Kimpembe kedapatan menyentuh bola di kotak terlarang.
Marcus Rashford yang mengambil tendangan 12 pas itu sukses menaklukkan kiper legendaris Gianluigi Buffon. Skor akhir adalah PSG 1, United 3. Agregat sebenarnya seimbang 3-3, tetapi United menceploskan gol tandang lebih banyak.
"Kami selalu percaya, itu intinya. Kami menyusun rencana, dan rencana itu adalah secepat mungkin mencetak gol pertama," kata Ole Gunnar Solskjaer, Manajer United, dikutip dari Reuters.
Kemenangan United melanjutkan apa yang dilakukan Ajax Amsterdam sehari sebelumnya. Kalah 1-2 melawan Real Madrid di kandang sendiri (Amsterdam Arena), Frenkie de Jong cs sukses menekuk jawara Eropa 13 kali di Estadio Santiago Bernabeu dengan skor telak 1-4.
Meski hasil dramatis itu meloloskan United ke babak 8 besar, tetapi sepertinya tidak menggugah hati investor. Pada Kamis (7/3/2019), saham United yang dicatatkan di bursa saham New York malah anjlok 1,25% saat penutupan pasar.
Kok bisa?
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Padahal partisipasi di Liga Champions Eropa adalah jaminan duit. Di fase grup saja, klub sudah memperoleh subsidi EUR 15,25 juta (Rp 242,94 miliar) dari Federasi Sepak Bola Eropa (EUFA). Ditambah lagi bonus EUR 2,7 juta (Rp 43,92 miliar) kalau menang dan EUR 900.000 (Rp 14,34 miliar) untuk hasil imbang.
Begitu lolos dari fase grup, hadiah ditambah EUR 9,5 juta (Rp 151,34 miliar) lagi. Kemudian kalau lolos ke babak 8 besar alias perempat final, ada tambahan bonus EUR 10,5 juta (Rp 167,3 miliar). Artinya sepanjang keikutsertaan United di Liga Champions Eropa musim ini, uang yang masuk ke kas klub mencapai EUR 44,25 juta (Rp 705,08 miliar).
Jika United melangkah lebih jauh ke babak semifinal, ada tambahan hadiah EUR 12 juta (Rp 191,2 miliar). Kemudian kalau sampai menjadi finalis, hadiahnya ditambah EUR 15 juta (Rp 239,01 miliar), plus andai juara mendapat tambahan EUR 4 juta (Rp 63,73 miliar).
Jadi, Liga Champions Eropa memang sebuah 'tambang uang' yang menguntungkan. Partisipasi di kompetisi antar klub nomor 1 di Eropa ini sudah pasti menaikkan laba klub.
Namun mengapa investor justru melepas saham United saat prospek kenaikan laba di depan mata?
Mungkin setidaknya ada dua penyebab. Pertama adalah ambil untung (profit taking). Sejak awal awal tahun hingga hari ini, saham United sudah melonjak 3,79%. Oleh karena itu, wajar apabila investor mulai tergoda untuk mencairkan cuan.
Alasan kedua adalah peluang keikutsertaan United di Liga Champions Eropa musim depan yang masih bisa 'digoyang'. Saat ini United menempati peringkat empat di klasemen Liga Primer Inggris, posisi terakhir untuk jatah ke Liga Champions Eropa.
[Gambas:Twitter]
Namun posisi itu belum aman karena hanya berselisih 1 poin dengan Arsenal di peringkat ke-5. United bisa terlempar dari posisi 4 besar, karena di sisa musim masih berhadapan dengan lawan-lawan tangguh seperti Arsenal, Manchester City, dan Chelsea.
Pelaku pasar mungkin sedang wait and see, menunggu sampai United benar-benar bisa mengamankan posisi di 4 besar. Jika selisih poin di klasemen dengan klub di bawahnya sudah cukup lebar dan sulit terkejar, maka bisa jadi investor akan kembali berburu saham Setan Merah karena prospek cuan musim depan seiring keikutsertaan di Liga Champions Eropa.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Laba MU Naik Nyaris 14% Tapi Sahamnya Anjlok 4%, Why...?
Di leg I yang dihelat di kandang United, Stadion Old Trafford, Setan Merah justru kalah 0-2 oleh Kylian Mbappe dan kolega. Oleh karena itu, butuh kerja keras (plus keberuntungan) agar bisa lolos dari hadangan PSG di leg II.
Bermain di kandang PSG, Stadion Parc des Princes, United butuh sampai menit terakhir pertandingan untuk memastikan boarding pass ke babak 8 besar. Dengan bantuan teknologi Video Assistant Referee (VAR), United sah memperoleh hadiah tendangan penalti setelah Presnel Kimpembe kedapatan menyentuh bola di kotak terlarang.
"Kami selalu percaya, itu intinya. Kami menyusun rencana, dan rencana itu adalah secepat mungkin mencetak gol pertama," kata Ole Gunnar Solskjaer, Manajer United, dikutip dari Reuters.
Kemenangan United melanjutkan apa yang dilakukan Ajax Amsterdam sehari sebelumnya. Kalah 1-2 melawan Real Madrid di kandang sendiri (Amsterdam Arena), Frenkie de Jong cs sukses menekuk jawara Eropa 13 kali di Estadio Santiago Bernabeu dengan skor telak 1-4.
Meski hasil dramatis itu meloloskan United ke babak 8 besar, tetapi sepertinya tidak menggugah hati investor. Pada Kamis (7/3/2019), saham United yang dicatatkan di bursa saham New York malah anjlok 1,25% saat penutupan pasar.
Kok bisa?
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Padahal partisipasi di Liga Champions Eropa adalah jaminan duit. Di fase grup saja, klub sudah memperoleh subsidi EUR 15,25 juta (Rp 242,94 miliar) dari Federasi Sepak Bola Eropa (EUFA). Ditambah lagi bonus EUR 2,7 juta (Rp 43,92 miliar) kalau menang dan EUR 900.000 (Rp 14,34 miliar) untuk hasil imbang.
Begitu lolos dari fase grup, hadiah ditambah EUR 9,5 juta (Rp 151,34 miliar) lagi. Kemudian kalau lolos ke babak 8 besar alias perempat final, ada tambahan bonus EUR 10,5 juta (Rp 167,3 miliar). Artinya sepanjang keikutsertaan United di Liga Champions Eropa musim ini, uang yang masuk ke kas klub mencapai EUR 44,25 juta (Rp 705,08 miliar).
Jika United melangkah lebih jauh ke babak semifinal, ada tambahan hadiah EUR 12 juta (Rp 191,2 miliar). Kemudian kalau sampai menjadi finalis, hadiahnya ditambah EUR 15 juta (Rp 239,01 miliar), plus andai juara mendapat tambahan EUR 4 juta (Rp 63,73 miliar).
Jadi, Liga Champions Eropa memang sebuah 'tambang uang' yang menguntungkan. Partisipasi di kompetisi antar klub nomor 1 di Eropa ini sudah pasti menaikkan laba klub.
Namun mengapa investor justru melepas saham United saat prospek kenaikan laba di depan mata?
Mungkin setidaknya ada dua penyebab. Pertama adalah ambil untung (profit taking). Sejak awal awal tahun hingga hari ini, saham United sudah melonjak 3,79%. Oleh karena itu, wajar apabila investor mulai tergoda untuk mencairkan cuan.
Alasan kedua adalah peluang keikutsertaan United di Liga Champions Eropa musim depan yang masih bisa 'digoyang'. Saat ini United menempati peringkat empat di klasemen Liga Primer Inggris, posisi terakhir untuk jatah ke Liga Champions Eropa.
[Gambas:Twitter]
Namun posisi itu belum aman karena hanya berselisih 1 poin dengan Arsenal di peringkat ke-5. United bisa terlempar dari posisi 4 besar, karena di sisa musim masih berhadapan dengan lawan-lawan tangguh seperti Arsenal, Manchester City, dan Chelsea.
Pelaku pasar mungkin sedang wait and see, menunggu sampai United benar-benar bisa mengamankan posisi di 4 besar. Jika selisih poin di klasemen dengan klub di bawahnya sudah cukup lebar dan sulit terkejar, maka bisa jadi investor akan kembali berburu saham Setan Merah karena prospek cuan musim depan seiring keikutsertaan di Liga Champions Eropa.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Laba MU Naik Nyaris 14% Tapi Sahamnya Anjlok 4%, Why...?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular