Baru Kemarin Sore Menguat, Eh Rupiah Loyo Lagi

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
06 March 2019 08:36
Semenanjung Korea Panas Lagi?
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia)
Selain keperkasaan dolar AS, mata uang Asia (termasuk rupiah) terbeban karena kabar kurang enak terkait hubungan AS-Korea Utara. Kedua negara meninggalkan perundingan di Vietnam dengan tangan hampa.  

AS meminta Korea Utara melakukan denuklirisasi penuh sebelum sanksi dicabut. Namun Korea Utara hanya menyanggupi penutupan sebagian fasilitas pengembangan nuklir Yongbyon. 


Selepas kejadian di Vietnam, hubungan Washington-Pyongyang agak mendingin. Kini datang kabar mengejutkan dari John Boltin, Penasihat Keamanan Gedung Putih. 

"Jika mereka tidak mau melakukan itu (denuklirisasi), maka sikap Bapak Presiden sudah sangat jelas. Mereka tidak akan mendapatkan keringanan sanksi ekonomi. Justru kami akan mempertimbangkan untuk menambah sanksi," tegas Bolton dalam wawancara dengan Fox Business Network, dikutip dari Reuters. 

Dinamika ini membuat investor agak cemas. Sebab, prospek damai di Semenanjung Korea menjadi penuh tanda tanya. 

Jika AS jadi menambah sanksi dan Korea Utara tidak terima, maka bukan tidak mungkin membuat Pemimpin Kim Jong Un murka. Senjata nuklir akan kembali dikembangkan dan serangkaian uji coba misil akan digelar kembali. Suasana Semenanjung Korea akan kembali memanas, dan menjadi risiko besar di pasar keuangan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular