
Analisis Teknikal
Minim Katalis, IHSG Masih akan Berkubang di Zona Merah
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
06 March 2019 08:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi dua hari beruntun sebesar 0,73% pada level 6.441, Selasa (5/3/2019). Aksi jual investor asing yang cukup besar membuat IHSG terjebak dalam jurang pelemahan cukup dalam, dikarenakan aksi obral asing menyasar ke saham-saham big cap.
Berdasarkan sentimen pasar dan hasil analisis secara teknikal, Tim Riset CNBC Indonesia memprediksi IHSG pada hari ini akan bergerak variatif cenderung kembali melemah.
Bursa wallstreet Amerika Serikat (AS) pagi tadi di tutup melemah, hal ini berpotensi memberikan hawa kurang positif bagi pasar saham Asia. Dow Jones kembali turun 0,05%, S&P 500 melemah 0,11%, dan Nasdaq Composite berkurang 0,02%.
Pasar masih mencermati hubungan AS-China. Mike Pompeo, Menteri Luar Negeri AS, menyatakan Presiden Donald Trump bisa saja membatalkan kesepakatan dagang dengan China jika hasilnya tidak menguntungkan.
"Perkembangan (perundingan dengan China) memang baik, tetapi harus benar. Ini harus berguna bagi AS, jika tidak maka akan kami paksakan terus. Kami akan mencoba mendapatkan hasil yang baik, saya percaya itu bisa," lanjutnya, seperti dikutip dari Reuters.
Dari dalam negeri, aksi obral saham oleh investor asing pada perdagangan kemarin menjadi momok tersendiri bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sehingga harus terkoreksi. Asing mencatatkan jual bersih (net sell) cukup tinggi sebesar Rp 1,1 triliun di pasar reguler.
Selama sepekan, asing juga sudah mencatatkan net sell Rp 3,42 triliun juga di pasar reguler. Oleh karena itu pergerakan investor asing perlu diperhatikan karena akan cukup mempengaruhi IHSG.
Secara teknikal, IHSG mulai memasuki fase penurunan jangka pendek. Penurunan IHSG. Pola bintang malam (evening star) pada grafik candle stick menunjukkan IHSG bergerak menuju pelemahan.
IHSG juga masih cenderung tertekan dalam jangka pendek, indeks masih bergerak di bawah rata-rata nilainya selama lima hari (moving average/MA5).
Ruang pelemahan masih terbuka mengingat indeks belum memasuki wilayah jenuh jual (oversold), berdasarkan indikator teknikal stochastic slow.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham
Berdasarkan sentimen pasar dan hasil analisis secara teknikal, Tim Riset CNBC Indonesia memprediksi IHSG pada hari ini akan bergerak variatif cenderung kembali melemah.
Bursa wallstreet Amerika Serikat (AS) pagi tadi di tutup melemah, hal ini berpotensi memberikan hawa kurang positif bagi pasar saham Asia. Dow Jones kembali turun 0,05%, S&P 500 melemah 0,11%, dan Nasdaq Composite berkurang 0,02%.
"Perkembangan (perundingan dengan China) memang baik, tetapi harus benar. Ini harus berguna bagi AS, jika tidak maka akan kami paksakan terus. Kami akan mencoba mendapatkan hasil yang baik, saya percaya itu bisa," lanjutnya, seperti dikutip dari Reuters.
Dari dalam negeri, aksi obral saham oleh investor asing pada perdagangan kemarin menjadi momok tersendiri bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sehingga harus terkoreksi. Asing mencatatkan jual bersih (net sell) cukup tinggi sebesar Rp 1,1 triliun di pasar reguler.
Selama sepekan, asing juga sudah mencatatkan net sell Rp 3,42 triliun juga di pasar reguler. Oleh karena itu pergerakan investor asing perlu diperhatikan karena akan cukup mempengaruhi IHSG.
Secara teknikal, IHSG mulai memasuki fase penurunan jangka pendek. Penurunan IHSG. Pola bintang malam (evening star) pada grafik candle stick menunjukkan IHSG bergerak menuju pelemahan.
![]() |
IHSG juga masih cenderung tertekan dalam jangka pendek, indeks masih bergerak di bawah rata-rata nilainya selama lima hari (moving average/MA5).
Ruang pelemahan masih terbuka mengingat indeks belum memasuki wilayah jenuh jual (oversold), berdasarkan indikator teknikal stochastic slow.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham
Most Popular