
Terus Jatuh 0,98%, IHSG Terburuk di Asia!
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
05 March 2019 11:31

Tekanan terhadap IHSG banyak disumbang oleh investor asing. Hingga berita ini diturunkan, investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 468 miliar di pasar saham tanah air. Sinyal perlambatan ekonomi dunia yang begitu kuat membuat investor asing berbondong-bondong keluar dari pasar saham Indonesia.
Selain itu, aksi jual investor asing juga datang seiring dengan pelemahan nilai tukar rupiah. Hingga berita ini diturunkan, rupiah melemah 0,11% di pasar spot ke level Rp 14.140/dolar AS.
Dolar AS memang sedang perkasa, ditunjukkan oleh indeks dolar AS yang menguat sebesar 0,07%. Dolar AS masih mendapatkan energi dari rilis angka pertumbuhan ekonomi AS yang menggembirakan. Pada Kamis lalu (28/2/2018), pembacaan awal untuk angka pertumbuhan ekonomi AS periode kuartal-IV 2018 diumumkan di level 2,6% (QoQ annualized).
Memang ada perlambatan dibandingkan capaian kuartal-III 2018 yang sebesar 3,4%, namun capaian pada kuartal-IV 2018 berhasil mengalahkan konsensus yang sebesar 2,2%, seperti dilansir dari Forex Factory.
Dengan pertumbuhan ekonomi AS yang masih oke di tengah perang dagang dengan China yang berkecamuk, pelaku pasar mulai menaruh harapan bahwa The Federal Reserve selaku bank sentral AS akan mengerek suku bunga acuan pada tahun ini.
Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 4 Maret 2019, kemungkinan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada tahun ini adalah sebesar 7,3%, lebih tinggi dibandingkan posisi mingu lalu yang sebesar 3,9%. Kemarin, probabilitasnya bahkan sempat menembus level dua digit.
Terhitung sejak angka pertumbuhan ekonomi AS dirilis, indeks dolar AS belum sekalipun melemah.
5 besar saham yang dilepas investor asing pada perdagangan hari ini adalah: PT Matahari Department Store Tbk/LPPF (Rp 168,7 miliar), PT Modernland Realty Ltd. Tbk/MDLN (Rp 70,2 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 53,7 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 43,9 miliar), dan PT Astra International Tbk/ASII (Rp 37,8 miliar).
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)
Selain itu, aksi jual investor asing juga datang seiring dengan pelemahan nilai tukar rupiah. Hingga berita ini diturunkan, rupiah melemah 0,11% di pasar spot ke level Rp 14.140/dolar AS.
Dolar AS memang sedang perkasa, ditunjukkan oleh indeks dolar AS yang menguat sebesar 0,07%. Dolar AS masih mendapatkan energi dari rilis angka pertumbuhan ekonomi AS yang menggembirakan. Pada Kamis lalu (28/2/2018), pembacaan awal untuk angka pertumbuhan ekonomi AS periode kuartal-IV 2018 diumumkan di level 2,6% (QoQ annualized).
Dengan pertumbuhan ekonomi AS yang masih oke di tengah perang dagang dengan China yang berkecamuk, pelaku pasar mulai menaruh harapan bahwa The Federal Reserve selaku bank sentral AS akan mengerek suku bunga acuan pada tahun ini.
Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 4 Maret 2019, kemungkinan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada tahun ini adalah sebesar 7,3%, lebih tinggi dibandingkan posisi mingu lalu yang sebesar 3,9%. Kemarin, probabilitasnya bahkan sempat menembus level dua digit.
Terhitung sejak angka pertumbuhan ekonomi AS dirilis, indeks dolar AS belum sekalipun melemah.
5 besar saham yang dilepas investor asing pada perdagangan hari ini adalah: PT Matahari Department Store Tbk/LPPF (Rp 168,7 miliar), PT Modernland Realty Ltd. Tbk/MDLN (Rp 70,2 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 53,7 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 43,9 miliar), dan PT Astra International Tbk/ASII (Rp 37,8 miliar).
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular