
Ekonomi AS Tumbuh Tinggi, Wall Street Akan Dibuka Menguat
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
01 March 2019 21:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street akan dibuka menguat pada perdagangan hari ini: kontrak futures Dow Jones dan S&P 500 mengimplikasikan kenaikan masing-masing sebesar 156 dan 15 poin, sementara indeks Nasdaq Composite diimplikasikan naik sebesar 46 poin.
Pelaku pasar masih bersuka cita merayakan tingginya angka pertumbuhan ekonomi AS. Kemarin (28/2/2018), pembacaan awal untuk angka pertumbuhan ekonomi AS periode kuartal-IV 2018 diumumkan di level 2,6% (QoQ annualized). Memang ada perlambatan dibandingkan capaian kuartal-III 2018 yang sebesar 3,4%, namun capaian pada kuartal-IV 2018 berhasil mengalahkan konsensus yang sebesar 2,2%, seperti dilansir dari Forex Factory.
Kini, investor menantikan rilis data Manufacturing PMI periode Februari 2019 versi ISM yang akan diumumkan pada pukul 22:00 WIB. Rilis data ini menjadi penting guna mengukur tekanan terhadap perekonomian AS yang disebabkan oleh perang dagang dengan China.
Berbicara mengenai perang dagang AS-China, perkembangannya bisa dibilang tak baik. Kemarin, World Trade Organization (WTO) memenangkan AS dalam gugatannya terhadap China terkait dengan pemberian subsidi agrikultur.
WTO menyatakan bahwa China memberikan subsidi yang berlebihan kepada petani beras dan gandum disana, melebihi nilai komitmen subsidi yang sudah disetujui sebelumnya. Lantas, WTO merekomendasikan China untuk mengubah kebijakannya di sektor agrikultur sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Sebelumnya, AS mengungkapkan bahwa langkah curang dari pihak China tersebut telah merugikan petani-petani di AS karena produknya menjadi kurang kompetitif di Negeri Panda.
China memprotes keras keputusan tersebut. Dalam pernyataan tertulis, Kementerian Perdagangan China berdalih bahwa program subsidi agrikultur dilakukan dalam koridor yang diperkenankan oleh WTO. Subsidi di sektor agrikultur, menurut China, juga sebuah praktik yang lumrah di berbagai negara. Oleh karena itu, China menyesalkan keputusan WTO yang memenangkan gugatan AS.
Ribut-ribut ini berpotensi membuat negosiasi dagang AS-China kian rumit. Apalagi, Presiden AS Donald Trump sudah menegaskan bahwa dirinya siap untuk keluar dari negosiasi dagang dengan China jika hasilnya tidak memuaskan.
"Saya selalu siap untuk keluar. Saya tidak pernah takut untuk keluar dari kesepakatan, termasuk dengan China," tegasnya kala memberikan konferensi pers terkait pertemuan tingkat tinggi dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Hanoi, Vietnam, Kamis (28/2/2019).
Segala perkembangan terkait hubungan dagang AS-China berpotensi menentukan posisi Wall Street pada saat penutupan perdagangan nanti.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Nantikan Data PDB AS, Wall Street Siap Tancap Gas
Pelaku pasar masih bersuka cita merayakan tingginya angka pertumbuhan ekonomi AS. Kemarin (28/2/2018), pembacaan awal untuk angka pertumbuhan ekonomi AS periode kuartal-IV 2018 diumumkan di level 2,6% (QoQ annualized). Memang ada perlambatan dibandingkan capaian kuartal-III 2018 yang sebesar 3,4%, namun capaian pada kuartal-IV 2018 berhasil mengalahkan konsensus yang sebesar 2,2%, seperti dilansir dari Forex Factory.
Kini, investor menantikan rilis data Manufacturing PMI periode Februari 2019 versi ISM yang akan diumumkan pada pukul 22:00 WIB. Rilis data ini menjadi penting guna mengukur tekanan terhadap perekonomian AS yang disebabkan oleh perang dagang dengan China.
Sebelumnya, AS mengungkapkan bahwa langkah curang dari pihak China tersebut telah merugikan petani-petani di AS karena produknya menjadi kurang kompetitif di Negeri Panda.
China memprotes keras keputusan tersebut. Dalam pernyataan tertulis, Kementerian Perdagangan China berdalih bahwa program subsidi agrikultur dilakukan dalam koridor yang diperkenankan oleh WTO. Subsidi di sektor agrikultur, menurut China, juga sebuah praktik yang lumrah di berbagai negara. Oleh karena itu, China menyesalkan keputusan WTO yang memenangkan gugatan AS.
Ribut-ribut ini berpotensi membuat negosiasi dagang AS-China kian rumit. Apalagi, Presiden AS Donald Trump sudah menegaskan bahwa dirinya siap untuk keluar dari negosiasi dagang dengan China jika hasilnya tidak memuaskan.
"Saya selalu siap untuk keluar. Saya tidak pernah takut untuk keluar dari kesepakatan, termasuk dengan China," tegasnya kala memberikan konferensi pers terkait pertemuan tingkat tinggi dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Hanoi, Vietnam, Kamis (28/2/2019).
Segala perkembangan terkait hubungan dagang AS-China berpotensi menentukan posisi Wall Street pada saat penutupan perdagangan nanti.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Nantikan Data PDB AS, Wall Street Siap Tancap Gas
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular