Nantikan Data PDB AS, Wall Street Siap Tancap Gas

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
29 August 2019 18:54
Wall Street akan dibuka menguat pada perdagangan hari ini.
Foto: Wall Street (AP Photo/Richard Drew)
Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street akan dibuka menguat pada perdagangan hari ini. Hingga pukul 18:30 WIB, kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan kenaikan sebesar 270 poin pada saat pembukaan perdagangan malam hari ini, sementara S&P 500 dan Nasdaq Composite diimplikasikan naik masing-masing sebesar 29 poin dan 101 poin.

Wall Street masih akan melaju di zona hijau pascasudah mencetak apresiasi pada perdagangan kemarin (28/8/2019), di mana indeks Dow Jones melesat 1%, indeks S&P 500 menguat 0,65%, dan indeks Nasdaq Composite naik 0,38%.

Peluang digelarnya negosiasi dagang AS-China secara tatap muka membuat aksi beli dilakukan investor di pasar saham Negeri Paman Sam.

Pada hari ini, Kementerian Perdagangan China mengatakan bahwa AS dan China sedang mendiskusikan pertemuan tatap muka yang dijadwalkan untuk bulan September.

Namun, jadi-tidaknya negosiasi dagang tatap muka tersebut akan ditentukan oleh apakah AS bisa menciptakan kondisi yang baik untuk negosiasi dagang tatap muka tersebut, seperti dilansir dari Reuters.

Walaupun tak menyebut secara gamblang, kondisi yang dimaksud China kemungkinan adalah AS membatalkan rencana untuk mengenakan bea masuk baru bagi produk impor asal Negeri Panda.

"Hal yang terpenting pada saat ini adalah untuk menciptakan kondisi yang baik untuk kedua belah pihak melanjutkan negosiasi," kata Juru Bicara Kementerian Perdagangan China Gao Feng, dilansir dari Reuters.



Agaknya, sulit untuk mengharapkan AS melunak seperti yang diinginkan China sehingga negosiasi dagang tatap muka kedua belah pihak besar kemungkinan akan batal digelar.

Sekadar mengingatkan, menjelang akhir pekan kemarin China mengumumkan pihaknya akan membebankan bea masuk bagi produk impor asal AS senilai US$ 75 miliar. Pembebanan bea masuk tersebut akan mulai berlaku efektif dalam dua waktu, yakni 1 September dan 15 Desember. Bea masuk yang dikenakan China berkisar antara 5%-10%.

Lebih lanjut, China juga mengumumkan pengenaan bea masuk senilai 25% terhadap mobil asal pabrikan AS, serta bea masuk sebesar 5% atas komponen mobil, berlaku efektif pada 15 Desember. Untuk diketahui, China sebelumnya telah berhenti membebankan bea masuk tersebut pada bulan April, sebelum kini kembali mengaktifkannya.

AS pun merespons dengan mengumumkan bahwa per tanggal 1 Oktober, pihaknya akan menaikkan bea masuk bagi US$ 250 miliar produk impor asal China, dari yang saat ini sebesar 25% menjadi 30%.

Sementara itu, bea masuk bagi produk impor asal China lainnya senilai US$ 300 miliar yang akan mulai berlaku pada 1 September (ada beberapa produk yang pengenaan bea masuknya diundur hingga 15 Desember), akan dinaikkan menjadi 15% dari rencana sebelumnya yang hanya sebesar 10%.

Pada pukul 19:30 WIB, pembacaan kedua atas angka pertumbuhan ekonomi AS periode kuartal-II 2019 akan dirilis. Pada pembacaan pertama, perekonomian AS diketahui tumbuh sebesar 2,1% (QoQ annualized).

Rilis data ini akan memberikan petunjuk kepada pelaku pasar terkait dengan seberapa signifikan perang dagang dengan China telah memengaruhi perekonomian AS.

Tidak ada pejabat The Federal Reserve (The Fed) yang dijadwalkan berbicara pada hari ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Dibayangi Klaim Sepihak Trump, Wall Street Akan Menghijau

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular