Rupiah Terkulai, IHSG 'Diseret' ke Zona Merah

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
27 February 2019 09:42
Rupiah Terkulai, IHSG 'Diseret' ke Zona Merah
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah 0,14% pada perdagangan hari ini. Pada pukul 9:25 WIB, pelemahan IHSG sudah melebar menjadi 0,17% ke level 6.530,13.

IHSG melemah kala seluruh bursa saham utama kawasan Asia ditransaksikan menguat: indeks Nikkei naik 0,49%, indeks Shanghai naik 0,84%, indeks Hang Seng naik 0,41%, indeks Straits Times naik 0,24%, dan indeks Kospi naik 0,15%.

Pasca diterpa aksi ambil untung pada perdagangan kemarin (26/2/2019), appetite investor untuk mengoleksi instrumen berisiko di kawasan Asia kembali bangkit. Pelaku pasar optimistis dalam menyambut pertemuan tingkat tinggi antara Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un yang akan digelar di Vietnam pada hari ini hingga esok hari.

Pasca keduanya melakukan pertemuan di Singapura pada tahun lalu, hubungan antara AS dan Korea Utara bisa dibilang pasang-surut. Korea Utara beberapa kali mengeluarkan pernyataan keras, menolak melakukan denuklirisasi tanpa adanya kompensasi apapun dari pihak AS.

Dalam pertemuan ini, pelaku pasar berharap akan ada kejelasan terkait dengan arah denuklirisasi oleh pihak Korea Utara.

Sekedar mengingatkan, ribut-ribut AS-Korea Utara seringkali membuat bursa saham dunia terkoreksi. Sejauh ini, perang dagang dengan China terbukti sudah membuat laju perekonomian AS melambat. Jika berbicara mengenai perang senjata nuklir dengan Korea Utara, dipastikan dampaknya akan lebih parah.

Wajar jika prospek perdamaian AS-Korea Utara cukup untuk membuat bursa saham Asia menguat.
Sayang, mata uang Garuda yang terkulai membuat IHSG tak bisa memanfaatkan momentum yang ada. Hingga berita ini diturunkan, rupiah melemah 0,14% di pasar spot ke level Rp 14.007/dolar AS. Penguatan selama 3 hari berturut-turut membuat rupiah diterpa tekanan jual pada hari ini. Dalam periode ini, rupiah menguat 0,5%.

Selain itu, kenaikan harga minyak mentah dunia juga menjadi momok bagi rupiah.  Hingga berita ini diturunkan, harga minyak mentah WTI kontrak pengiriman bulan April menguat 0,94% ke level US$ 56,02/barel, sementara minyak brent kontrak pengiriman bulan yang sama naik 0,61% ke level US$ 65,61/barel.

Kenaikan harga minyak mentah dunia tentu menjadi kabar buruk bagi rupiah karena dapat membuat defisit perdagangan migas yang kerap menjadi biang kerok bengkaknya defisit neraca berjalan (current account deficit/CAD) menjadi melebar.

Sebagai informasi, belum lama ini CAD periode kuartal-IV 2018 diumumkan senilai US$ 9,1 miliar atau 3,57% dari PDB, naik dari capaian kuartal-III 2018 yang sebesar 3,37% dari PDB. CAD pada kuartal-IV 2018 merupakan yang terparah sejak kuartal-II 2014.

TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular