Berharap Saham Reli setelah Damai Dagang? Bersiaplah Kecewa
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
26 February 2019 13:22

Jakarta, CNBC Indonesia - Perjanjian perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China dapat menyebabkan aksi jual di pasar jika kesepakatan itu tidak mengatur atau tidak menghapus bea impor yang ada, kata para pelaku pasar.
Presiden Donald Trump menunda kenaikan bea masuk terhadap barang-barang China menjelang batas waktu 1 Maret karena adanya kemajuan dalam pembicaraan perdagangan. Ia mengatakan pembicaraan itu produktif dan berharap dapat menandatangani perjanjian dengan Presiden China Xi Jinping.
Saham melonjak pada Senin setelah pengumuman pada akhir pekan itu, dengan Dow Jones naik sekitar 0,5% dalam perdagangan sore dan bursa China melambung lebih dari 5% semalam.
Tetapi beberapa ahli strategi mengatakan Trump bisa saja menyepakati perjanjian yang tidak memuaskan seluruh kekhawatiran AS, termasuk subsidi China untuk bisnisnya dan cara negara itu ia mengatur kekayaan intelektual.
"Pasar ekuitas semakin mem-price in kesepakatan parsial di tengah retorika positif baru-baru ini dari Gedung Putih. Dalam hal kesepakatan nyata tercapai, kami memperkirakan terjadi kenaikan 5-10% di bursa AS...," tulis ahli strategi ekuitas Bank of America.
"Di bawah kesepakatan parsial, kami memperkirakan akan terjadi reaksi spontan 'sell the news', dan perang dagang yang berkobar akan menghapus sebagian besar, jika tidak semua, kenaikan sepanjang tahun," dilansir dari CNBC International, Selasa (26/02/2019).
Para ahli strategi mencatat kesepakatan sebagian dapat mencakup beberapa perubahan di sekitar kekayaan intelektual, tetapi tidak ada perubahan dalam bea impor yang dikenakan di 2018 terhadap barang-barang China sebagai langkah penegakan hukum. China akan meningkatkan pembelian barang AS.
Kesepakatan yang nyata atau penuh akan mencakup perubahan yang lebih besar pada peraturan dan penegakan perlindungan kekayaan intelektual.
Ahli strategi Bank of America mengatakan survei terhadap beberapa fixed income fund manager menunjukkan mayoritas dari mereka mengharapkan jenis kesepakatan perdagangan sempit yang menghapus beberapa bea masuk yang ada. Hanya 13% mengatakan mereka mengharapkan kesepakatan untuk mengatasi masalah yang lebih luas, termasuk kekayaan intelektual.
"Bea imporlah yang memiliki dampak paling besar terhadap perekonomian," kata Peter Boockvar, kepala strategi investasi di Bleakley Financial.
"Saya pikir ini tergantung pada apa yang terjadi pada bea masuk yang ada. Apakah tarif yang ada dicabut atau apakah akan tetap diberlakukan sebagai langkah penegakan hukum. Pasar ingin bea masuk dihapuskan, jika Anda memiliki perjanjian dan tarif itu masih ada, hal itu tidak akan membuat orang senang."
Analis Bank of America memperkirakan bahwa sepertiga dari penurunan 3% dalam perkiraan pendapatan untuk 2019 adalah akibat dari pengenaan bea impor.
Ahli strategi Evercore ISI mengatakan belum ada pembicaraan tentang penghapusan bea masuk yang ada.
"Kami yakin 'kesepakatan' ini akan jauh dari memuaskan bagi sebagian besar keluhan struktural tentang bagaimana China berperilaku secara ekonomi. Dan penegakan hukum bila terjadi ketidakpatuhan masih jauh dari jangkauan. Jadi, perusahaan global akan tetap ragu tentang rencana baru pada investasi, produksi, perekrutan dan pengadaan," kata analis Evercore ISI.
Saksikan video mengenai penundaan kenaikan tarif AS terhadap China berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(prm) Next Article Semua Mata Tertuju pada Perundingan Dagang AS-China
Presiden Donald Trump menunda kenaikan bea masuk terhadap barang-barang China menjelang batas waktu 1 Maret karena adanya kemajuan dalam pembicaraan perdagangan. Ia mengatakan pembicaraan itu produktif dan berharap dapat menandatangani perjanjian dengan Presiden China Xi Jinping.
Saham melonjak pada Senin setelah pengumuman pada akhir pekan itu, dengan Dow Jones naik sekitar 0,5% dalam perdagangan sore dan bursa China melambung lebih dari 5% semalam.
"Pasar ekuitas semakin mem-price in kesepakatan parsial di tengah retorika positif baru-baru ini dari Gedung Putih. Dalam hal kesepakatan nyata tercapai, kami memperkirakan terjadi kenaikan 5-10% di bursa AS...," tulis ahli strategi ekuitas Bank of America.
"Di bawah kesepakatan parsial, kami memperkirakan akan terjadi reaksi spontan 'sell the news', dan perang dagang yang berkobar akan menghapus sebagian besar, jika tidak semua, kenaikan sepanjang tahun," dilansir dari CNBC International, Selasa (26/02/2019).
Para ahli strategi mencatat kesepakatan sebagian dapat mencakup beberapa perubahan di sekitar kekayaan intelektual, tetapi tidak ada perubahan dalam bea impor yang dikenakan di 2018 terhadap barang-barang China sebagai langkah penegakan hukum. China akan meningkatkan pembelian barang AS.
![]() |
Kesepakatan yang nyata atau penuh akan mencakup perubahan yang lebih besar pada peraturan dan penegakan perlindungan kekayaan intelektual.
Ahli strategi Bank of America mengatakan survei terhadap beberapa fixed income fund manager menunjukkan mayoritas dari mereka mengharapkan jenis kesepakatan perdagangan sempit yang menghapus beberapa bea masuk yang ada. Hanya 13% mengatakan mereka mengharapkan kesepakatan untuk mengatasi masalah yang lebih luas, termasuk kekayaan intelektual.
"Bea imporlah yang memiliki dampak paling besar terhadap perekonomian," kata Peter Boockvar, kepala strategi investasi di Bleakley Financial.
"Saya pikir ini tergantung pada apa yang terjadi pada bea masuk yang ada. Apakah tarif yang ada dicabut atau apakah akan tetap diberlakukan sebagai langkah penegakan hukum. Pasar ingin bea masuk dihapuskan, jika Anda memiliki perjanjian dan tarif itu masih ada, hal itu tidak akan membuat orang senang."
Analis Bank of America memperkirakan bahwa sepertiga dari penurunan 3% dalam perkiraan pendapatan untuk 2019 adalah akibat dari pengenaan bea impor.
Ahli strategi Evercore ISI mengatakan belum ada pembicaraan tentang penghapusan bea masuk yang ada.
"Kami yakin 'kesepakatan' ini akan jauh dari memuaskan bagi sebagian besar keluhan struktural tentang bagaimana China berperilaku secara ekonomi. Dan penegakan hukum bila terjadi ketidakpatuhan masih jauh dari jangkauan. Jadi, perusahaan global akan tetap ragu tentang rencana baru pada investasi, produksi, perekrutan dan pengadaan," kata analis Evercore ISI.
Saksikan video mengenai penundaan kenaikan tarif AS terhadap China berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(prm) Next Article Semua Mata Tertuju pada Perundingan Dagang AS-China
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular