Rupiah Perkasa, IHSG Kok Terkapar?

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
26 February 2019 13:01
Tak Bisa Manfaatkan Penguatan Rupiah
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Lebih lanjut, penguatan rupiah juga tak bisa dimanfaatkan oleh bursa saham dalam negeri. Aksi ambil untung tetap mendominasi jalannya perdagangan.

Hingga siang hari, rupiah menguat 0,29% di pasar spot ke level Rp 13.975/dolar AS. Jika bertahan hingga akhir perdagangan, maka rupiah akan berhasil ditutup di bawah level Rp 14.000/dolar AS untuk kali pertama sejak 8 Februari.

Kinerja rupiah terbantu oleh penurunan harga minyak mentah dunia. Hingga berita ini diturunkan, harga minyak mentah WTI kontrak pengiriman bulan April melemah 0,5% ke level US$ 55,2/barel, sementara minyak brent kontrak pengiriman bulan yang sama melemah 0,23% ke level US$ 64,6/barel.

Terpelesetnya harga minyak mentah dunia tentu menjadi kabar gembira bagi rupiah karena dapat membuat defisit perdagangan migas yang kerap menjadi biang kerok bengkaknya defisit neraca berjalan (current account deficit/CAD) menjadi menipis.

Sebagai informasi, belum lama ini CAD periode kuartal-IV 2018 diumumkan senilai US$ 9,1 miliar atau 3,57% dari PDB, naik dari capaian kuartal-III 2018 yang sebesar 3,37% dari PDB. CAD pada kuartal-IV 2018 merupakan yang terparah sejak kuartal-II 2014.

TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular