
Berencana Rights Issue, BULL Incar Dana Rp 935 M
tahir saleh, CNBC Indonesia
26 February 2019 10:03

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten pelayaran dan perkapalan PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) berencana menerbitkan sebanyak-banyaknya 3,40 miliar saham baru dengan skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Dalam prospektus yang dipublikasikan di media massa hari ini, Selasa (26/2/2019), perseroan juga akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 2 miliar saham hasil eksekusi waran yang menyertai penerbitan HMETD. Dana yang akan diperoleh dari aksi korporasi ini sebelum dieksekusinya waran mencapai Rp 935 miliar.
Dengan demikian, asumsi harga per saham yang ditetapkan ialah Rp 275/saham, atau harga di atas harga saham BULL pekan ini hingga 26 Februari 2019 yakni Rp 148/saham. Data Bursa Efek Indonesia mencatat, saham BULL sudah naik 19% di level Rp 150/saham per 26 Februari tersebut, dengan kapitalisasi pasar Rp 1,09 triliun.
Manajemen BULL menegaskan, rencana rights issue emiten yang dulunya bernama Buana Listya Tama ini akan mempengaruhi kondisi keuangan perseroan secara positif.
Rights issue, kata manajemen, akan meningkatkan kemampuan perseroan untuk ekspansi usaha dengan adanya tambahan dana investasi, kas dan aset sehingga akan berdampak positif pada laba perusahaan.
"Rights issue ini akan berpengaruh terhadap pemegang saham di mana para pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya untuk melakukan pembelian saham baru akan terdilusi hingga sebanyak banyaknya 31,78% setelah dilaksanakan HMETD," tulis manajemen BULL.
Dana hasil rights issue akan digunakan untuk penyertaan modal, biaya akuisisi, pembelian saham, dan penambahan aset. Untuk merealisasikan ini, Buana Lintas akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Kamis 4 April mendatang.
Wong Kevin, Direktur Utama Buana Lintas, mengatakan perseroan masih memiliki dana hasil Penawaran Umum Terbatas (PUT) II yang dilakukan pada 30 Mei 2018 yakni tersisa Rp 199,89 miliar. Pada PUT II tersebut, Buana Lintas memperoleh dana bersih mencapai Rp 327 miliar.
"Dalam rencana, dana digunakan untuk modal kerja Rp 140 miliar, dan pembelian kapal Rp 186,83 miliar. Sisa dana yang masih ada pada 31 Desember 2018 yakni Rp 199,89 miliar karena dana yang digunakan untuk pembelian kapal baru Rp 18,61 miliar," kata Kevin dalam keterbukaan informasi pada Januari lalu di BEI.
Hingga 30 September, pemegang saham terbesar BULL di antaranya UOB Kay Hian Hong Kong Tesco International Capital 13,75%, CSSEL PRBR AS Client AC for Cayman Fund 10,47%, PT Delta Royal Sejahtera 8,01%, PT Danatama Perkasa 7,81%, dan sisanya direksi dan komisaris.
Per September 2018, pendapatan Buana Lintas naik menjadi menjadi US$ 65,61 juta dari 2017 sebesar US$ 48,53 juta, sementara laba bersih juga naik menjadi US$ 10,05 juta dari September 2017 sebesar US$ 8,79 juta.
Simak prospek industri pelayaran bersama Ketua Umum DPP INSA, Carmelita Hartoto.
[Gambas:Video CNBC]
(hps) Next Article Tambal Likuiditas, Buana Lintas Akan Rilis Obligasi Rp 2,8 T
Dalam prospektus yang dipublikasikan di media massa hari ini, Selasa (26/2/2019), perseroan juga akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 2 miliar saham hasil eksekusi waran yang menyertai penerbitan HMETD. Dana yang akan diperoleh dari aksi korporasi ini sebelum dieksekusinya waran mencapai Rp 935 miliar.
Dengan demikian, asumsi harga per saham yang ditetapkan ialah Rp 275/saham, atau harga di atas harga saham BULL pekan ini hingga 26 Februari 2019 yakni Rp 148/saham. Data Bursa Efek Indonesia mencatat, saham BULL sudah naik 19% di level Rp 150/saham per 26 Februari tersebut, dengan kapitalisasi pasar Rp 1,09 triliun.
Manajemen BULL menegaskan, rencana rights issue emiten yang dulunya bernama Buana Listya Tama ini akan mempengaruhi kondisi keuangan perseroan secara positif.
Rights issue, kata manajemen, akan meningkatkan kemampuan perseroan untuk ekspansi usaha dengan adanya tambahan dana investasi, kas dan aset sehingga akan berdampak positif pada laba perusahaan.
"Rights issue ini akan berpengaruh terhadap pemegang saham di mana para pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya untuk melakukan pembelian saham baru akan terdilusi hingga sebanyak banyaknya 31,78% setelah dilaksanakan HMETD," tulis manajemen BULL.
Dana hasil rights issue akan digunakan untuk penyertaan modal, biaya akuisisi, pembelian saham, dan penambahan aset. Untuk merealisasikan ini, Buana Lintas akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Kamis 4 April mendatang.
"Dalam rencana, dana digunakan untuk modal kerja Rp 140 miliar, dan pembelian kapal Rp 186,83 miliar. Sisa dana yang masih ada pada 31 Desember 2018 yakni Rp 199,89 miliar karena dana yang digunakan untuk pembelian kapal baru Rp 18,61 miliar," kata Kevin dalam keterbukaan informasi pada Januari lalu di BEI.
Hingga 30 September, pemegang saham terbesar BULL di antaranya UOB Kay Hian Hong Kong Tesco International Capital 13,75%, CSSEL PRBR AS Client AC for Cayman Fund 10,47%, PT Delta Royal Sejahtera 8,01%, PT Danatama Perkasa 7,81%, dan sisanya direksi dan komisaris.
Per September 2018, pendapatan Buana Lintas naik menjadi menjadi US$ 65,61 juta dari 2017 sebesar US$ 48,53 juta, sementara laba bersih juga naik menjadi US$ 10,05 juta dari September 2017 sebesar US$ 8,79 juta.
Simak prospek industri pelayaran bersama Ketua Umum DPP INSA, Carmelita Hartoto.
[Gambas:Video CNBC]
(hps) Next Article Tambal Likuiditas, Buana Lintas Akan Rilis Obligasi Rp 2,8 T
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular