
Trump Bilang 'Kemahalan', Harga Minyak Terjun Bebas
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
26 February 2019 08:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Pagi hari ini (26/2/2019), harga minyak masih berada di zona hijau. Hingga pukul 08:15 WIB, harga minyak jenis Brent kontrak April kembali naik 0,29% ke posisi US$ 64,95/barel, setelah anjlok 3,25% kemarin (25/2/2019).
Sedangkan harga minyak jenis lightsweet (WTI) kontrak April juga menguat 0,09% ke posisi US$ 55,53/barel, setelah terjun 3,11% pada penutupan perdagangan sebelumnya.
Selama sepekan, harga minyak telah terpangkas sekitar 1,6% secara point-to-point. Sedangkan sejak awal tahun, harga emas hitam ini masih naik sekitar 21%.
Rebound harga minyak pada pagi hari ini terjadi setelah anjlok cukup parah pada perdagangan kemarin.
Bayang-bayang banjirnya pasokan minyak di pasar kembali menghantui para pelaku pasar.
Bagaimana tidak, pada minggu lalu produksi minyak Negeri Paman Sam kembali menembus rekor baru, yaitu sebesar 12 juta barel/hari.
Selain itu, kemarin malam (25/2/2019) Presiden AS, Donald Trump kembali berkomentar mengenai harga minyak yang sudah kelewat tinggi bagi dirinya.
"Harga minyak naik terlalu tinggi. OPEC, mohon rileks dan santai saja. Dunia tidak bisa menanggung kenaikan harga [minyak] - Rentan!" tulis Trump melalui akun Twitter pribadinya semalam.
Cuitan Trump ini membawa kembali awan kelabu ke atas kepala para pelaku pasar. Pasalnya ini sebuah indikasi bahwa AS masih akan terus meningkatkan produksi minyaknya dan membuat keseimbangan fundamental di pasar minyak global menjadi timpang.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(taa/hps) Next Article Sepekan Melejit 5% Lebih, Harga Minyak Dunia kini Terpeleset
Sedangkan harga minyak jenis lightsweet (WTI) kontrak April juga menguat 0,09% ke posisi US$ 55,53/barel, setelah terjun 3,11% pada penutupan perdagangan sebelumnya.
Selama sepekan, harga minyak telah terpangkas sekitar 1,6% secara point-to-point. Sedangkan sejak awal tahun, harga emas hitam ini masih naik sekitar 21%.
Rebound harga minyak pada pagi hari ini terjadi setelah anjlok cukup parah pada perdagangan kemarin.
Bayang-bayang banjirnya pasokan minyak di pasar kembali menghantui para pelaku pasar.
Bagaimana tidak, pada minggu lalu produksi minyak Negeri Paman Sam kembali menembus rekor baru, yaitu sebesar 12 juta barel/hari.
Selain itu, kemarin malam (25/2/2019) Presiden AS, Donald Trump kembali berkomentar mengenai harga minyak yang sudah kelewat tinggi bagi dirinya.
"Harga minyak naik terlalu tinggi. OPEC, mohon rileks dan santai saja. Dunia tidak bisa menanggung kenaikan harga [minyak] - Rentan!" tulis Trump melalui akun Twitter pribadinya semalam.
Cuitan Trump ini membawa kembali awan kelabu ke atas kepala para pelaku pasar. Pasalnya ini sebuah indikasi bahwa AS masih akan terus meningkatkan produksi minyaknya dan membuat keseimbangan fundamental di pasar minyak global menjadi timpang.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(taa/hps) Next Article Sepekan Melejit 5% Lebih, Harga Minyak Dunia kini Terpeleset
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular