Harga SUN Lemas Dilibas Sentimen Global

tahir saleh & Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
22 February 2019 22:01
Pelemahan harga Surat Utang Negara (SUN) kuat dipengaruhi oleh sentimen negatif akibat perlambatan ekonomi global yang semakin menunjukkan wujudnya.
Foto: Freepik
Jakarta, CNBC Indonesia - Meski pada penutupan perdagangan hari ini (22/2/2019) harga obligasi rupiah pemerintah tercatat melemah, namun pelemahannya menipis sejak saat pembukaan tadi pagi.

Pelemahan harga Surat Utang Negara (SUN) kuat dipengaruhi oleh sentimen negatif akibat perlambatan ekonomi global yang semakin menunjukkan wujudnya.

Kemarin, (21/2/2019), Amerika Serikat (AS) mengumumkan pertumbuhan pemesanan barang tahan lama periode Januari yang bertengger di posisi 0,1% MtM, lebih rendah dibanding prediksi konsensus yang sebesar 0,3% MtM.

Lebih lanjut, pembacaan awal untuk PMI manufaktur AS periode Februari versi Markit juga hanya berada di level 53,7, yang mana lebih rendah dari konsensus yang sebesar 54,9.

Bergeser ke Benua Kuning, hari ini juga tingkat inflasi Jepang periode Januari diumumkan sebesar 0,2% YoY, dan merupakan yang terlemah sejak Oktober 2017.

Kala perekonomian dunia melambat, risiko menaruh investasi di negara berkembang juga semakin tinggi. Tak heran yield obligasi pemerintah merangkak naik.

Seperti yang telah diketahui sebelumnya, pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder.

Data Refinitiv menunjukkan pelemahan harga SUN yang mana tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).

Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.

SUN adalah Surat Berharga Negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum.

Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun.

Pelemahan harga terjadi paling besar di seri FR0079 yang bertenor 20 tahun, dengan peningkatan yield 4,2 basis poin (bps) menjadi 8,34%. Sebagai informasi besaran 100 bps setara dengan 1%.

Yield Obligasi Negara Acuan 22 Feb 2019
SeriJatuh tempoYield 21 Feb 2019 (%)Yield 22 Feb 2019 (%)Selisih (basis poin)Yield wajar IBPA 22Feb'19
FR00775 tahun7,7577,7600,37,7185
FR007810 tahun7,9357,9572,27,8935
FR006815 tahun8,2348,2542,08,1960
FR007920 tahun8,2988,3404,28,2704
Avg movement2,175
Sumber: Refinitiv  

Koreksi di pasar obligasi pemerintah hari ini tidak tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) masih menguat.

Indeks tersebut naik 0,20 poin (0,09%) menjadi 240,89 dari posisi kemarin 240,68 .
Koreksi SBN hari ini juga membuat selisih (spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 527 bps, melebar dari posisi kemarin 526 bps.

Yield US Treasury 10 tahun turun lagi hingga 2,684% dari posisi kemarin 2,688%.

Terkait dengan pasar US Treasury, saat ini masih terjadi inversi antara seri 2 tahun dengan 5 tahun, yaitu lebih tingginya yield seri lebih pendek dibanding seri lebih panjang.

Inversi tersebut membentuk kurva yield terbalik (inverted yield curve), yang menjadi cerminan investor yang lebih meminati US Treasury seri panjang dibanding yang pendek karena menilai akan terjadi kontraksi jangka pendek, sekaligus indikator adanya potensi tekanan ekonomi bahkan hingga krisis.

Yield US Treasury Acuan 22 Feb 2019
SeriBenchmarkYield 21 Feb 2019 (%)Yield 22 Feb 2019 (%)Selisih (Inversi)Satuan Inversi
UST BILL 20193 Bulan2.4482,453 bulan-5 tahun-6
UST 20202 Tahun2.5292,5252 tahun-5 tahun1,5
UST 20213 Tahun2.5032,5033 tahun-5 tahun-0,7
UST 20235 Tahun2.5082,513 bulan-10 tahun-23,4
UST 202810 Tahun2.6882,6842 tahun-10 tahun-15,9
Sumber: Refinitiv

Dari pasar surat utang negara berkembang, penguatan terjadi hanya di Filipina, sedangkan koreksi terjadi di mayoritas negara seperti, Brasil, China, Malaysia, dan Singapura. Di negara maju, penguatan terjadi di Jepang, Inggris, Prancis, dan Jerman.

Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang
NegaraYield 21 Feb 2019 (%)Yield 22 Feb 2019 (%)Selisih (basis poin)
Brasil8,9793,00
China3,1433,1480,50
Jerman0,1280,11-1,80
Perancis0,5430,529-1,40
Inggris 1,2011,172-2,90
India7,5467,6086,20
Italia2,8292,8795,00
Jepang-0,038-0,04-0,20
Malaysia3,8853,8971,20
Filipina6,3796,346-3,30
Rusia8,448,440,00
Singapura2,1412,1662,50
Thailand2,52,50,00
Turki14,7414,86,00
Amerika Serikat2,6882,682-0,60
Afrika Selatan8,848,74-10,00
Sumber: Refinitiv

TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular