Damai Dagang Bakal Tercapai, Bursa Saham Asia Menghijau

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
22 February 2019 17:54
Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia menutup pekan dengan membukukan penguatan.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia menutup perdagangan pekan ini dengan membukukan penguatan. Indeks Shanghai naik 1,91%, indeks Hang Seng naik 0,65%, dan indeks Kospi naik 0,08%. Sementara itu, indeks Nikkei turun 0,18% dan indeks Straits Times turun 0,24%.

Bursa saham Benua Kuning ini menguat seiring dengan optimisme yang mewarnai jalannya negosiasi dagang AS-China. Sejak kemarin (21/2/2019), AS dan China menggelar negosiasi dagang tingkat tinggi di Washington, melibatkan dua tokoh penting yakni Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Wakil Perdana Menteri China Liu He.


Reuters memberitakan bahwa AS dan China sudah mulai menyusun nota kesepahaman untuk mengakhiri perang dagang yang sudah berjalan selama 7 bulan.

Delegasi kedua negara menyusun sebanyak enam nota kesepahaman yang mencakup berbagai isu yakni pemaksaaan transfer teknologi dan pencurian kekayaan intelektual, hak kekayaan intelektual, sektor jasa, nilai tukar, agrikultur, dan halangan non-tarif (non-tariff barrier) di bidang perdagangan, menurut dua sumber yang mengetahui masalah tersebut, seperti dilansir dari Reuters.

Kedua negara ingin mencapai kesepakatan paling lambat pada tanggal 1 Maret, yang merupakan tanggal berakhirnya periode gencatan senjata bidang perdagangan antara AS dan China.

Memang, sempat ada pemberitaan yang membuat investor deg-degan. Sumber-sumber yang mengetahui jalannya negosiasi dagang AS-China mengatakan bahwa Washington dan Beijing masih belum sepakat mengenai detil nota kesepakatan tersebut. Salah satu hal yang mengganjal adalah terkait dengan mekanisme pengawasan yang akan membuat China mematuhi seluruh kesepakatan yang telah diteken.

"Tidak mengejutkan kalau detail dari nota kesepakatan akan menjadi tantangan. Begitu Anda selesai dengan gambaran besar dan beralih ke hal-hal kecil, memang di situlah tantangannya," sebut salah seorang sumber tersebut.

Namun pada akhirnya, pelaku pasar tetap memandang positif negosiasi dagang kedua negara. Apalagi, Presiden AS Donald Trump akan menjamu Liu He pada Jumat hari ini di Gedung Putih.

Di sisi lain, kinerja bursa saham regional dibatasi oleh rilis data ekonomi Jepang yang tak menggembirakan. Pada pagi hari ini, tingkat inflasi periode Januari 2019 diumumkan di level 0,2% YoY, turun dari capaian bulan sebelumnya yang sebesar 0,3% YoY, seperti dilansir dari Trading Economics. Tingkat inflasi bulan Januari merupakan yang terlemah sejak Oktober 2017.

Lemahnya tingkat inflasi menunjukkan bahwa perekonomian Jepang sedang berada dalam tekanan.

Sebagai negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia, tekanan bagi perekonomian Jepang tentu akan menghantam laju perekonomian dunia.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Top! Awal Tahun Bursa Asia Hijau, Tanda akan Bangkitkah?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular