Sst...Trump dan Kim Akan Bertemu 4 Mata di Hanoi

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
22 February 2019 18:15
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un akan berkesempatan untuk makan dan bertemu empat mata.
Foto: Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berjalan bersama sebelum makan siang mereka selama pertemuan puncak di Hotel Capella di pulau resor Sentosa, Singapura, 12 Juni 2018. REUTERS / Jonathan Ernst
Washington, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un akan berkesempatan untuk makan dan bertemu empat mata di sela-sela pertemuan mereka di Hanoi, ibu kota Vietnam, pada pekan depan.

Keduanya juga diagendakan hadir di pertemuan lanjutan antara delegasi AS dan Korea Utara (Korut) yang diadakan di Hanoi di mana format pertemuannya akan mirip dengan pertemuan mereka di Singapura pada Juni tahun lalu.

"Presiden Trump sedang mencari [solusi terbaik], setelah benar-benar dalam beberapa hal [mampu] memecahkan kebekuan dengan Kim pada Juni lalu. Dia [Trump] berbicara secara lebih mendalam tentang masa depan yang dapat dinikmati Korea Utara jika menindaklanjuti komitmennya terhadap denuklirisasi akhir dan penuh,
kata kata seorang pejabat senior yang mengetahui informasi itu, Kamis (21/2/2019), dikutip The Straits Times.


Para negosiator dari kubu Trump, termasuk utusan khusus Stephen Biegun, tiba di Hanoi pada Kamis pagi dan tengah terlibat pembicaraan dengan kubu Korut untuk mencari solusi dari berbagai masalah menjelang pertemuan puncak yang akan diadakan pada Rabu dan Kamis pekan depan, 27-28 Februari.

Sst...Trump dan Kim Akan Bertemu 4 Mata di HanoiFoto: Edward Ricardo

Tim negosiator sedang mencari cara untuk memajukan empat pilar yang ditetapkan pada pertemuan di Singapura pada Juni tahun lalu. Keempat pilar itu yakni mengubah hubungan antara AS dan Korut, membangun rezim perdamaian permanen di semenanjung Korea, denuklirisasi lengkap di semenanjung Korea dan pengembalian sisa-sisa pasukan Amerika yang hilang atau terbunuh dalam Perang Korea.

Prioritas utama lainnya adalah meningkatkan pemahaman bersama antara Washington dan Pyongyang tentang apa itu denuklirisasi, kata seorang pejabat, mengutip the Straits Times. Tujuan Presiden Trump tetap mendesak adanya denuklirisasi akhir dan penuh atas Korea Utara, kata para pejabat itu.


"P
ada akhirnya ini adalah tentang denuklirisasi Korea Utara. Itulah tujuan utama yang ingin dicapai oleh Presiden Trump dengan pertemuan ini. Langkah ini penting menuju tujuan akhir itu," kata pejabat tersebut.

Selasa lalu, Trump mengatakan bahwa ia tidak terburu-buru mendesak agar Korea Utara melakukan denuklirisasi, selama keputusan itu pada ujungnya akan dilakukan.

Seorang pejabat AS mengklarifikasi pernyataan itu dengan mengatakan bahwa ketika Trump mengatakan dia tidak terburu-buru, artinya Trump "tidak mengarahkan kita untuk sepenuhnya terlibat dengan Korea Utara. Dia [Trump] pasti mengakui pentingnya masalah ini dan mendorong kita harus bergerak sejauh yang kita bisa," katanya.

AS juga terus mengupayakan deklarasi penuh dari Korut mengenai program nuklir dan misilnya, meskipun tidak mendesak.

"
Pada akhirnya, kita akan membutuhkan deklarasi penuh untuk menyelesaikan proses denuklirisasi, meskipun saya berharap itu akan terjadi sebelum akhir. Pada dasarnya ini adalah standar internasional tentang bagaimana seseorang dapat menangani masalah penghapusan senjata pemusnah massal," kata seorang pejabat.

Menurut sumber tersebut, penarikan pasukan AS dari Korea Selatan tidak akan dibahas dalam pertemuan nanti. Saat ditanya apakah Korut bernegosiasi dengan itikad baik, seorang pejabat menjawab "saya benar-benar berpikir kami sedang melakukan negosiasi nyata. Tidak semua orang membahas hal penting dalam putaran pertama negosiasi, di mana itu akan menjadi proses memberi dan menerima yang berkelanjutan sementara kami mencoba untuk mencari tahu apa komitmen penuhnya."


"
Saya tidak tahu apakah Korea Utara telah membuat pilihan untuk melakukan denuklirisasi tetapi alasan mengapa kami terlibat dalam hal ini adalah kami percaya ada kemungkinan bahwa Korea Utara akan membuat pilihan untuk sepenuhnya melakukan denuklirisasi," tambahnya.

Dalam wawancara televisi terpisah pada Kamis, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan bahwa denuklirisasi lengkap tetap menjadi tujuan pembicaraan, dan menolak gagasan adanya kompromi.

"
Itulah yang kita butuhkan untuk rakyat Amerika. Untuk menjaga rakyat Amerika tetap aman, kita harus mengurangi ancaman dari Korea Utara yang bersenjata nuklir, dan pada gilirannya kita dapat mengupayakan perdamaian dan keamanan di semenanjung dan masa depan yang lebih cerah bagi rakyat Korea Utara," kata Pompeo dalam sebuah wawancara dengan NBC.

Dia juga menambahkan bahwa sanksi terhadap Korea Utara akan tetap berlaku untuk saat ini. "Rakyat Amerika harus tahu bahwa kita memiliki sanksi ekonomi terberat yang pernah diberikan kepada Korea Utara, dan kita tidak akan melepaskan tekanan itu sampai kita yakin bahwa kita telah secara substansial mengurangi risiko itu," kata Pompeo.

Simak ulasan pertemuan Trump dan Kim.
[Gambas:Video CNBC]
 

(tas) Next Article Kontradiktif! Trump Ogah Batalkan Tarif Barang China

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular