
IHSG Jatuh Kala Bursa Saham Regional Menghijau, Ini Sebabnya
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
22 February 2019 16:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Dibuka melemah 0,3%, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan terakhir di pekan ini dengan memperlebar kekalahannya menjadi 0,56% ke level 6.501,38.
Kinerja IHSG berbanding terbalik dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang justru ditransaksikan menguat: indeks Shanghai naik 1,91%, indeks Hang Seng naik 0,65%, dan indeks Kospi naik 0,08%. Sementara itu, indeks Nikkei turun 0,18% dan indeks Straits Times turun 0,23%.
Bursa saham regional menguat seiring dengan optimisme yang mewarnai jalannya negosiasi dagang AS-China. Sejak kemarin (21/2/2019), AS dan China menggelar negosiasi dagang tingkat tinggi di Washington, melibatkan 2 tokoh penting yakni Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Wakil Perdana Menteri China Liu He.
Reuters memberitakan bahwa AS dan China sudah mulai menyusun nota kesepahaman untuk mengakhiri perang dagang yang sudah berjalan selama 7 bulan.
Delegasi kedua negara kini menyusun sebanyak 6 nota kesepahaman yang mencakup berbagai isu yakni pemaksaaan transfer teknologi & pencurian kekayaan intelektual, hak kekayaan intelektual, sektor jasa, nilai tukar, agrikultur, dan halangan non-tarif (non-tariff barrier) di bidang perdagangan, menurut 2 orang sumber yang mengetahui masalah tersebut, seperti dilansir dari Reuters.
Kedua negara ingin mencapai kesepakatan paling lambat pada tanggal 1 Maret, yang merupakan tanggal berakhirnya periode gencatan senjata bidang perdagangan antara AS dan China.
Memang, sempat ada pemberitaan yang membuat investor deg-degan. Sumber-sumber yang mengetahui jalannya negosiasi dagang AS-China mengatakan bahwa Washington dan Beijing masih belum sepakat mengenai detil nota kesepakatan tersebut. Salah satu hal yang mengganjal adalah terkait dengan mekanisme pengawasan yang akan membuat China mematuhi seluruh kesepakatan yang telah diteken.
"Tidak mengejutkan kalau detil dari nota kesepakatan akan menjadi tantangan. Begitu Anda selesai dengan gambaran besar dan beralih ke hal-hal kecil, memang di situlah tantangan-nya," sebut salah seorang sumber tersebut.
Namun pada akhirnya, pelaku pasar tetap memandang positif negosiasi dagang kedua negara. Apalagi, Presiden AS Donald Trump akan menjamu Liu He pada hari ini di Gedung Putih.
Kinerja IHSG berbanding terbalik dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang justru ditransaksikan menguat: indeks Shanghai naik 1,91%, indeks Hang Seng naik 0,65%, dan indeks Kospi naik 0,08%. Sementara itu, indeks Nikkei turun 0,18% dan indeks Straits Times turun 0,23%.
Bursa saham regional menguat seiring dengan optimisme yang mewarnai jalannya negosiasi dagang AS-China. Sejak kemarin (21/2/2019), AS dan China menggelar negosiasi dagang tingkat tinggi di Washington, melibatkan 2 tokoh penting yakni Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Wakil Perdana Menteri China Liu He.
Delegasi kedua negara kini menyusun sebanyak 6 nota kesepahaman yang mencakup berbagai isu yakni pemaksaaan transfer teknologi & pencurian kekayaan intelektual, hak kekayaan intelektual, sektor jasa, nilai tukar, agrikultur, dan halangan non-tarif (non-tariff barrier) di bidang perdagangan, menurut 2 orang sumber yang mengetahui masalah tersebut, seperti dilansir dari Reuters.
Kedua negara ingin mencapai kesepakatan paling lambat pada tanggal 1 Maret, yang merupakan tanggal berakhirnya periode gencatan senjata bidang perdagangan antara AS dan China.
Memang, sempat ada pemberitaan yang membuat investor deg-degan. Sumber-sumber yang mengetahui jalannya negosiasi dagang AS-China mengatakan bahwa Washington dan Beijing masih belum sepakat mengenai detil nota kesepakatan tersebut. Salah satu hal yang mengganjal adalah terkait dengan mekanisme pengawasan yang akan membuat China mematuhi seluruh kesepakatan yang telah diteken.
"Tidak mengejutkan kalau detil dari nota kesepakatan akan menjadi tantangan. Begitu Anda selesai dengan gambaran besar dan beralih ke hal-hal kecil, memang di situlah tantangan-nya," sebut salah seorang sumber tersebut.
Namun pada akhirnya, pelaku pasar tetap memandang positif negosiasi dagang kedua negara. Apalagi, Presiden AS Donald Trump akan menjamu Liu He pada hari ini di Gedung Putih.
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular