
Pasokan AS Naik, Harga Minyak Bergerak Variatif
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
21 February 2019 08:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah pada pagi hari ini (21/2) masih bervariasi.
Hingga pukul 08:30 WIB, harga minyak jenis Brent kontrak April melemah sebesar 0,19% ke posisi US$ 66,95/barel, setelah sebelumnya juga naik 0,95% kemarin (20/2).
Sementara harga minyak jenis lightsweet (WTI) kontrak Maret naik menguat 0,24% ke level US$ 57,3/barel, setelah ditutup menguat 1,91% pada perdagangan sehari sebelumnya.
Selama sepekan harga minyak telah naik sekitar 4,5% secara point-to-point. Sedangkan sejak awal tahun, harga si emas hitam masih tercatat naik sekitar 24%.
Hal ini terjadi pasca pemerintah Amerika Serikat mengatakan bahwa produksi minyak serpih Negeri Adidaya tersebut akan menembus rekor baru bulan depan.
Dalam laporan bulanan yang dirilis pada hari Selasa (19/2), Energy Information Administration (EIA) mengatakan bahwa produksi minyak serpih (shale oil) di 7 formasi utama diprediksi akan meningkat 84.000 barel/hari ke rekor tertingginya yang sebesar 8,4 juta barel/hari.
Pemerintah Tandatangani 3 WK Migas Baru
[Gambas:Video CNBC]
Namun, sentimen positif juga masih kuat memberi energi di pasar minyak dunia.
Seperti yang telah diketahui sebelumnya, OPEC bersama Rusia dan sekutu lainnya telah bersepakat untuk memangkas produksi minyaknya hingga 1,2 juta barel/hari mulai 2019.
Pada bulan Januari, dalam laporan bulanan yang dirilis OPEC beberapa waktu lalu, produksi minyak dari 14 negara anggota organisasi tersebut telah terpangkas 797.000 barel/hari, atau hanya kurang sedikit dari kesepakatan yang sebesar 800.000 barel/hari.
Hal ini membuat pelaku pasar semakin optimis bahwa OPEC akan benar-benar patuh pada hasil pertemuannya dengan Rusia pada 7 Desember 2018 silam.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(taa/hps) Next Article Sepekan Melejit 5% Lebih, Harga Minyak Dunia kini Terpeleset
Hingga pukul 08:30 WIB, harga minyak jenis Brent kontrak April melemah sebesar 0,19% ke posisi US$ 66,95/barel, setelah sebelumnya juga naik 0,95% kemarin (20/2).
Sementara harga minyak jenis lightsweet (WTI) kontrak Maret naik menguat 0,24% ke level US$ 57,3/barel, setelah ditutup menguat 1,91% pada perdagangan sehari sebelumnya.
Hal ini terjadi pasca pemerintah Amerika Serikat mengatakan bahwa produksi minyak serpih Negeri Adidaya tersebut akan menembus rekor baru bulan depan.
Dalam laporan bulanan yang dirilis pada hari Selasa (19/2), Energy Information Administration (EIA) mengatakan bahwa produksi minyak serpih (shale oil) di 7 formasi utama diprediksi akan meningkat 84.000 barel/hari ke rekor tertingginya yang sebesar 8,4 juta barel/hari.
Pemerintah Tandatangani 3 WK Migas Baru
[Gambas:Video CNBC]
Namun, sentimen positif juga masih kuat memberi energi di pasar minyak dunia.
Seperti yang telah diketahui sebelumnya, OPEC bersama Rusia dan sekutu lainnya telah bersepakat untuk memangkas produksi minyaknya hingga 1,2 juta barel/hari mulai 2019.
Pada bulan Januari, dalam laporan bulanan yang dirilis OPEC beberapa waktu lalu, produksi minyak dari 14 negara anggota organisasi tersebut telah terpangkas 797.000 barel/hari, atau hanya kurang sedikit dari kesepakatan yang sebesar 800.000 barel/hari.
Hal ini membuat pelaku pasar semakin optimis bahwa OPEC akan benar-benar patuh pada hasil pertemuannya dengan Rusia pada 7 Desember 2018 silam.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(taa/hps) Next Article Sepekan Melejit 5% Lebih, Harga Minyak Dunia kini Terpeleset
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular