
Bursa Singapura Masih Labil, Tunggu Hasil Pertemuan AS-China
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
21 February 2019 08:21

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Singapura pada perdagangan pagi ini dibuka stagnan. Volatilitas indeks Straits Times pagi ini masih terjadi dengan kecenderungan melemah sambil menyimak perkembangan pembicaraan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Indeks Straits Times, pada pukul 09.15 waktu setempat, tercatat mengalami koreksi 0,02% ke level 3.277,80. Saham DBS turun 0,76%, saham UOB turun 0,23%, dan saham ST Engginering turun 2,92%.
Pada perdagangan kemarin, pasar keuangan Asia masih merespons positif perundingan dagang AS-China yang akan berlangsun di Washington.
Setelah sepekan penuh menggelar dialog di Beijing, pekan ini kedua negara melanjutkannya di Washington. Pada Kamis dan Jumat waktu setempat, akan berlangsung pembicaraan tingkat menteri yang kabarnya akan merumuskan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) AS-China untuk menuju damai dagang.
Aura positif bertebaran dalam pertemuan tersebut. Presiden AS Donald Trump kembali menegaskan bahwa dirinya membuka opsi perpanjangan waktu 'gencatan senjata' yang seyogianya berakhir pada 1 Maret mendatang.
"Ada pembicaraan yang kompleks, tetapi semua berjalan sangat baik. Saya tidak bisa mengatakan, tetapi tanggal itu (1 Maret) bukan sesuatu yang magis. Banyak hal yang bisa terjadi," kata Trump kepada wartawan di Oval Office, mengutip Reuters.
Sebagai informasi, dalam pertemuan Trump dengan Presiden China Xi Jinping di Argentina awal Desember 2018 disepakati bahwa AS dan China tidak akan menaikkan bea masuk selama 90 hari yang berarti berakhir pada 1 Maret. Selama 90 hari itu, kedua negara akan mengadakan rangkaian dialog untuk mencapai kesepakatan damai dagang.
Apabila tidak tercapai kesepakatan, maka AS awalnya menegaskan bakal menaikkan tarif bea masuk untuk impor produk China senilai US$ 200 miliar dari 10% menjadi 25%. Namun kini Trump semakin melunak karena sepertinya perundingan dengan China berjalan di jalur yang benar.
"Saya hanya bisa bilang bahwa pembicaraan dengan China soal perdagangan berjalan dengan sangat-sangat baik," ujarnya.
Hawa damai dagang AS-China yang semakin terasa membuat pelaku pasar agresif berburu cuan di aset-aset berisiko.
(hps) Next Article Dialog AS-China Kandas, Straits Time Dibuka di Zona Hijau
Indeks Straits Times, pada pukul 09.15 waktu setempat, tercatat mengalami koreksi 0,02% ke level 3.277,80. Saham DBS turun 0,76%, saham UOB turun 0,23%, dan saham ST Engginering turun 2,92%.
Pada perdagangan kemarin, pasar keuangan Asia masih merespons positif perundingan dagang AS-China yang akan berlangsun di Washington.
Aura positif bertebaran dalam pertemuan tersebut. Presiden AS Donald Trump kembali menegaskan bahwa dirinya membuka opsi perpanjangan waktu 'gencatan senjata' yang seyogianya berakhir pada 1 Maret mendatang.
"Ada pembicaraan yang kompleks, tetapi semua berjalan sangat baik. Saya tidak bisa mengatakan, tetapi tanggal itu (1 Maret) bukan sesuatu yang magis. Banyak hal yang bisa terjadi," kata Trump kepada wartawan di Oval Office, mengutip Reuters.
Sebagai informasi, dalam pertemuan Trump dengan Presiden China Xi Jinping di Argentina awal Desember 2018 disepakati bahwa AS dan China tidak akan menaikkan bea masuk selama 90 hari yang berarti berakhir pada 1 Maret. Selama 90 hari itu, kedua negara akan mengadakan rangkaian dialog untuk mencapai kesepakatan damai dagang.
Apabila tidak tercapai kesepakatan, maka AS awalnya menegaskan bakal menaikkan tarif bea masuk untuk impor produk China senilai US$ 200 miliar dari 10% menjadi 25%. Namun kini Trump semakin melunak karena sepertinya perundingan dengan China berjalan di jalur yang benar.
"Saya hanya bisa bilang bahwa pembicaraan dengan China soal perdagangan berjalan dengan sangat-sangat baik," ujarnya.
Hawa damai dagang AS-China yang semakin terasa membuat pelaku pasar agresif berburu cuan di aset-aset berisiko.
(hps) Next Article Dialog AS-China Kandas, Straits Time Dibuka di Zona Hijau
Most Popular