
Target Produksi Flat, Indika Energy: Untuk Jaga Harga
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
20 February 2019 17:06

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Indika Energy Tbk (INDY) menargetkan produksi batubara sebesar 34 juta ton yang berasal dari Kideco Jaya Agung untuk 2019 ini. Target tersebut tidak berubah dari target tahun lalu.
"Tahun ini (target) produksinya sama dengan tahun lalu, karena kami mau lihat stabilitas di pasar, tapi kami fleksibel, mau naikkan ke 36 juta ton dari 34 juta ton bisa, tapi belum sekarang, karena kalau pasar terlalu dibanjiri nanti jadi oversupply dan harganya turun," ujar President Director and CEO Group Indika Energy Arsjad Rasjid dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, Rabu (20/2/2019).
Lebih lanjut, Arsjad mengatakan, di kalangan asosiasi pun tidak dipungkiri semua ingin harga batubara baik di tahun ini, tetapi memang setiap perusahaan memiliki kemampuan finansial yang berbeda-beda, terkadang ada perusahaan yang ingin meningkatkan produksi mereka karena ada kebutuhan finansial yang harus dipenuhi.
"Tetapi secara keseluruhan itu kembali lagi kepada bagaimana pengusaha batubara menjaga produksi dan harga untuk ke depannya," tutur Arsjad.
Adapun, sebelumnya, di tahun ini, perusahaan mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$ 315 juta pada 2019. Dana yang setara dengan Rp 4,4 triliun tersebut akan ditujukan untuk menambah modal ekspansi sejumlah anak usaha.
Lalu sebanyak US$ 98 juta dialokasikan untuk pembangunan tangki penampung (fuel storage) di Balikpapan, Kalimantan Timur. Pembangunan fuel storage itu bekerjasama dengan ExxonMobil.
Pembangunan tangki ini dilakukan oleh PT Kariangau Gapura Terminal Energi (KGTE), anak perusahaan tidak langsung Indika, yang telah menandatangani Storage Facility Service Agreement dengan PT ExxonMobil Lubricants Indonesia.
Sisanya, sekitar US$ 42 juta akan disebarkan kepada anak usaha dan kegiatan usaha lainnya. "Dengan proyeksi capex dan harga jual batu bara membaik. Kami proyeksi [bisnis] 2019 akan lebih baik," pungkas Arsjad.
Simak video soal kewajiban asuransi nasional untuk batu bara di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(gus) Next Article Indika Energy Terbuka untuk Revisi Target Produksi
"Tahun ini (target) produksinya sama dengan tahun lalu, karena kami mau lihat stabilitas di pasar, tapi kami fleksibel, mau naikkan ke 36 juta ton dari 34 juta ton bisa, tapi belum sekarang, karena kalau pasar terlalu dibanjiri nanti jadi oversupply dan harganya turun," ujar President Director and CEO Group Indika Energy Arsjad Rasjid dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, Rabu (20/2/2019).
"Tetapi secara keseluruhan itu kembali lagi kepada bagaimana pengusaha batubara menjaga produksi dan harga untuk ke depannya," tutur Arsjad.
Adapun, sebelumnya, di tahun ini, perusahaan mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$ 315 juta pada 2019. Dana yang setara dengan Rp 4,4 triliun tersebut akan ditujukan untuk menambah modal ekspansi sejumlah anak usaha.
Lalu sebanyak US$ 98 juta dialokasikan untuk pembangunan tangki penampung (fuel storage) di Balikpapan, Kalimantan Timur. Pembangunan fuel storage itu bekerjasama dengan ExxonMobil.
Pembangunan tangki ini dilakukan oleh PT Kariangau Gapura Terminal Energi (KGTE), anak perusahaan tidak langsung Indika, yang telah menandatangani Storage Facility Service Agreement dengan PT ExxonMobil Lubricants Indonesia.
Sisanya, sekitar US$ 42 juta akan disebarkan kepada anak usaha dan kegiatan usaha lainnya. "Dengan proyeksi capex dan harga jual batu bara membaik. Kami proyeksi [bisnis] 2019 akan lebih baik," pungkas Arsjad.
Simak video soal kewajiban asuransi nasional untuk batu bara di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(gus) Next Article Indika Energy Terbuka untuk Revisi Target Produksi
Most Popular