Perdagangan Bak Roller-Coaster, IHSG Akhirnya Tembus 6.500!

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
20 February 2019 16:55
Angin Segar dari Inggris Tambah Optimisme Investor
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Namun, isu perlambatan ekonomi dunia untuk sementara ini dikesampingkan dulu oleh investor. Pasalnya, selain ada hawa positif yang menyelimuti jalannya negosiasi dagang lanjutan antara AS dengan China, ada angin segar yang datang dari Inggris terkait dengan proses perceraian dengan Uni Eropa (Brexit).

Pada hari ini, Perdana Menteri Inggris Theresa May dijadwalkan bertemu dengan Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker di Brussels untuk mencoba merivisi klausul backstop yang merupakan bagian dari kesepakatan Brexit yang sebelumnya ditolak mentah-mentah oleh parlemen Inggris.

Sebelumnya pada hari Senin (18/2/2019), Menteri Brexit Stephen Barclay telah bertemu dengan pejabat Uni Eropa di Brussels untuk membicarakan hal tersebut.

Klausul backstop memang merupakan biang keladi dari ditolaknya proposal Brexit secara mentah-mentah oleh anggota parlemen Inggris. Backstop dibuat untuk mencegah adanya hard border antara Irlandia Utara (yang merupakan bagian dari Inggris) dan Irlandia (yang merupakan anggota Uni Eropa) jika Inggris dan Uni Eropa tak bisa menyepakati kesepakatan dagang dalam masa transisi selama 21 bulan setelah Brexit resmi dimulai pada Maret 2019.

Backstop menjadi masalah lantaran ada ketidakjelasan mengenai implementasinya. Bisa saja itu diterapkan selamanya walau nanti Inggris-Uni Eropa berhasil menyepakati kesepakatan dagang.

Selain itu, backstop akan membuat Irlandia Utara memiliki hubungan yang berbeda dengan Uni Eropa dibandingkan dengan bagian dari Inggris lainnya. Hal ini dianggap bisa mengancam kesatuan Inggris.

Jika klausul backstop bisa direvisi, ada kemungkinan parlemen akan memberikan restu terhadap proposal Brexit yang diajukan May sehingga no-deal Brexit bisa dihindari.

Lebih lanjut, terlepas dari ketidakpastian yang selama ini menyelimuti proses Brexit, ternyata data tenaga kerja Inggris masih oke. Kemarin, rata-rata pendapatan mingguan para pekerja di Inggris diumumkan tumbuh 3,4% YoY pada kuartal-IV 2018. Walaupun sedikit di bawah konsensus yang sebesar 3,5% YoY, pertumbuhan tersebut merupakan yang tercepat dalam lebih dari 1 dekade, seperti dilansir dari Trading Economics.

Sementara itu, tingkat pengangguran periode Desember 2018 diumumkan di level 4%, sesuai dengan ekspektasi. (ank/hps)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular