
Positifnya Damai Dagang & Brexit Bakal Hijaukan Pasar SUN
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
20 February 2019 08:17

Jakarta, CNBC Indonesia - Positifnya aura damai dagang AS-China dan ekspektasi lancarnya proses Brexit diprediksi dapat hijaukan lagi pasar surat utang negara (SUN) hari ini, Rabu (20/2/2019).
Maximilianus Nico Demus, Associate Director Research and Investment PT Pilarmas Investindo Sekuritas, mengatakan prediksi positif itu turut membuat tim risetnya merekomendasi beli (buy) kepada pelaku pasar surat utang hari ini.
Selain perkembangan damai dagang dan Brexit, tuturnya, momentum yang dinanti pelaku pasar hari ini adalah risalah FOMC (minutes of meeting) Federal Reserve yang akan keluar esok hari, terutama untuk melihat kebijakan bank sentral AS ke depannya.
"Tentu apabila pernyataan kalem (dovish), maka akan menjadi sesuatu pendorong positif (booster) yang ditunggu oleh pelaku pasar," ujar Nico dan tim dalam risetnya hari ini (20/2/19).
Potensi penguatan hari ini akan melanjutkan tren positif yang sudah tercipta sejak awal pekan ini di pasar obligasi pemerintah dalam denominasi rupiah.
Kemarin, pasar sekunder SUN juga mengapresiasi sentimen positif dari damai dagang, di mana pertemuan perwakilan AS dan China dijadwalkan akan berlanjut di Washington hingga Kamis pekan ini.
Di tengah pasar yang menghijau kemarin, pemerintah berhasil menerbitkan surat berharga syariah negara (SBSN/sukuk negara) senilai Rp 8,12 triliun.
Minat penawaran peserta bahkan menembus Rp 21,32 triliun dalam dalam lelang rutin tersebut.
Meskipun jumlah permintaan tersebut masih di bawah nilai rerata penerbitan SBSN sejak awal tahun Rp 8,8 triliun, nilai penerbitan masih di atas target indikatif pemerintah Rp 8 triliun.
Dalam lelang tersebut pemerintah hanya menerbitkan empat seri dari total lima seri yang dilelang.
Seri yang tidak diterbitkan adalah sukuk berbasis proyek (PBS) 022 yang jatuh tempo pada April 2034.
Untuk seri yang diterbitkan dalam lelang, masing-masing seri adalah surat perbendaharaan negara syariah (SPNS) 01082019 senilai Rp 1,3 triliun, PBS014 senilai Rp 2,8 triliun, PBS019 senilai Rp 1,62 triliun, dan PBS021 senilai Rp 2,4 triliun.
SPN adalah obligasi pemerintah jangka pendek dengan tenor kurang dari setahun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/tas) Next Article AS-China Makin Tak Jelas, Reli Harga SUN Berakhir
Maximilianus Nico Demus, Associate Director Research and Investment PT Pilarmas Investindo Sekuritas, mengatakan prediksi positif itu turut membuat tim risetnya merekomendasi beli (buy) kepada pelaku pasar surat utang hari ini.
Selain perkembangan damai dagang dan Brexit, tuturnya, momentum yang dinanti pelaku pasar hari ini adalah risalah FOMC (minutes of meeting) Federal Reserve yang akan keluar esok hari, terutama untuk melihat kebijakan bank sentral AS ke depannya.
"Tentu apabila pernyataan kalem (dovish), maka akan menjadi sesuatu pendorong positif (booster) yang ditunggu oleh pelaku pasar," ujar Nico dan tim dalam risetnya hari ini (20/2/19).
Potensi penguatan hari ini akan melanjutkan tren positif yang sudah tercipta sejak awal pekan ini di pasar obligasi pemerintah dalam denominasi rupiah.
Di tengah pasar yang menghijau kemarin, pemerintah berhasil menerbitkan surat berharga syariah negara (SBSN/sukuk negara) senilai Rp 8,12 triliun.
Minat penawaran peserta bahkan menembus Rp 21,32 triliun dalam dalam lelang rutin tersebut.
Meskipun jumlah permintaan tersebut masih di bawah nilai rerata penerbitan SBSN sejak awal tahun Rp 8,8 triliun, nilai penerbitan masih di atas target indikatif pemerintah Rp 8 triliun.
Dalam lelang tersebut pemerintah hanya menerbitkan empat seri dari total lima seri yang dilelang.
Seri yang tidak diterbitkan adalah sukuk berbasis proyek (PBS) 022 yang jatuh tempo pada April 2034.
Untuk seri yang diterbitkan dalam lelang, masing-masing seri adalah surat perbendaharaan negara syariah (SPNS) 01082019 senilai Rp 1,3 triliun, PBS014 senilai Rp 2,8 triliun, PBS019 senilai Rp 1,62 triliun, dan PBS021 senilai Rp 2,4 triliun.
SPN adalah obligasi pemerintah jangka pendek dengan tenor kurang dari setahun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/tas) Next Article AS-China Makin Tak Jelas, Reli Harga SUN Berakhir
Most Popular