
Maybank Indonesia Cetak Laba Rp 2,2 T di 2018, Tumbuh 21,6%
Yanurisa Ananta, CNBC Indonesia
18 February 2019 18:25

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) mencatatkan laba bersih setelah pajak dan Kepentingan Non Pengendali (PATAMI-Profit After Tax and Minority Interest) sebesar Rp2,2 triliun sepanjang 2018. Laba bersih itu naik 21,6% dibanding laba bersih periode sebelumnya.
"Pencapaian itu kita dapatkan di tengah perekonomian yang belum terlalu kondusif juga ekonomi global yang belum tumbuh seperti yang kita harapkan, namun Maybank Indonesia mencatatkan laba bersih setelah pajak dan kepentingan pengendali atau PATAMI sebesar Rp2,2 triliun atau naik 21,6% dibanding tahun sebelumnya," kata Taswin Zakaria, Presiden Direktur Maybank Indonesia saat konferensi pers kinerja tahun 2018, Senin (18/2/2019).
Adapun Laba Sebelum Pajak (PBT) melonjak 20,5% mencapai level baru, yaitu Rp3,0 triliun. Taswin melanjutkan, pertumbuhan laba ini juga dikontribusi dari pertumbuhan kredit sebesar 6,3% secara year-on-year (YoY) mencapai Rp133,3 triliun.
Kredit CFS-Non Ritel, yang terdiri dari kredit Mikro, Usaha Kecil & Menengah (UKM) dan Business Banking tumbuh 10,9% mencapai Rp58,3 triliun per 31 Desember 2018 dari Rp52,6 triliun tahun lalu. Sementara, kredit CFS Ritel meningkat 3,1% mencapai Rp44,0 triliun per Desember 2018 dari Rp42,7 triliun tahun lalu dan perbankan Global tumbuh sebesar 2,9% mencapai Rp31,0 triliun.
"Kami berupaya menyalurkan pinjaman secara selektif sekaligus ingin meningkatkan disiplin dalam pengelolaan modal juga likuiditas. Maybank Indonesia akan tetap pertahankan pertumbuhan perusahaan pada dua segmen utama, yaitu korporat banking dan UMKM, juga fokus ke ritel banking terutama optimalisasi teknologi," jelas Taswin.
Pertumbuhannya juga diharapkan akan didorong oleh peluncuran perbankan digital baru atau Maybank2U dan juga perubahan perbaikan website Maybank Indonesia yang akan diluncurkan dalam waktu dekat.
Rasio NPL gross mengalami perbaikan menjadi 5,29% atau turun dari periode sebelumnya 2,81%. Total DPK menurun sebesar 3,7% secara YoY menjadi Rp116,8 triliun. Namun, Taswin menegaskan, likuiditas perusahaan tetap memadai terkelola dengan baik.
"Hal ini bisa dilihat dari rasio secara bank saja yang memasukan komponen tambahan berupa pinjaman dan surat berharga yang diterbitkan ditambah obligasi subordinasi yang mana modified LDR bank saja sebesar 85,12% per Desember 2018," imbuh Taswin.
Marjin bunga bersih (NIM) perusahaan tercatat sebesar 5,24% atau naik 0,07% dari 2017 sebesar 5,17%. Sementara, Pendapatan Bunga Bersih (NII-Net Interest Income) naik 5,2% mencapai Rp8,1 triliun.
(roy/roy) Next Article Kredit Tumbuh 8-9%, Maybank Terbitkan Obligasi Rp 1 T
"Pencapaian itu kita dapatkan di tengah perekonomian yang belum terlalu kondusif juga ekonomi global yang belum tumbuh seperti yang kita harapkan, namun Maybank Indonesia mencatatkan laba bersih setelah pajak dan kepentingan pengendali atau PATAMI sebesar Rp2,2 triliun atau naik 21,6% dibanding tahun sebelumnya," kata Taswin Zakaria, Presiden Direktur Maybank Indonesia saat konferensi pers kinerja tahun 2018, Senin (18/2/2019).
Adapun Laba Sebelum Pajak (PBT) melonjak 20,5% mencapai level baru, yaitu Rp3,0 triliun. Taswin melanjutkan, pertumbuhan laba ini juga dikontribusi dari pertumbuhan kredit sebesar 6,3% secara year-on-year (YoY) mencapai Rp133,3 triliun.
"Kami berupaya menyalurkan pinjaman secara selektif sekaligus ingin meningkatkan disiplin dalam pengelolaan modal juga likuiditas. Maybank Indonesia akan tetap pertahankan pertumbuhan perusahaan pada dua segmen utama, yaitu korporat banking dan UMKM, juga fokus ke ritel banking terutama optimalisasi teknologi," jelas Taswin.
Pertumbuhannya juga diharapkan akan didorong oleh peluncuran perbankan digital baru atau Maybank2U dan juga perubahan perbaikan website Maybank Indonesia yang akan diluncurkan dalam waktu dekat.
Rasio NPL gross mengalami perbaikan menjadi 5,29% atau turun dari periode sebelumnya 2,81%. Total DPK menurun sebesar 3,7% secara YoY menjadi Rp116,8 triliun. Namun, Taswin menegaskan, likuiditas perusahaan tetap memadai terkelola dengan baik.
"Hal ini bisa dilihat dari rasio secara bank saja yang memasukan komponen tambahan berupa pinjaman dan surat berharga yang diterbitkan ditambah obligasi subordinasi yang mana modified LDR bank saja sebesar 85,12% per Desember 2018," imbuh Taswin.
Marjin bunga bersih (NIM) perusahaan tercatat sebesar 5,24% atau naik 0,07% dari 2017 sebesar 5,17%. Sementara, Pendapatan Bunga Bersih (NII-Net Interest Income) naik 5,2% mencapai Rp8,1 triliun.
(roy/roy) Next Article Kredit Tumbuh 8-9%, Maybank Terbitkan Obligasi Rp 1 T
Most Popular