Dibuai Damai Dagang AS-China, IHSG Melesat 1,2%

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
18 February 2019 13:07
Dibuai Damai Dagang AS-China, IHSG Melesat 1,2%
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Mengawali perdagangan pertama pekan ini, Senin (18/2/2019), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat hingga 1,2% ke level 6.466,04 pada penutupan sesi I di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Kinerja IHSG senada dengan bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 1,85%, indeks Shanghai naik 1,79%, indeks Hang Seng naik 1,51%, indeks Straits Times naik 0,76%, dan indeks Kospi naik 0,54%.

Pelaku pasar bersuka cita merayakan mesranya hubungan AS-China pascakedua negara selesai menggelar negosiasi dagang di Beijing sepanjang pekan lalu. Melalui sebuah cuitan di Twitter, Presiden AS Donald Trump menyebut bahwa dialog dagang dengan China telah mencapai banyak kemajuan.


"Baru saja bertemu dengan staf saya untuk membahas kesepakatan dagang dengan China. Kemajuan sudah diraih dalam begitu banyak hal. Negara ini punya potensi yang luar biasa untuk terus tumbuh ke level yang lebih tinggi!" cuit Trump melalui akun @realDonaldTrump.

Trump juga sudah berani sesumbar bahwa AS dan China bisa mencapai kesepakatan dagang dalam waktu dekat. Bahkan, Trump juga bicara mengenai potensi pencabutan bea masuk bagi impor produk-produk China.

"Kita sudah lebih dekat untuk menuju kesepakatan dagang. Saya akan merasa terhormat untuk menghapus berbagai bea masuk jika kesepakatan sudah tercapai," tegas Trump, mengutip Reuters.

Sejauh ini, balas-membalas bea masuk yang dilakukan kedua negara jelas sudah menyakiti perekonomian masing-masing, berikut perekonomian dunia. Jika sampai bea masuk tersebut dipangkas habis alias dihilangkan, tentu arus perdagangan dunia akan kembali pulih dan mendorong pertumbuhan ekonomi ke level yang lebih tinggi.

Dari kubu China, Presiden Xi Jinping yang menemui delegasi AS pada hari Jumat ikut membawa energi positif. Menurut Xi, berbagai kemajuan sudah diraih dalam perundingan selama sepekan di ibukota.


"Konsultasi antara dua pihak telah mencapai kemajuan. Saya berharap Anda semua akan melanjutkan upaya ini guna mencapai kesepakatan bersama. Win-win agreement," tutur Xi dalam pidato di Great Hall of the People, mengutip Reuters.

Sebagai informasi, sebagai tindak lanjut dari pertemuan di China pada pekan kemarin, negosiasi dagang lanjutan akan digelar di Washington pekan ini pada level menteri dan wakil menteri.

Rilis data ekonomi dari kawasan regional juga membantu IHSG mengakhiri sesi 1 di zona hijau.

Pada hari ini, pemesanan barang-barang mesin inti di Jepang periode Desember 2018 diumumkan hanya terkontraksi sebesar 0,1% MoM, jauh lebih baik dibandingkan konsensus yang memperkirakan kontraksi hingga 1,1% MoM, seperti dilansir dari Trading Economics.
Pascadilego oleh investor sepanjang pekan lalu, saham-saham bank BUKU 4 kini justru menjadi primadona: PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) naik 2,28%, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 2,24%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) naik 1,33%, dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) naik 1,05%.

Seiring dengan aksi beli atas saham-saham bank BUKU 4, indeks sektor jasa keuangan melesat hingga 1,2%.

Pergerakan rupiah yang mendukung membuat investor berani mengoleksi saham-saham bank BUKU 4, di samping juga kehadiran sentimen positif berupa damai dagang AS-China. Hingga siang hari, rupiah menguat 0,39% di pasar spot ke level Rp 14.085/dolar AS.


Dolar AS memang sedang loyo, ditunjukkan oleh indeks dolar AS yang melemah 0,13%. Pernyataan dari pejabat The Federal Reserve yang merupakan bank sentral AS membuat greenback dilego investor.

Presiden The Fed San Francisco Mary Daly menyiratkan bahwa bank sentral bisa saja tidak menaikkan suku bunga acuan pada tahun ini. Syaratnya adalah ekonomi AS melambat sehingga tekanan inflasi menjadi minimal.

"Jika ekonomi tumbuh, misalnya, 2% dan laju inflasi 1,9% dan tidak ada sinyal (tekanan harga) semakin besar, maka saya rasa belum saatnya menaikkan suku bunga (tahun ini)," kata Daly dalam wawancara dengan Wall Street Journal.

Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 17 Februari 2019, kemungkinan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada tahun ini adalah 1,8%, turun dari posisi 15 Februari yang sebesar 5,8%.

TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular