
Dibuai Damai Dagang AS-China, IHSG Melesat 1,2%
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
18 February 2019 13:07

Pascadilego oleh investor sepanjang pekan lalu, saham-saham bank BUKU 4 kini justru menjadi primadona: PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) naik 2,28%, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 2,24%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) naik 1,33%, dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) naik 1,05%.
Seiring dengan aksi beli atas saham-saham bank BUKU 4, indeks sektor jasa keuangan melesat hingga 1,2%.
Pergerakan rupiah yang mendukung membuat investor berani mengoleksi saham-saham bank BUKU 4, di samping juga kehadiran sentimen positif berupa damai dagang AS-China. Hingga siang hari, rupiah menguat 0,39% di pasar spot ke level Rp 14.085/dolar AS.
Dolar AS memang sedang loyo, ditunjukkan oleh indeks dolar AS yang melemah 0,13%. Pernyataan dari pejabat The Federal Reserve yang merupakan bank sentral AS membuat greenback dilego investor.
Presiden The Fed San Francisco Mary Daly menyiratkan bahwa bank sentral bisa saja tidak menaikkan suku bunga acuan pada tahun ini. Syaratnya adalah ekonomi AS melambat sehingga tekanan inflasi menjadi minimal.
"Jika ekonomi tumbuh, misalnya, 2% dan laju inflasi 1,9% dan tidak ada sinyal (tekanan harga) semakin besar, maka saya rasa belum saatnya menaikkan suku bunga (tahun ini)," kata Daly dalam wawancara dengan Wall Street Journal.
Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 17 Februari 2019, kemungkinan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada tahun ini adalah 1,8%, turun dari posisi 15 Februari yang sebesar 5,8%.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/tas)
Seiring dengan aksi beli atas saham-saham bank BUKU 4, indeks sektor jasa keuangan melesat hingga 1,2%.
Pergerakan rupiah yang mendukung membuat investor berani mengoleksi saham-saham bank BUKU 4, di samping juga kehadiran sentimen positif berupa damai dagang AS-China. Hingga siang hari, rupiah menguat 0,39% di pasar spot ke level Rp 14.085/dolar AS.
Dolar AS memang sedang loyo, ditunjukkan oleh indeks dolar AS yang melemah 0,13%. Pernyataan dari pejabat The Federal Reserve yang merupakan bank sentral AS membuat greenback dilego investor.
Presiden The Fed San Francisco Mary Daly menyiratkan bahwa bank sentral bisa saja tidak menaikkan suku bunga acuan pada tahun ini. Syaratnya adalah ekonomi AS melambat sehingga tekanan inflasi menjadi minimal.
"Jika ekonomi tumbuh, misalnya, 2% dan laju inflasi 1,9% dan tidak ada sinyal (tekanan harga) semakin besar, maka saya rasa belum saatnya menaikkan suku bunga (tahun ini)," kata Daly dalam wawancara dengan Wall Street Journal.
Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 17 Februari 2019, kemungkinan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada tahun ini adalah 1,8%, turun dari posisi 15 Februari yang sebesar 5,8%.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/tas)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular