
Asing 'Kabur' 6 Hari Berturut-Turut, IHSG Terkapar Lagi
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
15 February 2019 16:52

Dari dalam negeri, tekanan bagi IHSG datang dari rilis data perdagangan internasional periode Januari 2019. Pada pagi hari, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa ekspor turun sebesar 4,7% YoY sepanjang bulan lalu, lebih dalam dari konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yakni penurunan sebesar 0,61% YoY. Sementara itu, impor terkoreksi 1,83% YoY, juga lebih dalam dibandingkan konsensus yang memperkirakan koreksi sebesar 0,785% YoY.
Alhasil, defisit neraca dagang bulan Januari adalah senilai US$ 1,16 miliar, lebih dalam dari konsensus yang senilai US$ 925,5 juta. Defisit pada bulan Januari membengkak jika dibandingkan dengan defisit bulan Desember yang senilai US$ 1,03 miliar dan jika dibandingkan defisit Januari 2018 yang senilai US$ 756,02 juta.
Mengecewakannya kinerja ekspor sepanjang bulan lalu dipicu oleh kontraksi pada kedua pos pembentuknya, yakni migas dan non-migas. Sepanjang Januari 2019, ekspor migas anjlok 6,72% YoY, sementara ekspor non-migas melemah 4,5% YoY.
Dari sisi impor, terdapat tekanan bagi seluruh golongan penggunaan barang: impor barang konsumsi anjlok 10,39% YoY, impor bahan baku turun 0,11% YoY, dan impor barang modal turun 5,1% YoY.
Nilai impor barang konsumsi periode Januari 2019 (US$ 1,22 miliar) merupakan yang terendah sejak Juni 2018. Hal ini lantas merupakan indikasi dari lemahnya konsumsi masyarakat Indonesia.
Seiring dengan jebloknya impor barang konsumsi, saham-saham di sektor tersebut pun dilepas investor. Hingga akhir perdagangan, indeks sektor barang konsumsi melemah 0,93%, menjadikannya sektor dengan kontribusi terbesar bagi pelemahan IHSG.
Saham-saham barang konsumsi yang dilepas investor di antaranya: PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (-1,86%), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (-1,79%), PT Indofood Sukses Makmur Tbk/INDF (-1,66%), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk/ICBP (-0,71%), dan PT Kalbe Farma Tbk/KLBF (-0,63%). (ank/hps)
Alhasil, defisit neraca dagang bulan Januari adalah senilai US$ 1,16 miliar, lebih dalam dari konsensus yang senilai US$ 925,5 juta. Defisit pada bulan Januari membengkak jika dibandingkan dengan defisit bulan Desember yang senilai US$ 1,03 miliar dan jika dibandingkan defisit Januari 2018 yang senilai US$ 756,02 juta.
Mengecewakannya kinerja ekspor sepanjang bulan lalu dipicu oleh kontraksi pada kedua pos pembentuknya, yakni migas dan non-migas. Sepanjang Januari 2019, ekspor migas anjlok 6,72% YoY, sementara ekspor non-migas melemah 4,5% YoY.
Nilai impor barang konsumsi periode Januari 2019 (US$ 1,22 miliar) merupakan yang terendah sejak Juni 2018. Hal ini lantas merupakan indikasi dari lemahnya konsumsi masyarakat Indonesia.
Seiring dengan jebloknya impor barang konsumsi, saham-saham di sektor tersebut pun dilepas investor. Hingga akhir perdagangan, indeks sektor barang konsumsi melemah 0,93%, menjadikannya sektor dengan kontribusi terbesar bagi pelemahan IHSG.
Saham-saham barang konsumsi yang dilepas investor di antaranya: PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (-1,86%), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (-1,79%), PT Indofood Sukses Makmur Tbk/INDF (-1,66%), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk/ICBP (-0,71%), dan PT Kalbe Farma Tbk/KLBF (-0,63%). (ank/hps)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular